Boarding Story #49
Arvin
Mahdi
LOBBY
Pagi itu sangatlah cerah, suara burung berkicau,mentari pagi muncul memancarkan sinar cerah hingga menembus jendela asrama dan menusuk mata seseorang. Adalah Ali,yang tertidur hingga sinar mentari mengenai matanya.Ali adalah pemuda tampan yang memiliki perawakan kurus,tidak tinggi dan juga tidak pendek serta rambut lurus yang berantakan seperti tidak pernah disisir .Ia sekarang duduk di bangku kelas 9. Ali pun terbangun,ia kemudian melihat ke arah jam.
“Aduh......ternyata
sudah jam 06.20” ucap Ali sambil mengusap matanya.
Ali segera bangun
dari kasurnya mengambil handuk kemudian berlari-lari di lorong asramanya menuju
kamar mandi.lorong asrama terlihat sepi karena banyak siswa lainnya sudah
berangkat ke sekolah.
“Keterlambatan
tersisa 10 menit,kalo begini aku bisa terlambat.Kenapa tidak ada yang
membangunkan ku sih ?” ucap Ali sambil mengguyur badannya dengan air.
Ali pun selesai
mandi kemudian berlari kecil ke kamarnya.
Keterlambatan pun
tersisa 5 menit lagi dan Ali masih mempersiapkan alat sekolahnya hingga
seseorang datang dan mendorong pelan pintu kamarnya.
“Assalamualaikum
!” ujar seseorang.
“Waalaikumussalam”
balas Ali
“Eh Rian,Kenapa
kau tidak membangunkanku” ucap Ali dengan nada kesal
“Jangan marah
dong,aku bukannya sengaja tidak membangunkan mu,tapi aku lupa.Salah mu sendiri
yang tertidur dasar bodoh” ujar Rian. Adalah Rian,orang yang menjengkelkan dan
suka menjahili siswa di kelas 9 sekaligus teman kamar Ali.Rian adalah orang
yang berpengaruh di kelas 9.Ia memiliki perawakan Tinggi,rambut yang
bergelombang dan kekar sehingga ia ditakuti.Rian juga akrab dengan kakak
kelas,sehingga ia lebih ditakuti.Rian pun meninggalkan kamar tersebut dan meninggalkan
Ali.
“Tak usah dipikiri
Ali,toh orangnya memang begitu” ucap seseorang yang masuk ke kamar Ali
setelah Rian pergi .”Eh Zaki!,apakah kau terlambat juga ?” ucap ali.”Iya,aku
ketiduran juga hehe” balas Zaki.”Yaudah kita berangkat bareng aja” ujar Ali. ”Oke”
sahut Zaki.Zaki juga merupakan sasaran empuk Rian.Mungkin karena dia terlihat
culun.Rambutnya yang lurus dan dipotong pendek setelinga.Dengan tinggi yang
kurang dari 160 cm serta badan yang gempal.
Setelah bercakap
ringan mereka pun berangkat ke sekolah.
Keterlambatan
tersisa 20 detik lagi,Ali dan Zaki pun berhasil tiba di sekolah dan nyaris di
foto karena terlambat.Mereka kemudian berjalan menaiki tangga dan menuju kelas.Terdengar
suara riuh dari masing-masing kelas,terdengar suara gelak tawa,ada yang
bercerita bersama temannya, dan ada juga yang mengaji.Mereka pun tiba di depan
pintu kelas dan nampak wali kelas mereka yang akan memulai perwalian.
“Assalamualaikum” ucap mereka berdua.
“Waalaikumussalam,Eh
kok kalian baru datang,bukannya kalian yang selalu datang pertama” ucap wali
kelas mereka.
“Maaf pak Rahmat,kami
ketiduran,semalam kami belajar untuk mempersiapkan UH MTK yang akan diadakan
hari ini” ucap salah satu dari mereka.
“Ya sudah,silakan
duduk di kursi kalian” ucap Pak Rahmat.
Pak Rahmat
merupakan Wali kelas dari kelas 9 Al-Qiyamah sekaligus guru Bindo Ali,Zaki dan juga Rian.Pak
Rahmat kemudian memulai perwalian.Mereka memerhatikan dengan saksama,laki-laki
usia lima puluhan itu dengan badan tinggi besar serta kumis lebar.Ekspresi
wajahnya tidak pernah membosankan.Pak Rahmat juga seorang yang humoris.Setelah
menjelaskan beberapa hal kepada anak muridnya,Pak Rahmat pun pamit dan
meninggalkan ruangan tersebut.
Sambil menunggu
guru MTK mereka,Ali dan Zaki berbincang terkait dengan UH MTK yang akan mereka
kerjakan nantinya.
“Apakah kau sudah
siap Ali ?” tanya Zaki.
“Insya Allah,aku
kan sudah mempelajari semua materinya” balas Ali.
“Kalau begitu
apakah kau bisa membantuku Ali ? aku belum terlalu paham” ucap Zaki.
“Iya,kalo begitu
ayo cepat,10 menit lagi Bu Dewi akan masuk” ucap Ali.
Mereka pun belajar
bersama-sama hingga 5 menit terakhir tiba-tiba seseorang datang.
“Ali,Zaki nanti
kalo UH dimulai bantu aku ya,soalnya aku belum belajar semalam”
“Kami tidak bisa
Rian.Itukan pelanggaran dan kalaupun kami mau pasti terlihat jelas kalo kami
membantumu,” ucap Ali.
“Kalian cukup
berikan kode saja seperti batuk atau kode jari atau apalah terserah kalian
intinya tidak ketahuan” balas Rian.
“Kami tidak mau
Rian.Kami akan terkena masalah kalo kami memberitahumu lagi pula,kami
mengajakmu belajar kemarin tapi kau tidak mau”. ucap Zaki.
“Aku akan mentraktir
kalian nanti malam” balas Rian.
“Kami tetap tidak
mau Rian” ucap mereka serentak.
“Huu ! dasar pelit,tunggu
saja kalian” balas Rian.
Rian pun
meninggalkan Ali dan Zaki sambil
mengejek mereka menggunakan gestur wajahnya.
Beberapa menit kemudian,Bu
dewi pun tiba.
“Assalamualaikum
anak-anak” ucap Bu Dewi.
“Waalaikumussalam
bu” balas anak kelas 9 Al-Qiyamah.
“Apakah kalian
sudah siap UH ? “ tanya Bu Dewi.
“Insya Allah bu”
ucap kelas 9 Al-Qiyamah walaupun ada sebagian murid yang menghela nafas.
“Ya sudah,ayo kita
mulai ujiannya” ucap Bu Dewi.
Siswa dan siswi
kelas 9 Al-Qiyamah pun memulai ujiannya.Terlihat Ali yang tidak kesulitan dalam
menjawab soal-soal MTK.Zaki terlihat kesulitan tetapi masih bisa menjawab
soal-soalnya.Dan Rian yang nampak kesusahan dan hanya bisa menggaruk kepalanya
yang tidak gatal seperti murid-murid lainnya yang tidak belajar.Di sela-sela
ujian terdengar suara Rian yang berbisik dari samping kanan meja Ali.
“Psst...psst
Ali...Ali..hei apa kau mendengarku” bisik Rian
Terdengar suara
dari Bu Dewi yang mengumumkan bahwa waktu ujian tersisa 2 menit lagi dan Ali
hanya fokus mengerjakan ujiannya serta mengabaikan suara bisikan Rian.
“Aku mohon Ali aku
janji tidak akan menggangu mu lagi” bisik Rian lagi.
Ali tetap tidak
meladeni Rian dan hanya diam sambil menunggu waktu pengumpulan kertas jawaban.
“Baiklah,kalo itu
mau mu” bisik Rian sekali lagi dengan nada yang seakan-akan mengancam.
Sekali lagi,Ali
hanya diam membisu dan tidak menghiraukan kata-kata Rian.
Waktu pengumpulan
kertas jawaban telah tiba.Dengan terpaksa siswa yang sudah pasrah dengan
jawaban mereka mengumpulkan kertasnya dengan berbagai macam ekspresi,ada yang
bermuka masam,cemberut dan ada juga yang tidak peduli termasuk Rian yang
bermuka masam.Ali dan Zaki merasa yakin dengan jawaban mereka dan mengumpulkan
kertas jawabannya dengan santai.
Bu Dewi kemudian
melihat-lihat jawaban para siswa dan terhenti ketika melihat kertas jawaban
Rian.
“Rian mengapa
kertas mu isinya kosong ?setidaknya kamu bisa menulis ulang soalnya seperti
murid lainnya untuk mendapat nilai tulis,tapi ini hanya kosong walaupun ada
tapi hanya nama dan kelasmu saja” ucap Bu Dewi dengan heran.
“Anu bu....saya
semalam tidak belajar” ucap Rian dengan terbata-bata.
Semua murid di
kelas menatap ke arah Rian.
“Mengapa kamu
tidak belajar,Rian? Bukannya kamu satu lorong dengan Ali dan Zaki.Kamu kan bisa
minta tolong sama mereka” tanya Bu Dewi.
“Maaf bu,kemarin
saya menonton bola,jadi tidak sempat belajar bu.” Jawab Rian dengan nada yang
lemas.
Raut wajah Bu Dewi
berubah yang awalnya bersahabat kini seolah-olah ingin melahap Rian.
Rian tahu bahwa Bu
Dewi adalah guru yang sangat benci siswa yang tidak memanfaatkan waktunya
dengan baik.Raut wajah Rian pucat karena ia pasti akan diberikan hukuman yang
berat.
“Baik Rian,karena
kamu membuang-buang waktu mu semalam dengan hal yang tidak berguna,ibu akan
memberikan hukuman.” ucap Bu Dewi dengan tegas.
Rian pun
mengangguk lemas.
“Pelajari semua
materi yang pernah ibu ajarkan ke kamu dan kalau kamu sudah siap.ibu akan
mengetes kamu.Jika ada yang salah maka ulangi dari awal” Ucap Bu Dewi.” Waktu
mu sampai jam istirahat”
“Baik bu” sahut
Rian.
Mata Rian sempat
melirik ke arah bangku Ali dan Zaki.Nampak Zaki yang menahan tawanya.
“Hei Zaki,Rian
melirik ke arah bangku kita dasar bodoh” bisik Ali.
“Terus kenapa ?
salah dia sendiri tidak belajar” balas Zaki
“dia kan selalu
menganggu kita,apalagi kau ingin menertawakannya,dia pasti meneror kita.”
“tinggal kita
laporkan saja kalo dia menganggu kita” balas zaki
Ali pun ber -puh
pelan.
Waktu pun berjalan.Rian
masih sibuk dengan hukumannya.Bu Dewi sedang memeriksa lembaran jawaban.Hingga
beberapa menit kemudian terdengar suara bunyi bel.
Triiinggg!!!
Semua murid pun
berlomba-lomba keluar kelas dan menuju kantin.Hukuman Rian juga sudah tuntas.
“Akhirnya bel
istirahat” ucap Zaki sambil meregangkan badannya.”Eh Rian kemana ?”
“Aku tidak tahu. Tadi
setelah menyelesaikan hukumannya,dia tiba-tiba dipanggil guru BK” Jawab Ali.
Mata Zaki
tiba-tiba membelalak.
“Eh kamu kenapa Zaki
?” tanya Ali.
“Bu-bukan apa-apa
kok” jawab Zaki sambil terbata-bata
Ali mengangkat
bahunya. Tidak peduli.
Mereka berdua
kemudian menuju ke kantin bersama. Setibanya disana mereka kemudian mengambil
snack dan menyantapnya bersama murid lainnya. Setelah memakan snack mereka bercanda
bersama murid lainnya,dan sehabis bercanda ria mereka pun pamit dan menuju ke
kelas duluan. Saat mereka tiba di depan pintu kelas,nampak Rian yang sudah
menunggu di dalam kelas dan suasana kelas saat itu sepi karena masih banyak
murid yang sedang mengonsumsi snack.
“Eh Rian,kok kamu
sudah di kelas ? bukannya kamu selalu datang terlambat ?” Tanya Zaki.
Ali pun juga heran
karena biasanya Rian yang paling akhir masuk dalam kelas saat istirahat.
“Aku sedang
menunggu seseorang” Jawab Rian dengan wajah yang datar.
Perasaan Zaki
mulai tidak enak.”ka-kamu menunggu siapa ?” Tanya Zaki dengan nada
terpatah-patah.
“Orangnya sudah
ada didepan ku” Jawab Rian sambil tersenyum.
Raut wajah Zaki
seketika menjadi pucat mendengar jawaban Rian.Ali yang menatap wajah sahabatnya
itu pun mulai merasakan sesuatu yang tidak beres dan raut wajah nya juga pucat.
“Apakah kalian
tahu alasan aku dipanggil ke BK ? tanya Rian dengan nada yang geram.
Ali pun menggeleng
tetapi Zaki hanya diam membisu.
“Kalo aku
bertanya,jawab dasar bodoh !”
Zaki pun mulai
menggerakkan bibirnya yang seolah-olah ada beban berat yang membuatnya susah
berbicara.
“Kau ketauhan
bermain laptop dikamar” Jawab Zaki dengan nada yang lesu.
“Ya betul,tapi apa
kau tahu siapa yang membuatku ketauhan ?” tanya Rian.
Sekali lagi Zaki
hanya terdiam dan menunduk.
“Hanya satu orang
saja yang mengetahui aku bermain laptop dikamar dan seseorang itu ada diantara
kalian”Jawab Rian terhadap pertanyaannya sendiri.
Ali merasa bingung
karena semalaman ia hanya belajar di lobby dan bukan di dalam kamar.Ia pun
menatap sahabatnya tersebut. Ali pun segera tersadar bahwa yang menangkap basah
Rian bermain laptop di kamar adalah Zaki karena seingatnya sahabatnya itu ke
kamar nya untuk mengambil bukunya yang ketinggalan.
“Nampaknya kau
sudah mengetahuinya Ali.Orang yang membuatku masuk ruang BK” ucap Rian.
Rian pun segera
mendekati Ali dan Zaki.Jarak antara Mereka dan Rian hanya 1 langkah
saja.Terlihat muka Rian yang murka.
“Kau juga yang
menertawakan aku saat pelajaran MTK tadi kan,Zaki ?” Tanya Rian
Zaki mengangguk
sebagai jawaban dari pertanyaan Rian.”Kau benar benar membuatku muak Zaki.Kau
mempermalukan ku hari ini dan membuatku mendapat SP 1 dari sekolah,kau hanya pecundang
yang tidak berguna dan selalu menempel ke kutu buku itu” ucap Rian sambil
menunjuk Ali.
“Kau hanya
dimanfaatkan oleh dia Ali,dia hanya memanfaatkan kepintaranmu” ucap Rian.
Mendengar jawaban
Rian,Zaki sudah tidak tahan lagi yang awalnya dia merasa ada beban berat di
mulut dan sekarang beban tersebut seakan-akan terlepas.
“Aku tidak salah
melaporkan mu,salah mu sendiri yang bermain laptop di kamar itukan melanggar
aturan dan bukan aku saja yang menertawakan mu saat pelajaran MTK tapi banyak
murid lainnya.Aku juga tidak memanfaatkan Ali,dia benar-benar sahabatku,aku
mendekatinya karena bukan dia pintar tetapi dia selalu mendengarkan ku saat
berbicara dan dia selalu menemaniku saat kesepian.Itulah yang disebut Sahabat
bukan orang yang selalu menyuruh-nyuruh dan menjahili orang lain yang lebih
lemah darinya.KAU HANYALAH ORANG YANG SEHARUSNYA TIDAK PANTAS HIDUP DI DUNIA
INI” Ucap Zaki dengan tegas.
Ucapan Zaki
barusan membuat Ali terharu.Berbeda dengan Rian,mendengar ucapan Zaki barusan
membuatnya semakin geram.
“KALIAN BERDUA
HANYALAH ORANG BODOH DAN MENJENGKELKAN” Teriak Rian.Sebelum Teriakan tersebut
habis,Rian segera berlari dan mendorong Zaki hingga terjatuh ke lantai.
BUUUGH!!!
Zaki terlentang di
lantai,Benturan yang dialami Zaki tidak cukup parah,tetapi cukup membuatnya
kesakitan.
Suara barusan
membuat semua murid yang berada di dekat kelas segera mendatangi sumber
suara tersebut .Kelas Al-Qiyamah segera
di kerumuni oleh sekumpulan murid tetapi hanya di pintu kelas saja,tidak ada
yang berani masuk ke dalam kelas.Ali segera menolong Zaki yang masih
terlentang.
“Hei kenapa kau
mendorongnya Rian,Zaki hanya membela dirinya,dia hanya mengatakan fakta
sebenarnya,dia tidak memukulmu atau yang lainnya.” Ucap Ali.
Rian terlihat
tertawa kecil.” Salah dia sendiri,lihatlah badannya yang gempal itu,dengan
badan seperti itu dia mudah saja didorong oleh orang lain” Ujar Rian.
Mendengar hal
tersebut membuat Ali sangat marah,ia tidak setuju sahabatnya dihina.Karena
tidak bisa mengendalikan emosinya,Ali segera mendorong Rian yang masih sibuk
tertawa dan membuat Rian terjatuh dan membentur kursi kemudian terjatuh ke
lantai.”Rasakan itu karena sudah menghina sahabatku”Ucap Ali.Melihat hal
tersebut membuat semua murid yang menontonnya berseru kaget.Itu dorongan keras
yang membuat pelipis Rian berdarah,namun berkat tubuh nya yang atletis membuat
Rian masih bisa berdiri walaupun kesakitan.Tidak terima didorong dan
dipermalukan depan umum,Rian segera meninju Ali dan telak mengenai hidung nya
hingga membuat hidung Ali berdarah dan pingsan.Ali segera terbaring ke lantai.
Melihat kejadian
itu membuat seluruh murid terkejut dan diantara murid-murid tersebut segera
masuk Pak Rahmat dan Pak Akbar yang merupakan guru BK saat itu.Ternyata selama
konflik tersebut berlangsung,ada murid yang segera melapor ke ruang BK dan
kebetulan ada Pak Rahmat di ruangan tersebut.Pak Rahmat dan Pak Akbar segera memikul
dan membawa Ali ke UKS sekolah.Sebelum ke UKS,Pak Akbar menyuruh Rian menunggu
di ruangannya.Ali pun segera dirawat UKS dan masih belum siuman.Hidung Ali
segera di beri obat dan kemudian di perban.Setelah membawa Ali,Pak Akbar
berpamitan kepada Pak Rahmat.Pak Akbar segera menuju ke ruangannya dan terlihat
Rian yang menunggu.Pak Akbar pun menegur dan memberitahu Rian bahwa tindakannya
tersebut membuatnya mendapatkan SP 3,sekali lagi melanggar Rian akan di DO.
Beberapa jam
berlalu....
Ali akhirnya
siuman dan semua murid yang ada di sekolah sudah pulang dan siap-siap untuk
sholat ashar.Terlihat Zaki yang ada disamping Ali.
“Hei Ali,apa kau
sudah baikan ?” tanya Zaki.”Alhamdulillah” balas Ali.”Aku akan membantumu ke
UKS asrama,luka di hidung mu tidak sepenuhnya sembuh” ucap Zaki.Ali mengangguk
pelan.
Setibanya di
asrama sudah ada petugas UKS yang menunggu.Petugas tersebut bernama Ustadz
Zaid.Ustadz Zaid memiliki tubuh yang gempal dan memiliki janggut lebat.Ustadz
Zaid ternyata telah diberitahu oleh Pak Rahmat bahwa Ali mengalami perkelahian
dan nyaris membuat hidungnya patah.
Setelah membantu
Ali,Zaki segera ke masjid dan sholat ashar.Ali pun istirahat dan dirawat di UKS
asrama.
Waktu pun berjalan
dan Matahari telah tenggelam di kaki langit dan berubah menjadi malam.Ali
berbaring di ranjang UKS sambil membaca novel pemberian Zaki.Zaki sesekali
menjenguk Ali untuk menanyakan kabarnya.Ali terlihat serius membaca novel hingga
Ustadz Zaid menyuruhnya segera tidur.Ali
bangkit dari kasur lalu berwudhu kemudian tidur.
Malam itu
seharusnya malam yang nyenyak untuk Ali tapi saat tengah malam tiba-tiba ia
terbangun.Ia merasakan tubuhnya seperti mendidih bagai air yang direbus.Tidak
tahan dengan itu,Ali segera keluar dari UKS dan beruntung masih ada Ustadz Zaid
yang duduk di mejanya sambil menggunakan laptop.
“Ali kenapa kamu
belum tidur ? tanya Ustadz Zaid.
“Badan ku terasa
panas sekali ustadz seperti terbakar” jawab Ali dengan lemas.Mendengar
itu,Ustadz Zaid segera mengecek suhu badan Ali dan ternyata ia mengalami demam
tinggi yang disebabkan oleh infeksi hidungnya.Ustadz Zaid segera mengambil
kunci mobil dan membawa Ali secepatnya ke rumah sakit.Setibanya dirumah
sakit,Ali segera di bawa ke IGD.Sembari menunggu,Ustadz Zaid menghubungi Pak
Rahmat bahwa Ali sekarang di rawat di rumah sakit.Sebelum Ustadz Zaid
menyelesaikan kalimatnya Pak Rahmat sudah menutup telepon dan segera menuju ke
rumah sakit.
Beberapa menit
kemudian,Pak Rahmat telah tiba di rumah sakit”Maaf tiba-tiba menelepon
bapak”.ucap Ustadz Zaid.”bukan itu yang penting sekarang,Bagaimana keadaan Ali
Ustadz ?” tanya Pak Rahmat dengan nafas yang terengah-engah.”Alhamdulillah
kondisi nya sudah stabil” Jawab Ustadz Zaid.Pak Rahmat pun mengucapkan kalimat
syukur kepada Tuhan yang maha esa.
“Apa bapak mau
menghubungi orang tua Ali” tanya Ustadz Zaid.”Untuk sekarang tidak usah,nanti
pagi kita hubungi” jawab Pak Rahmat.”Kalau begitu bapak pulang saja,biar saya
yang menemani Ali,bapak butuh istirahat,besok kan bapak mengajar” ucap Ustadz
Zaid.Pak Rahmat mengangguk kemudian berpamitan.
Malam pun berlalu
hingga matahari muncul di kaki langit.Ustadz Zaid baru selesai dari sholat subuh.Ia
kemudian mengecek keadaan Ali.”Ali,apakah kamu sudah baikan ?” tanya Ustadz
Zaid.”Kepala ku masih pusing ustadz” jawab Ali.”Ya sudah kamu istirahat saja
nanti Pak Rahmat akan menelepon orang tua mu” ujar Ustadz Zaid.Ali mengangguk
pelan.
Di sekolah....
Pak Rahmat yang
baru tiba di sekolah setelah ceklok ia segera menelepon ayah Ali dan memberi
tahu kondisi Ali.Setelah menelepon,Pak Rahmat melanjutkan kegiatannya sebagai
walas dan guru.
Awalnya Pak Rahmat
menjalankan kegiatannya seperti biasa tetapi,seseorang tiba-tiba
menelepon.”Halo Pak Rahmat,seseorang mau bertemu dengan bapak”Ucap seseorang
dari seberang telpon.”Baik Ustadz Riswan saya akan segera kesana” balas Pak
Rahmat.Ustadz Riswan merupakan pembina asrama Ali dan Zaki juga Rian.Ia
memiliki perawakan tinggi besar dan seperti pembina lain ia memiliki janggut
yang lebat.
Setibanya di depan
gerbang asrama terlihat Ustadz Riswan yang sedang bersiap-siap untuk pergi.”Pak
Arya ada di lobby,bapak masuk saja,saya mau ke pasar jadi tidak sempat
menemani”ucap Ustadz Riswan.Pak Rahmat segera masuk ke lobby dan duduk di depan
seseorang tersebut.”Mohon maaf,apa Pak Arya butuh bantuan atau menanyakan
sesuatu” tanya Pak Rahmat dengan sopan.Pak Arya merupakan ayah dari Ali.Ia
merupakan seorang dokter yang terkemuka dengan badan yang tinggi dan berwibawa.”Saya
ingin menanyakan beberapa hal dan mungkin akan sedikit menyindir”Jawab Pak Arya
dengan suara yang berwibawa.Pak Rahmat menghelas nafas mendengar jawaban Pak
Arya.”Saat bapak menelpon bahwa Ali masuk rumah sakit tadi malam,mengapa bapak
tidak menelepon saya ? saya kan seorang dokter juga dan juga seorang ayah yang
mempunyai kewajiban menjaga anaknya.Saya membawa anak saya ke sekolah ini agar
ia bisa belajar dan mandiri dan alasan saya memilih sekolah ini karena sekolah
ini terkenal dengan murid-muridnya yang tidak melakukan bullying.Saya membawa
Ali ke sekolah ini dengan keadaan bersih dan fisik yang sehat tapi kenapa sekarang
dia babak belur bahkan hidungnya nyaris patah” Ucap Pak Arya dengan nada yang
tegas.”Maaf Pak atas segala tidak kenyamanan ini.Saya menelepon bapak di pagi
hari untuk menghindari timbulnya kepanikan yang mungkin bisa membahayakan
bapak.Saya juga meminta maaf atas kurangnya pengawasan kami terhadap
murid-murid sehingga terjadi hal buruk yang menimpa Ali.Kami benar-benar
menyesal atas kejadian yang menimpa Ali.Ali merupakan salah satu siswa terbaik
kami bahkan kami mendengar kalau yang membuat ananda Ali berada di rumah sakit karena
ia berusaha membela temannya yang seharusnya dia tidak ada urusan dengan
masalah temannya tersebut” Ucap Pak Rahmat dengan suara yang mantap.
Mendengar hal
tersebut,Pak Arya mulai mengerti dengan situasinya dan meminta maaf kepada Pak
Rahmat karena membuat Pak Rahmat meninggalkan pekerjaannya .Pak Arya pun
berpamitan karena ia ingin menjenguk Ali yang masih terbaring di rumah
sakit.Pak Rahmat juga kembali ke sekolah dan melanjutkan aktivitasnya.
Beberapa hari
berlalu.......
Ali akhirnya telah
pulih.Ia sekarang sedang menuju ke asrama.Sesampainya disana,di depan gerbang
ia disapa oleh Ustadz Riswan.Ali pun menyalami Pembinanya tersebut.Ia kemudian
berjalan lagi,sebelum tiba di kamarnya ia melewati lobby dahulu.Tampak LOBBY
yang sangat ramai dan dipenuhi oleh santri-santri.Ada yang bermain
laptop,bercanda bersama temannya dan ada juga yang menelepon orang tuanya.Ali
akhirnya tiba di depan pintu kamarnya.Ia mendorong pintu tersebut dengan
perlahan-lahan dan nampak orang yang sudah menunggunya.ya,siapa lagi kalo bukan
sahabatnya Zaki.Melihat Ali,Zaki segera bangkit dari duduknya dan memeluk
sahabatnya tersebut.”Aku merindukan mu” ucap Zaki.”Aku juga” balas Ali dengan
tersenyum.”kau tampak segar kawan” ujar Zaki sambil tertawa.Ali membalas tawaan
tersebut dengan tersenyum.”oh iya,Rian mana ya ?”tanya Ali.”Kau belum tahu
kabarnya ya”.Ali menggeleng.”Ia di keluarkan sekolah karena ketauan menonton
situs-situs terlarang saat pemeriksaan laptop.Orang itu lupa menghapus history
laptopnya.”Jawab Zaki.Ali pun mengangguk-angguk.
“Akhirnya tidak
ada yang mengganggu kita lagi”Ucap Zaki.Ali segera baring tidur di
kasurnya.”Kau sudah mau tidur ?” tanya Zaki.”Iya” balas Ali.”ya sudah kalo
begitu aku ke kamar ku dulu,aku matikan lampunya ya” ucap Zaki.Ali hanya bergumam
yang artinya”iya”.
Ali menatap
langit-langit kamarnya dan sembari tersenyum.”Akhirnya aku bisa menjalani
hari-hari ku dengan tenang dan damai di sekolah ini. Di SEKOLAH ISLAM ATHIRAH BONE.
Arvin
Mahdi
Asy
Syahid 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar