Karya:Alif fahmi irmawan
Mendung yang menggelayut di
langit.menutupi seluruh warna birunya dan hanya nampak awan gelap dan bunyi
guntur .aku yang sedang terbaring dikasur dengan pikiran yang melayang layang
karna terpikir suasana yang ada dirumahku.galau pun melanda pikiranku dan
memikirkan bagaimana caranya aku bisa keluar dari semua ini.
aku merasa asrama ini bagaikan jeruji yang menghalangi langkah hidupku.aku
pun menelpon orang tuaku dengan hp asrama.beberapa menit telah berlalu tapi
orang tuaku tidak menjawab panggilanku dan mengirimkan pesan untuk kesini
menjengukku.
Keesokan harinya aku kesekolah dengan kecewa sebab kemarin orang tuakutidak
menjawab telponku dan tidak menjawab smsku.di kelas kami perwalian oleh wali kelas,mom
ira .seusai perwalian mom ira keluar dari pintu kelas dengan jalannya dengan
sedikit tegak.
sore pun telah tiba aku kembali keasrama dengan untuk mengganti baju
untukolahraga.aku pun menuju kelapangan basket di gerbang asrama aku dtanya
oleh temanku fadil bahwa orangtuaku sedang menunggu di gedung sekolah.tiba tiba
hatiku deg dekan aku pun menuju ke gedung sekolah dan melihat ibuku sedang
menunggu di gedung sekolah.
Sesampainya digedung sekolah aku pun langsung memeluk ibuku dan menangis
“umi....mauka’pulang” kataku dengan air mata yang membanjiri wajahku
Ibuku hanya terdiam dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Azan
pun berkumandang. Aku tidak pergi ke musallah aku hanya merengek disamping
ibuku dan hanya ingin pulang. Ibuku
pun mengusulkan untuk pergi mengganti
bajuku dan siap siap pergi sholat magrib dan ibuku akan membawaku pulang dan
dia menungguku di gazebo.
Aku pun kembali keasrama untuk mengganti baju seperti yang di katakan
ibuku.seusai mengganti baju aku pun menuju musallah untuk sholat magrib.sesudah
magrib tanpa sholat sunnah aku langsung keluar musallah dan menuju gazebo.
di gazebo aku tidak melihat ibuku dan secara tiba tiba ternyata kak abidzar
mengikutiku karna dari tadi melihatku menangis.air mata lagi lagi membanjiri
wajahku. Aku langsung menuju ke gerbang utama dan menanyakan kepada satpam.
“pak.....sudah keluar mi tadi ibuku pakai baju hijau”kataku dengan tersedu
seduh
“ohhhhhh dari tadi nak”kata pak satpam dengan terheran melihatku
Dengan hati yang marah aku kembali keasrama dan diikuti kak abidzar. Sebagai
kakak sepupuku, Kak Abidzar terus menasehatiku untuk berhenti menangis. Saking
marahnya aku, karna ibu telah membohongiku, spontan aku langsung mengambil batu dan memukul kepala
kak abidzar sehiangga darah bercucuran dari kepalanya.
kak abidzar tidak merasa marah tapi malah terus menasehatiku .keesokan
harinya kak abidzar tidak bisa pergi lomba karna sakit akibat ulahku. Impiannya
pun kandas karena
sekarang dia tidak bisa berfikir lagi seperti yang dulu dan melupakan seluruh
materi OSN yang telah diajarkan dan kak Abidzar pun kehilangan impiannya untuk mencapai juara
tingkat nasional karena ia
diberhentikan dari kelas olimpiade.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar