Rabu, 28 Agustus 2019

Lika Liku Hidup Alif



Karya:Alif fahmi irmawan
Mendung  yang menggelayut di langit.menutupi seluruh warna birunya dan hanya nampak awan gelap dan bunyi guntur .aku yang sedang terbaring dikasur dengan pikiran yang melayang layang karna terpikir suasana yang ada dirumahku.galau pun melanda pikiranku dan memikirkan bagaimana caranya aku bisa keluar dari semua ini.
aku merasa asrama ini bagaikan jeruji yang menghalangi langkah hidupku.aku pun menelpon orang tuaku dengan hp asrama.beberapa menit telah berlalu tapi orang tuaku tidak menjawab panggilanku dan mengirimkan pesan untuk kesini menjengukku.

Keesokan harinya aku kesekolah dengan kecewa sebab kemarin orang tuakutidak menjawab telponku dan tidak menjawab smsku.di kelas kami perwalian oleh wali kelas,mom ira .seusai perwalian mom ira keluar dari pintu kelas dengan jalannya dengan sedikit tegak.
sore pun telah tiba aku kembali keasrama dengan untuk mengganti baju untukolahraga.aku pun menuju kelapangan basket di gerbang asrama aku dtanya oleh temanku fadil bahwa orangtuaku sedang menunggu di gedung sekolah.tiba tiba hatiku deg dekan aku pun menuju ke gedung sekolah dan melihat ibuku sedang menunggu di gedung sekolah.
Sesampainya digedung sekolah aku pun langsung memeluk ibuku dan menangis
“umi....mauka’pulang” kataku dengan air mata yang membanjiri wajahku
Ibuku hanya terdiam dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Azan pun berkumandang. Aku tidak pergi ke musallah aku hanya merengek disamping ibuku dan hanya ingin  pulang. Ibuku pun mengusulkan untuk  pergi mengganti bajuku dan siap siap pergi sholat magrib dan ibuku akan membawaku pulang dan dia menungguku di gazebo.
Aku pun kembali keasrama untuk mengganti baju seperti yang di katakan ibuku.seusai mengganti baju aku pun menuju musallah untuk sholat magrib.sesudah magrib tanpa sholat sunnah aku langsung keluar musallah dan menuju gazebo.
di gazebo aku tidak melihat ibuku dan secara tiba tiba ternyata kak abidzar mengikutiku karna dari tadi melihatku menangis.air mata lagi lagi membanjiri wajahku. Aku langsung menuju ke gerbang utama dan menanyakan kepada satpam.
“pak.....sudah keluar mi tadi ibuku pakai baju hijau”kataku dengan tersedu seduh
“ohhhhhh dari tadi nak”kata pak satpam dengan terheran melihatku
Dengan hati yang marah aku kembali keasrama dan diikuti kak abidzar. Sebagai kakak sepupuku, Kak Abidzar terus menasehatiku untuk berhenti menangis. Saking marahnya aku, karna ibu telah membohongiku, spontan aku langsung mengambil batu dan memukul kepala kak abidzar sehiangga darah bercucuran dari kepalanya.
kak abidzar tidak merasa marah tapi malah terus menasehatiku .keesokan harinya kak abidzar tidak bisa pergi lomba karna sakit akibat ulahku. Impiannya pun kandas karena sekarang dia tidak bisa berfikir lagi seperti yang dulu dan melupakan seluruh materi OSN yang telah diajarkan dan kak Abidzar pun kehilangan impiannya untuk mencapai juara tingkat nasional karena ia diberhentikan dari kelas olimpiade.
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar