Boarding Story #39
Aqila Syamsi
Sosok Misteri
20 Juni 2020, adalah peristiwa yang takkan pernah kulupakan. Hari ini aku harus masuk asrama, sebuah gedung yang akan aku tinggali selama 3 tahun lamanya untuk menuntut ilmu dan mengejar masa depanku. Dan aku harus berpisah dengan keluargaku, Ada banyak kekhawatiran yang ku alami saat ini, sejujurnya aku tak siap jika harus bersekolah di sekolah Asrama tersebut.
Namun ini harus
kulakukan demi masa depan. Oh iya kenalin aku Naisha Putri, biasanya orang
orang memanggilku sha, Aku menghuni kamar Juwairiyah bersama syakira, Faiqah,
Kisha, maya, dan fyfa. Sebenarnya di
dalam satu kamar itu kami ber-18 namun hanya ada 5 orang teman seangkatan ku
sisanya adalah kakak kelasku. Setelah sampai di kamar yang akan aku tempati aku
segera membereskan barang bawaan ku agar aku bisa segera beristirahat. Saat aku
sedang memasangkan seprei pada kasurku syakira tiba tiba mendatangiku “we sha
harusko tauki, tadi anak kamar sebelah si salsa liatki cewe pakai baju serba
putih di loker weh, tapi anehnya itu cewe masuk lokernya orang terus cantik
sekali bede kayak cewe Belanda “ ujar syakira
Mendengar
hal tersebut membuatku heran dan juga dicampur rasa penasaran “Iyokah? Lokernya
siapa na masuki weh” ujarku dengan rasa penasaran
“Lokernya
bede Neifa weh” ujar syakira histeris
“Eh
bentar dulu nah mauka juga rapikan kasur, dadah” pamit syakira
Kemudian
syakira melangkah menuju kasurnya.
Jam
sudah menunjukkan pukul 12.15 namun aku, faiqah dan maya belum juga tertidur,
kami sedang asyik memainkan gadget kami yang kebetulan belum di kumpulkan pada
hari ini. Kami yang sedang asyik bermain gadget di kagetkan dengan suara yang
sangat kencang dan sepertinya suara tersebut ialah suara kucing yang sedang
bertengkaran,
“Edede,
itu kucing kah kalau bertengkar nda liat jam” ujarku emosi. Namun diam diam
faiqah iseng untuk merekam suara kucing tersebut.
“Kring…kring…kring…”
suara bising alarm membangunkan beberapa insan yang tengah tertidur lelap.
“Jam
berapa mi kah weh” tanya maya
“Jam
3.00 mi weh” jawab fyfa
Kemudian
kami bergegas untuk mengambil wudhu dan sholat tahajud dan setelah sholat
tahajud kami bergegas untuk melaksanakan sholat subuh.
Setelah
shalat subuh kami kembali ke asrama, saat sudah sampai di kamar faiqah tiba
tiba menyahut “weh harusko tau iseng ka rekamki suara kucing bertengkar tadi
malam weh” seru faiqah
“Gabutmu
kau” ucap maya
“Eh
dengarkan beng, tidurma semalam weh” ujar syakira
Kemudian
faiqah bergegas mengambil gadgetnya dan membuka hasil rekaman suara semalam.
“Ini
dengar ko” ucap faiqah
Kemudian
faiqah memutarkan hasil rekaman tersebut, beberapa detik berlalu namun tak ada
sedikit suara pun yang terdengar.
“Weh
kenapa nda ada?” Tanya faiqah panik
“Lah,
perasaan kemarin kencang sekali suaranya itu kucing deh” ujarku
“Weh
anehnya” sahut maya
Tak
lama kemudian suara pintu terbuka menampakkan salah satu kakak kamarku “deh
sudahi mi itu, kumpulmi hpmu” ujar salah satu kakak kamarku.
Seminggu
sudah berlalu dari kejadian tersebut aku berusaha untuk beradaptasi, bukan
beradaptasi dengan temanku, melainkan beradaptasi dengan mereka yang juga
berada diantara kami semua. Kata kakak kelasku yang merupakan alumni,
bahwasanya saat mereka masih berada di asrama lama, mereka selalu melewati
gedung asrama putri ini saat masih dibangun dan mereka seringkali mendengar
suara tangisan bayi yang entah asalnya dari mana. Malam itu aku, faiqah,
syakira, kisha, fyfa, dan juga kakak kamar kami sedang bercerita tentang
kejadian kejadian mistis yang kami alami belakangan ini, kami keasyikan
bercerita hingga tak sadar waktu sudah menunjukkan pukul 23.40.
“Eh
btw mana maya weh?” Tanyaku
“Eh
iyo mana maya, masih menjemur i kah?”
“Brakkk….”
Tiba
tiba pintu terbuka dengan sangat kencang hingga pintu tersebut terbentur pada
besi ranjang, kemudian menampakkan maya yang sedang mengatur nafas dan
bercucuran keringat.
“Weh
kenapa ko” tanya kisha yang ikutan panik melihat maya
“Maya
minum ko dulu, tenangkan dirimu” ujarku sambil memberikan satu botol air pada
maya.
“W-eh
kan ta-di menjemur-ka” ucap maya terengah engah
“Weh
minum ko lagi, tenangkan mi dulu dirimu baru ko cerita “ ujarku
Maya
kembali meminum air tersebut dan berusaha mengatur nafasnya.
“Huftt..
jadi tadi menjemur ka, perasaanku sendiri ka di jemuran tapi anehnya tadi jatuh
Ki hangerku jadi ku pungut Ki terus pasku tunduk liatka ada kaki di seberang
ku, terus bilangka oh ada juga orang menjemur. Terus bangkitka liatki tapi nda
ada orang sama sekali terus menyahut ka juga nda ada menjawab. Sudah itu nda
lama kembalika menjemur tapi tiba tiba kayak ada orang sampingku dan kayak na
perhatikan ka jadi langsungka lari” cerita maya
“Deh
legend sekali mi itu kejadian we dari asrama lama” sahut salah satu kakak
kamarku
“Deh
pantas kau lari, kukira kenapa ko” ujar kisha.
“Eh
guys matikan mi lampu jam 12 mi” ujar salah satu kakak kamarku.
Setelah
itu aku beranjak untuk mematikan lampu yang kebetulan saklarnya berada di
samping kasurku
“Malam
semuanya, baca doa jangan lupa” ujarku.
Kemudian
kami semua bergegas untuk kembali ke kasur kami masing-masing.
Bunyi
kicauan burung menandakan pagi hari telah tiba, hari ini adalah hari Senin.
Hari dimana sangat banyak orang yang membencinya karena kita harus kembali
beraktivitas seperti biasa.
Tuk
tuk tuk….
Aku
menyusuri koridor sekolah bersama kisha menuju kelas, jam masih menunjukkan
pukul 06.05 yang dimana saat itu sekolah masih terbilang sepi dikarenakan
tahfiz pagi akan mulai pada jam 06.30.
“Deh
sepina” ujar kisha
“Iyolah
ko liat saja jam baru jam berapa” ujarku
Sesampainya
kami dikelas kami pun duduk ditempat yang seperti biasa kami duduki, tak lama
aku memperhatikan ada seseorang yang duduk sendirian di kelas seberang kami.
“Eh
siapa itu weh?” Ujarku sambil menunjukk ke arah kelas seberang
“Hah
siapa nah belum pi ada orang datang baru kita” jawab kisha
“Itu
liatko ada orang duduk” ujarku sembari kembali menunjuk ke arah kelas seberang
Kemudian
kisha berusaha melihat lagi dan ternyata betul ada seseorang yang sedang duduk
sendirian di kelas seberang,
“Eh
iyo siapa itu kayak faiqah tapi perasaan faiqah belum pi datang jam segini”
ujar kisha yang penasaran dengan sosok tersebut, kemudian aku mengajak kisha
untuk menyapa orang tersebut yang pastinya orang tersebut salah satu teman
angkatan kami. Namun, saat kami sedang melangkah ke kelas seberang tiba tiba orang
tersebut menghilang dari pengelihatan kita. Detik kemudian aku dan kisha saling
menatap satu sama lain dan kebingungan dengan hal tersebut. Akhirnya mereka
memutuskan untuk kembali ke dalam kelas mereka.
“Aneh…”
bisik kisha
“Shutt..
lupakan saja” ujarku
“Eh
tapi muingat cerita yang persis kayak kita alami nda, tapi bukan siswa yang
liat” tanya kisha
“oh
iyo ku ingat tapi itu versi mau magrib toh dan posisinya sama kayak kita liat
tadi”
Ujarku
Tak
lama kemudian teman kelasku yang lain akhirnya datang dan duduk di tempat
masing-masing.
Kring…kring…kring
Bunyi
bel yang menandakan waktu istirahat telah tiba, kemudian Aku, Kisha, maya, bil,
kyla bergegas untuk mengambil snack, kemudian kami duduk bersama sama. Tak lama
kyla membuka suara.
“Eh
nda pernah ko alami kejadian aneh kah” tanya kyla
“Sering
sekali weh” ujarku
“Oh
iyo sama tadi pagi juga samaka kisha liat” sambungku lagi kemudian aku
menceritakan kejadian yang aku dan kisha alami.
“Deh
anehnya” ucap bil
“Tapi
tadi subuh ada juga kejadian aneh tapi di asrama” ujar kyla
“Subuh?”
Tanya maya
“Iyo
tadi subuh pas membangunkan mis, ada cewe na dengar mengaji na masih mati lampu
kamarku. Terus mis na kira kakak kamarku padahal pas na cek masih tidur semua
orang di dalam dan tiba tiba hilang itu suara” cerita kyla
“Setannya
lagi murojaah” candaku
“Hahahah…
sembarangna” ujar maya
Tak
lama kemudian bel pun kembali berbunyi menandakan waktu untuk masuk kelas.
Pelajaran
pun berlangsung seperti biasa hingga menampakkan pukul 15.15
“Baik
anak anak kita sudahi pembelajaran hari ini dengan membaca surah Al asr dan doa
kafaratul majelis” ujar guruku
Kring…kring…kring
“Eh
siapa yang lagi dapat ayo pulang” tanyaku
“Saya”
ujar kisha dan maya bersamaan
“Ayok”
ujarku bersemangat,
Sesampainya
di asrama mereka ber-3 memutuskan untuk mandi sore kemudian mereka berkumpul di
kamar dan saling berbagi cerita, tak lama yang lain sudah pulang dari masjid
dan memutuskan untuk bergabung bersam mereka ber-3.
“Eh
nanti di lanjut mauka mandi sore dulu, ada nanti keterlambatan” ujar fyfa
Kemudian
beranjak pergi menuju ruang rias kemudian disusul oleh syakira dan faiqah.
“Keterlambatan
sisa 5 menit lagi…”
Suara
tersebut berasal dari mic asrama yang didengarkan oleh seluruh siswa di asrama.
“Dah
guys pergiki dulu shalat” ujar syakira
“Eh
yang halangan jangan sembarang mu kerja nah” peringat faiqah
“Siap”
jawab maya
Kemudian
satu persatu keluar kamar untuk menuju masjid melaksanakan sholat magrib,
tersisa aku, kisha, dan maya dikamar tersebut.
Hiks…hiks..hiks..
Tiba
Tina terdengar suara tangisan dari kamar sebelah kami ber3 pun bergegas untuk
melihat apa yang terjadi.
“Eh
kenapa itu” tanya kisha sesampainya kita dikamar zainab
Terlihat
bil dan meira yang sedang menenangkan neifa yang terus saja menangis, kami pun
berinisiatif untuk ikut menenangkan neifa yang sedang menangis di kasurnya.
“Kenapa
neifa weh?” Tanya maya kepada meira dengan rasa penasaran
“Liatki
tangan dalam lokernya” jawab meira
Akupun
ikut terkejut mendengar jawaban meira.
“Hah
bagaimana ceritanya nei kenapa bisa liatko di lokermu” tanya kisha
“Begini..”
jawab neifa
Flashback on
Neifa
sedang duduk diatas kasurnya sembari membaca novel, tak lama kemudian meira
membuka suara
“Eh
siapa mau menyetrika pertama?, sudahmu” Ujar meira
“Nda
mauja saya pertama kaumo nei saya sudahnya mei” jawab bil
“Iyo
sayamo, tunggu ambilka dulu baju di loker “ ucap neifa
Setelah
itu neifa beranjak dari kasurnya menuju ruang rias untuk mengambil baju
sekolahnya yang terletak di dalam loker, saat neifa membuka lokernya ia sangat
kaget dikarenakan ada tangan yang bercucuran darah di dalam lokernya, melihat
hal tersebut neifa langsung berlari ke kamar, perasaan neifa saat ini panik dan
sangat takut. Sesampainya neifa di kamar ia langsung menaiki kasurnya dan
menangis di atas kasurnya. Melihat hal tersebut bil dan meira ikutan panik dan
menghampiri neifa di atas kasurnya
“Nei
kenapa ko” tanya bil
“Takut…”
hanya kata tersebut yang keluar dari mulut neifa
Kemudian
bil dan meira berusaha menenangkan neifa yang terlihat sangat
ketakutan.
Flashback off
“Jadi
begitu ceritanya” ujar neifa
Aku
yang mendengar hal tersebut ikut terkejut sampai akhirnya aku mengingat satu
cerita yang diceritakan oleh syakira.
“Eh
langsungka ingat ceritanya syakira, yang salsa lihat di loker dan kebetulan di
lokermu bede masuk nei” ujarku
“Berarti
bisa jadi itu tangan cewe yang na liat salsa nda sih?” Tanya maya
“Bisa
jadi” ucapku
Tak
lama kemudian terdengar langkah kaki dan suara bising yang menandakan semuanya
sudah pulang dari masjid.
“Eh
kembaliki dulu ke kamar nah, pulangmi orang” ujar maya kemudian kami pun
bergegas kembali ke kamar.
Kemudian
aku melihat kamar yang tadinya sangat sepi sekarang sudah sangat ramai.
Malam
hari telah tiba dan seperti biasa kami berkumpul di kamar dan saling berbagi
cerita, keasyikan bercerita hingga tak sadar waktu sudah menunjukkan pukul
00.00 kemudian kami memutuskan untuk beristirahat karena waktu sudah terlalu
larut, kemudian aku berbaring di kasurku dan menarik selimutku Namun saat aku
ingin tidur aku kebelet untuk buang air kecil, hal tersebut membuat,u bangun
kembali lalu menuju ke ruang rias. Saat aku ingin mengambil emberku, aku
melihat salah satu temanku yang juga sedang mengambil ember.
“Weh
Nadia” sapaku
Namun orang yang aku sapa sama sekali tidak
menggubris ucapan ku dan langsung berlalu menuju selasar wc
“Deh
tumben ya itu bocah nda na sapaka” ucapku
“Cih..
palingan baru bangun” sambungku lagi yang berusaha positif thinking
Setelah
membuang air kecil aku pun kembali ke kamar dan bergegas untuk tidur.
Keesokan
malamnya aku kembali terbangun tengah malam karena ingin membuang air dan
sesampainya aku di ruang rias lalu mengambil ember aku lagi lagi menemukan
Nadia yang sedang mengambil ember juga namun ia tidak sama sekali menjawab
ucapanku, hal tersebut berlangsung selama 1 minggu berturut turut dan membuatku
penasaran. Akupun berinisiatif untuk menanyakan hal tersebut kepada Nadia.
Tok..tok..tok..
“Masuk”
ujarku
Kemudian
pintu pun terbuka menampakkan Nadia yang sedang berdiri dengan senyum khasnya
“Ada
neisha, hehe” tanya Nadia
“Nda
ada” ucapku dengan nada sedang bercanda
Kemudian
Nadia tidak peduli dengan ucapanku kemudian ia bergegas masuk dan menghampiriku
yang sedang fokus membaca novel
“Edede
perasaan kau masuk terus ko di ini kamar deh” ucapku sinis
“Dih
biarmi ada syakira” ucapnya yang tak kala sinis
“Edede
bertengkar mko situ deh” celetuk syakira
“Eh
nad kau sombong sekali ko kalau ku sapa” ucapku
“Lah
kapan mu sapa ka nah nda ku balas?, perasaan ku sapa balik terus jko” jawab
Nadia
“Mana
ada 1 minggu ku sapa terus ko di ruang rias nda pernah mu balaska” ujarku sinis
“Kapanki
bede ketemu di ruang rias” tanya Nadia
“Setiap
malam nah we, ku liat terus ko di tempat ember kalau kebeletka” jawabku
Kemudian
aku melihat ekspresi Nadia yang semula biasa saja kini terlihat kaget mendengar
ucapanku.
“Weh,
nda pernahka kebelet malam malam nah” ujar Nadia
Aku
yang mendengar hal tersebut sontak membulatkan kedua mataku
“Lah
terus yang ku sapa siapa dong” ucapku yang tatkala panik mendengar jawaban
Nadia, Aku memang sering mendengar cerita dari teman temanku yang mengalami hal
tersebut namun beda orang.
Hari
ini aku pulang bersama kisha karena kebetulan maya tak lagi halangan jadi
menyisahkan kami berdua dan juga kak Alia, salah satu kakak kamarku di
juwairiyah.
Sesampainya
di kamar aku langsung berbaring dikarenakan hari ini aku merasa kurang enak
badan.
“Sha
minum obat ko dulu nah baru tidur, mauka ke wc dulu” ucap kisha kemudian
memberikanmu obat, kemudian kisha bergegas menuju ruang rias.
5
menit kemudian
Kisha
kembali dari toilet sontak ia langsung berlari menghampiriku, yang sedang
menangis sesegukan.
“Ribut…ributtt….ributtt….”
Rengekku sembari berteriak
“Hiks….hiksss”
tangisku yang semakin pecah
“Sha
HEI, istigfar ko” ucap kisha yang sedang menenangkan ku
Tak
lama kemudian pintu terbuka menampakkan kak Alia yang baru saja pulang dari
sekolah.
“Kak
Al, tolong” ucap kisha panik
“Hei
sha kenapa” tanya kak Alia yang kini duduk di sampingku sambil mengelus elus
pundakku.
“Hiksss..
ituu… tutup… ribut..” ucapku yang masih saja menangis sembari menunjuk ke arah
balkon kamar.
Kemudian
aku yang terus berteriak membuat kak Alia panik dan bergegas memanggil pembina
asramaku.
Tak
lama pembina ku masuk dan mencoba menenangkan ku sembari menelpon salah satu
ustadz yang berada di aspura
“Pegang
tangannya nak, ambil alquran masing-masing” ujar pembina ku yang mencoba
menenangkan semua orang di kamarku.
Tak
lama ustadz pun datang kemudian membacakan lantunan ayat suci alquran hingga 1
jam lamanya. Dan akhirnya keadaan pun membaik membuat semuanya kembali tenang.
Kemudian teman kamarku masih setia mengelus punggung ku dan menenangkanku.
Flashback on
Kepergian
kisha membuatku sendirian dikamar, kemudian aku menatap obat yang kisha berikan
kepadaku. Setelah meminum obat akupun melamun di kasur ku dan tiba tiba aku
melihat sosok perempuan yang sangat cantik, bergaun putih, dan berambut blonde.
Tiba tiba perempuan tersebut menghampiriku detik kemudian ia terus mendekat dan
mendekat. Ku tatap matanya, mata hazel yang sungguh indah namun saat ku tatap
matanya lama kemudian wajahnya berubah. Sangat seram, mulutnya yang robek,
matanya yang kini merah, wajah indahnya yang kini berlumuran darah pun gaun
indahnya yang juga berlumuran darah membuatku semakin takut. Ia terus menatapku
dan mendekatiku hingga ia berada di kasurku dan tak lama kemudian ia
mendekatkan tangannya padaku dan seketika aku tak merasakan apapun.
Flashback off
Setelah
kejadian tersebut teman temanku selalu memperhatikan ku dan juga selalu
mengingatkan ku untuk dzikir. Malam harinya kami semua di kumpulkan untuk
yasinan bersama sama karena ada banyak kejadian mistis yang terjadi belakangan
ini, mulai dari maya yang melihat kaki di jemuran, salsa yang melihat noni
Belanda, Neifa yang melihat tangan di loker, dan aku yang baru saja kesurupan,
dan banyak lagi. Saat kita sedang yasinan tiba tiba ada suara teriakan dari
lantai dua kami semua sontak panik dan penasaran ada apa.
Kemudian
pembina asrama kami berlari menuju kamar yang berada dilantai dua dan ternyata
ada 2 orang yang sakit di kamar tersebut namun mereka memutuskan untuk
beristirahat di kamar bukan di uks.
Namun
salah satu dari mereka adalah kakak kelasku ia terus berteriak dan memberontak
membuat pembina asramaku segera menelpon ustadz Khaeruddin yaitu kepala asrama,
tak lama kemudian ustadz kheruddin telah sampai dan mulai meruqyah dengan daun
bidara ditanganinya saat sedang meruqyah tiba tiba Adek kelasku yang sekamar
dengannya tiba tiba ikut memberontak dan juga terus berteriak. Kemudian kami
semua diarahkan untuk terus membaca ayat suci alquran.
1
setengah jam berlalu namun belum ada kemajuan dua orang tersebut kesurupan
secara bersamaan dan terus memberontak. Kami semua ikutan panik karena melihat
tak ada kemajuan
“AAAKHHHH
JANGAN GANGGU SAYAAA” teriak kakak kelasku yang sedang kesurupan
Ustadz
khaeruddin pun melanjutkan ruqyahnya dan kita semua tetap melantunkan ayat suci
Al Quran
Hingga
2 jam sudah berlalu dan akhirnya mereka tak lagi memberontak dan juga sudah
tenang.
“Anak
anak silaukan kembali ke kamar dan jangan lupa dzikir sebelum istirahat” ujar
salah satu pembina asramaku di mic asrama.
Keesokan
harinya setelah sholat subuh berjamaah kami dzikir bersama sama seperti biasa,
dan kami di kumpulkan di lantai 1 asrama untuk tahfiz bersama sama agar kejadian
kejadian seperti semalam tak akan terulang lagi.
Kita
menjalankan hari hari kita seperti biasa masih banyak kejadian mistis yang kami
semua alami namun kami tidak menggubris hal tersebut dan berusaha untuk tetap
selalu berdzikir dan percaya bahwa kita di asrama ini tidak sendiri, ada mereka
yang lebih dulu menghuni bangunan ini. Cukup jalani semuanya tanpa mengganggu
mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar