Boarding Story #56
El Djundi Fakhri Syarif
WAKTU
Hari ini adalah hari Minggu, hari yang paling di tunggu anak Asrama. Setelah di tempa enam hari di Sekolah. Akhirnya watu ini tiba juga, waktu yang tepat untuk menyegarkan pikiran dengan cara melakukan hal hal yang menyenangkan. Seperti olahraga, tidur, baca buku, atau pun waktu yang tepat untuk melanggar seperti bermain laptop di dalam kamar.
Tapi aku adalah
tipikal orang yang tak suka melanggar. “El, pagi ini kau mau ngapain” kata Achmad
salah satu teman kamarku. “rencana sih mau tidur tapi baru ingat jam tujuh
nanti aku ada eksulkul beladiri” jawabku sembari berbaring di ranjang. “Takhta
kalau kamu” Tanya Achmad yang tak tau mau ngapain di pagi hari ini. “mungkin
Cuma baca buku sampai tertidur” jawabnya.
Dan tiba tiba saja sebuah kepala muncul dari
jendela kamar yang tepat berada Di samping ranjang. Hal itu sontak membuat ku
agak kaget “Achmad, mau main futsal…?” tanya Agung yang sementara nongol di
jendela. Dia adalah anak di kelas dijuluki sebagai atlet PORSENI di balik semua
itu dia adalah anak yang mahir dalam pelajaran matematika. “gas” kata Achmad
sambil mengambil sepatunya di bawah ranjang dan bergegas keluar kamar.
Aku yang melihat
achmad keluar kamar lalu kembali menoleh ke jendela dan Agung sudah menghilang
saja. Tiiit…tiiit…tiiit alaram sudah berbunyi pertanda sudah jam tujuh pas. Aku
segerah beranjak dari ranjang lalu mengambil tas berisi sarung tinju untuk
ekskul beladiri nanti. Baru saja aku mau keluar dari kamar Takhta lalu meminta
tolong untuk mengambilkan bukunya yang ada di lemari yang ada di dekat pintu
kamar. “huh…dasar, tunggu aku mau keluar terus di minta tolongin untuk ambil
buku” jawabku sambil senyum jahat.
Aku pun menganbilkan
bukunya yang ada di lemarinya bagian bawah lalu memberikannya yang posisinya
duduk bersilah di ranjang tingkat kedua. “ kitakan teman kamar” katanya sambil
senyum. Aku lalu menuju ke tempat penyimpanan sepatu yang berada di bawah
tangga di bagian depan asrama. Aku pun pergi menuju tempat latihan melewati
corridor dan mesjid
…
“kamu ini selalu
terlambat, alasanmu apa lagi” kata pelatihku dengan tegas dan menatapku dengan
tatapan elang. “eeeehhh…oh,tadi ada teman minta tolong ambilin bukunya” kataku
yang baru saja datang “memang kamu kesini jam berapa” Tanya sang mantan petinju
professional itu. “tujuh pak” jawabku
“lain kali kau harus
datang sebelum jam tujuh”
“siap pak” kataku
“kau juga nanti yang pasang matras” katanya
sambil senyum lalu berbalik badan.
Latihan kali ini
adalah sparring partner. Dan aku sangat pede dalam latihan kali ini. mengingat
medali emas PORPROV cabor tinju telah kurebut bulan agustus lalu.
Segerah aku melakukan
pemanasan yang sedikit tidak niat. Aku buru buru soalnya anggota ekskul yang
lain suda memulai latihan. Aku lalu di hadapkan dengan lawan yang lebih muda
dariku namanya Zulhajir. Dia anak kelas delapan ar-rauf.
Jelas saja aku
meremehkannya. Karena dia adik kelasku dan dia baru latihan setahun.
“EL…SIAP…HAJIR..SIAP MULAI!!!..” kata pelati pertanda sparring di mulai aku
lalu berjalan cepat kearahnya dengan niat memberinya kejutan. Namun tak
disangkah dia tidak kaget dengan sentakan itu.
Mungkin aku yang
terlalu nafsu untuk menghabisinya. Aku melontarkan kombinasi pukulan keras
namun dengan lincahnya dia menghindar. Tanpa berfikir lama ku lemparkan pukulan
kanan lurus kearah wajahnya. Namun anak ini berkembang lebih cepat dari yang
kukira.
dia lalu menunduk dan melontarkan pukulan
overhand kearah mulutku. Aku yang saat itu tidak penggunakan mouthguard sontak
saja panik karena tanpa melihatnya pun aku sudah tahu bahwa mulutku ini
berdarah.
“STOP !!!...” pelatih
menyuruh kami untuk berhenti
“ maaf kak, ini
sebotol air untuk menghilangkan darah dimulut kakak” katanya sambil menodongkan
sebotol air.
Ini sedikit membuatku kesal karena gangsi
yang ada di dalam hatiku yang tidak terima bahwa adik kelasku memiliki teknik
yang lebih hebat dariku. Dengan hati yang berat aku menerima air tersubut untuk
berkumur dengan niat membersihkan dara yang ada di mulutku.
“kau berkembang cepat sekali yah” ucapku
setelah membuang air hasil kumur tadi.
“nggak juga kak, saya hanya sering latihan
diluar jam ekskul” jawabnya sambil senyum dengan mata agak sedikit sipit.
…
Aku kembali menuju
keasrama selekas latihan tadi. Keringatku mengalir dari ujung kepala dan
menetes di ujung dagu dan ujung jari jari. membuat titik yang banyak sepanjang
jalan corridor menuju asrama.
Sampai di asrama aku lalu melepas sepatu
dan menaruhnya di tempat sepatu di bawah tangga. Lalu menuju ke kamar, menaruh
tas di bawah ranjang lalu berbaring di lantai.
Tatapan kosongku tertuju pada langit langit
kamar sembari merenungkan kejadian tadi. Rasa tak terima, malu, dan amarah
bercampur aduk di alam kepalaku dan membayangkan diriku seandainya aku yang mendominasi
sparring tadi.
Namun waktu tak bisa diulang kembali
dengan berat hati aku menerima kejadian tadi dan mulai menutup mataku. Baru
saja beberapa detik aku menutup manaku, aku merasakan seakan ada yang berjalan
di telapak kakiku. Benda itu seperti benda yang selama ini ku hindari.
Dia berjalan ke kiri dan ke kanan seperti
mencari sesuatu dan sangat menggelitik. Karena sudah tidak tahanaku lalu
membuka mata lalu melihat benda apa yang sedaritadi ada di kakiku.
“SSRRRR….”benda itu berbunyi. Tampangnya
cokelat kehitaman, lalu dia terbang mengarah ke ranjang atas yang berada di
dekat pintu. Sontak aku lalu berdiri dan manjat untuk melihat benda apa
sebenarnya itu.
Yah, itu adalah si monster kecil. kecoa yang
sedang hinggap di pipi kanan tahkta yang sedang tertidur. Segerah bulu kudukku
berdiri membayangkan bagaimana jika aku di posisi Tahkta. Aku melihat ada buku
yang tergeletak di dekat kaki Tahkta.
Lalu menggunakan tangan kananku untuk
meraihnya. Dengan perhitungan yang matang yang telah kupelajari dari dua guru
matematika yang terkenal di smp islam athirah. Aku melempar buku tersebut ke
kecoa itu. Dan yah, yang kena malah mulutnya tahkta dan kecoanya terbang lalu
kabur ke ventilasi di atas pintu.
Walaupun meleset namun itu cukup untuk
member peringatan keras kepada si monster kecil untuk tidak macam macam
kepadaku dan teman kamarku.
“zzzzz…..ehh udah pulang bro, eeeehh kenapa
kamu melihatku dari ujung kaki. Kamu homo yah!!!!....” fitnahnya yang baru saja
bangun dari tidur cantiknya.
“gak lah, kawan aku baru saja
menyelamatkanmu dari kepanikan yang berlebih. Soalnya tadi ada monster kecil
yang hinggap di pipi kananmu” jawabku dengan bangga dan dengan nada yang
sedikit sombong.
“ lalu dengan apa kau mengusirnya” Tanya
dia
“ dengan buku yang ada di samping wajahmu
itu” jawabku sambil menunjuk buku yang ada di dekat kasurnya.
“okehh”
Mendengar jawaban tadi aku lalu beranjak
kembali ke lantai lalu berbaring. Lalu mengankat tangan dan merenggangkan
badan. Dan tiba tiba terdengar suara dai speaker “teman teman, jam telah
menunjukkan jam sebelas lewat tigapuluh maka dari itu yang tidur silahkan
bangun dan yang bangun silahkan untuk bergegas mandi dan pergi ke masjid”
“AARRRGGGHHHHH” teriak ku karena jengkel terhadap
apa saja yang terjadi hari ini.
“kenapa bro?” Tanya tahkta yang kepalanya
nongol di atas ranjang.
“ehh, aku baik baik saja” jawabku malu.
…
“shalat isha udah selesai terus besok senin.
Ahh bikin stress saja lama lama jadi anak asrama, untumg sudah kelas sembilan
jadi saya sudah tidak lama lagi disini” ujarku sementara pulang dari mesjid dan
menuju asrama.
Tiba tiba ada yang memagang pundakku daru
belakang yang spontan bemberhantikan jalan ku yang sedikit lagi sampai ke
asrama.
“yang sabar saja, kelak nanti kalau lulus
juga bakal rindu sama suasana suasana seperti ini” rupanya itu wakil kepala
asrama, ustad supriadi yang akrab disapa ustad supe’.
“ehh, maaf atas perkataan saya tadi. Soalnya
hari ini saya ada serangkaian peristiwa yang tidang menyenangkan” kata ku
sambil kaget yang sedari tadi tak menyadari kehadiran beliau yang berjalan di
belakang ku.
“iya, tidak apa apa karena allah itu maha
membolak balik kan hati manusia. Kadang di berikan kesenangan dan kesedihan
semata mata untuk mengetes iman hambanya.”
“iya ustad, makasih atas ilmu yang di
berikan malam ini semoga saya akan terus mengingat dan dapat menyebarkannya
keorang orang agar dapat membawah berkah” jawabku yang sedang melakukan
pencitraan didepan ustad agar terlihat seperti murid yang baik
“iya tidak papa, kalau begitu saya diluan
dulu nak”
“ iya ustad” jawabku singkat
Sesampainya diasrama aku lalu menuju ke
kamarku yang berada di lorong istanbul lalu membaringkan badanku di ranjang.
Sungguh melelahkan di hari yang santai.
Anak anak yang lain mengganti pakaian shalat
mereka menjadi pakaian santai lalu pergi untuk belajar dan menggunakan laptop.
Namun aku hanya terbaring di ranjang dan masih menggunakan pakaian shalat.
“el, kamu tidak mau bermain laptop” kata
achmad yang baru datang di kamar
“aku terlalu malas untuk hal yang seperti
itu, mending tidur” kata ku sambil berbaring menatap langit langit ranjang
kedua yang berada di atas ku
“mana besok senin lagi”
“oh iya, besokkan ada tugas fisika” kata
agung yang berada di kamar sebelah.
“ahh, malah di ingatkan” kata achmad yang
menggerutu.
“ ya alhamdulillah kalau saya ngiatkan, kau
malah marah” balas agung.
“bagaimana kalau kita pura pura sakit saja”
ucap achmad yang seperti mendapatkan titik terang dari permasalahan ini.
Mendengar hal tersebut aku merasa bimbang antara mau meng iyakan ajakanter
sebut atau tidak. Soalnya aku orang yang tidak suka melanggar.
“ malah pura pura sakit, kalau tidak mau
dimarahi guru kerja lah” kata agung dengan nada tinggi.
“ yah kamu bisa santai tidak” tegur achmad
“ yang dikatakan agung tidak salah sih”
kataku
Pada akhirnya mereka berdua mengerjakan
tugas tersebut di kamarku. Memang perseteruan di antara dua kawanku tadi kadang
terjadi. Namun itu wajar di kehidupan asrama.
…
Pembina lalu membangunkan kami untuk shalat
tahajjud. Aku lalu pergi ke wc untuk mencuci mukan dan mengambil wudhu. Lalu
aku membangunkan teman temanku yang masih tidur di kamar dan berganti pakaian
dengan jubah abu abuku.
Di perjalanan ke masjid aku merasakan
seperti ada hal yang terlupakan aku lalu kembali ke kamar. Di berdiri sejenak
sembari mengingat ingat apa yang terlupakan. Namun sepertinya tidak ada, aku
lalu kembali berjalan menuju ke masjid.
Di perjalanan aku merasah gelisah seperti
ada hal yang penting terlupakan. Namun aku menghiraukan hal tersebut.
Sesampainya di mesjid aku melaksanakan shalat tahajjud berjamaah dan
dilanjutkan dengan mengaji dan shalat subuh berjamaah.
Setelah shalat ada kultum yang wajib diikuti
semua siswa dan siswi. Kultumpun di jalan kan. Sebagian dari kami ada yang
mendengar dan ada yang tidur. Aku yang biasanya tertidur kali ini tak merasakan
ngantuk dikarenakan rasa cemas yang seakan memeluk erat diriku.
Kultum telah selesai kita lalu beranjak dari
mesjid ke dapur unruk sarapan. Aku sudah berada di dapur sembari mengantri
untuk mengambil makanan. Menu hari ini adalah nasi goreng dan nugget ayam. Menu
yang kusukai , aku lalu mengambil menu dan pergi ke ruang makan putra yang ada
di depan dapur.
Walaupun namanya rang makan namun tenmpat
tersebut cenderung lebih terbuka dan seperti bukan ruangan. Namun itu bukan
masalah bagiku yang jadi masalah adalah rasa kecemasan yang ada di dalam diriku
yang entah apa penyebabnya. Aku lalu menuju ke meja yang mayoritas di sana
adalah anak kelas sembilan.
Aku melihat takhta yang di sebalahnya ada
tempat kosong.namun sebelum makan aku sempat bengong
“ bro, ada masalah apa dalam hidupmu?” tanya
tahkta
“ tidak , cuma ada sedikit rasa cemas”
jawabku
Aku lalu makan sambil menatap ke arah hutan
yang terlihat karena dinding riang makan yang hanya setinggi perut orang
dewasa. Menu makanan yang yang enak itu habis tanpa ada rasa nikmat di lidahku.
Aku lalu pergi untuk mencuci alat makan ku
di wastafel yang ada di samping dapur bersama teman temanku. Perjalanan
pulangku ke asrama di jalani dengan bercerita.
“ ehh, dari kalian ada yang belum
mengerjakan tugas fisika?” tanya salah satu dari lima orang yang ada di
kelompok jalan kami.
Mendengar kalimat tersebut mukaku sedikit
pucat karena aku beru sadar. Bahwa aku ketiduran semalam dan tidak sempat
mengerjakan tugas fisika tersebut.
mengingat guru fisikaku yang agak galak.
Namanya adalah pak jamal dia adalah guru fisika lulusan oxford university. Hal
tersebut membuat dirinya disegani di sekolah islam athirah ini.
Sesampainya di asrama aku menyimpan sendalku
di tempat sepatu yang seharusnya bukan disitu tempatnya. Aku lalu menuju ke
kamar agung yang berada tepat di samping kamarku.
“gung, nanti kalau guru cari bilang saja
saya lagi sakit kepala dan sedang dirawat di uks. Okeh" kataku sambil
tergesah gesah.
“ tadi malam kamu kelihatan sehat kok, masa
tiba tiba sakit” tanya heran.
“ sudah, ikuti saja perintah ku” jawabku.
Aku lalu ke kamar dan mengganti pakaian dan
pergi menuju uks yang berada di lantai dua asrama kedatangan ku sebenarnya
bukan untuk memulihkan diri. Namun untuk menghindari betapa tidak enaknya di
keluarkan dari kelas fisika karena tidak mengerjakan tugas.
Sesampainya di depan uks aku lalu membuka
pintu dan melihat sudah ada beberapa orang yang tidur di ranjang yang berbeda
beda. Salah seorang diantara mereka ada noufal, farras, dan satu orang yang tak
terduga yaitu tahkta teman kamarku sendiridan sisanya adalah kakak kelas.
Aku lalu melihan ada salah satu ranjang
kosong yang berada di pojok ruangan. Dan pergi untuk berbaring atas nya.
Ini adalah kedua kalinya aku melanggar
peraturan setelah tadi menaruh sendal di tempat sepatu. Dang sekarang aku
berbohong bahwa diriku sedang sakit untuk menghindari hukuman.
Hal ini cukup mengecewakan dariku sendiri
yang notabennya adalah orang yang tidak suka melanggar.
Tiba tiba ada seseorang masuk. Orang itu
menggunakan rompi berwana krim da terdapat logo palang merah indonesia di dada
kanannya. Dia adalah ustad agus selaku kepala uks dan kehadirannya disini yaitu
untuk mengabsen siapa siapa saja yang sedang sakit beserta keluhannya.
Kami pun di bangunkan untuk pengabsenan
tersebut. Alasan kami pun beragam ragam ada yang diare, sakit perut, kaki
keseleo, dan sakit kepala seperti alasan ku yang ku sampaikan kepada ustad
agus. Setelah itu kami pun kembali istirahat.
…
Pada jam sebelas tiga puluh kami dibangunkan
lagi oleh ustadz agus untuk makan siang dan shalat dzuhur. Aku pun pergi
melihat menu makanan yang di sediakan ustadz agus di teras yang berada di
samping ruang uks.
Menu siang ini adalah ikak dempo. Merupakan
ikan tuna yang di keringkan menggunakan asap lalu disiram kuah. Aku yang alergi
ikan tuna menggugurkan niatku untuk makan.
“ el, kamu tidak makan?” tanya tahkta yang
duduk di pojok teras.
“ tidak dulu dehh, saya masih kenyang”
jawabku
Aku lalu pergi ke wc uks untuk berwudhu yang
ada di depan ruang uks. Setelah berwudhu aku lalu mengambul sejadah yang di
sediakan di lemari uks. Lalu ke teras untuk melaksanakan shalat sendiri dikala
temanku sedang makan.
Setelah shalat aku pun teringat bahwa aku
memiliki beberapa snack di lemari kamarku. Aku pun berinisiatif untuk keluar
dari area uks untuk mengambil snack yang ada di kamarku. Alaupun tahu bahwa
siswa yang sudah terdaftar di uks tidak di perbolehkan keluar dari area uks
selama dua puluh empat jam.
Namun aku menghiraukan peraturan tersebut.
Dan turun melalui tangga batu yang ada di depan teras untuk menuju ke kamarku
yang ada di lorong istanbul
Sesampainya di kamar aku pun mengambil
mengambil snackku yang ada di lemari Lalu pergi keluar dari kamar. Pas aku
sudah berada di depan kamar aku pun menutup pintu kamarku. Tapi pada saat
hendak ingin pergi aku melihat pintu kamar agung yang dalam keaadan terbuka.
Melihat hal tersebut tanpa berfikir panjang aku pergi menutup pintu kamar
agung.
“el, kamu lagi apa?” mendengar hal tersebut
aku terpaku di tempat lalu aku membalikkan kepalaku kearah kiri dan sudah
melihat ustadz agus yang memergokiku yang sedang keluar dari uks.
“eeh, saya hanya ingin mengambil snack di
kamar saya” kataku sembari menunjukkan kripik kentang yang ada di tangan
kiriku.
“cepat kembali” jawabnya dengan nada rendah
yang tegas.
“baik ustadz” kataku sambil berjalan keluar
dari lorong melewatinya.
Sesampainya di ruang uks aku pun duduk di
pinggir ranjang dan melahap snack yang aku ambil tadi di kamar.
“ el, dari mana kau mendapatkannya” tanya
tahkta.
“ dari kamar” jawabku singkat
“ kamu melanggar yah?” tanya dia lagi
“ mungkin, begitulah. Tapi aku sangat lapar
jadi terpaksa deh”
Setelah habis melahap semua isi snack tadi
aku lalu membuang bungkusnya di bawah ranjang dan berbaring di kasurku untuk
tidur.
…
Pada keesokan harinya aku sudah keluar dari
uks, setelah menghabiskan waktu seharian menghindar dari tugas fisika yang lupa
ku kerjakan. Walaupun terdengar konyol namun aku merasah legah dengan hal ini.
Aku pun bergegas berangkat untuk pergi
kesekolah untuk belajar seperti hari sekolah pada umumnya. Sesampainya di kelas
aku lalu meminta bantuan pada salah satu temanku untuk membantu mengerjakan
tugas fisika kemarin sebelum jam tafhidz dimulai. Dan tugas itu selesai pas
setelah jam tafhidz di mulai.
Pembina tafhidz kami pun datang dan mulai
mengajar. Dia adalah ustadz saransi, bagiku dia adalah pahlawan karena
berkatnya nilai tahfidz dan tahsinku meningkat pesat. Aku pun mengikuti tafhidz
dengan perasaan yang tenang karena tugas fisika yang ku kerjakan juga sudah
selasai.
Selesai tafhidz aku pergi ke ruangan pak
jamal berniat untuk menyetorkan tugas fisikaku.
“kemarin kamu kemana?” tanyanya dengan
lembut.
“maaf pak kemarin saya sakit kepala setelah
shalat subuh sehinggah mengharuskan saya ke uks untuk beristirahat” jawabku.
“ohh, kalau begitu yasudah ini tugasmu” kata
nya sambil menyodorkan tugas yang sudah di periksa.
Aku pun merasah aneh dengan sifat pak jamal
yang sangat ramah. Biasanya kalau lambat kerja tugas, tugasnya tidak akan di
terima. Namun aku tak peduli dengan hal itu. Aku lalu pergi bersiap untuk mata
pelajaran selanjutnya.
Mata pelajaran pertama selesai dan waktu
menunjukkan jam sembilan tiga puluh. Saatnya untuk istirahat aku lalu keluar
dari kelas dengan niat untuk mencari udara segar di selasar sekolah.
“ el, kamu di panggil sama bu yenny di ruang
bk” kata achmad yang menghampiriku yang sedang berjalan.
“kenapa aku dipanggil” tanyaku ke achmad.
“ saya tidak diberitahu kanapa kamu
dipanggil. Yang penting saya hanya di amanahkan untuk memanggil kamu.
Tanpa berfikir panjang aku pergi menuju
ruang bk. Sesampainya di depan ruang bk akau melepas sepatuku lalu menyusunnya
di samping pintu. Aku lalu masuk ke dalam untuk memenuhi panggilan bu yenny
selaku guru bk. Aku pun disuruh duduk di kusi depan meja bu yenny.
“ananda el kemarin sakit yah?” tanya bu
yenny kepadaku
“ iya bu, ini saya di panggil ke ruang bk
karena apa yah?” jawabku lalu bertanya balik.
“ waktu ananda sakit, ananda sempat keluar
dari uks yah?” tanya bu yenny tanpa menjawab pertanyaan ku tadi.
“ iya bu, saya keluar dari area uks untuk
mengambil snack yang ada di lemari saya”
“ jadi begini ada salah satu teman ananda
yang kehilangan jam tangannya di waktu ananda sedang sakit. dan saya dapatkan
info dari ustadz agus bahwa ananda el sempat keluar dari area uks. Sehinggah
menaruh kecurigaan kepada kami bahwa anandalah pelakunya” kata bu yenny
Aku yangmendengar hal itu dibuat kaget dan
panik mengingat niat ku keluar area yaitu hanya ingin mengambil snack untuk
mengganjal perunku yang sedang lapar.
“ maaf bu tapi itu bukan saya!, niat saya
hanyalah untuk mengambil snack yang ada di lemari bu” jawabku dengan nada yang
sedikit tinggi.
“ maaf nak namun untuk sementara ananda
menjadi tersangka karena hanya itu bukti yang ada”
Mendengar hal itu mataku mulai berkaca dan
aku berdiri lalu berjalan keluar dari ruang bk. Aku lalu menuju ke wc yang ada
di samping ruang bk untuk mencuci muka dan menyembunyikan tangisku.
Di kamar wc aku merenung atas kejadian tadi.
Apakah ini balasan atas semua pelanggaran yang aku lakukan? Atau ujian dari
yang maha kuasa. Karena tak ingin jatuh dalam keterpurukan aku memutuskan untuk
mencuci muka lagi lalu pergi ke kelas.
Saat di kelas aku menceritakan semuanya pada
tahkta dan achmad berharap mereka dapat membantuku. Dan mereka berdua kaget
mendengar apa yang ku katakan namun ini adalah fakta.
Aku merasah bahwa beberapa hari ini adalah
hari hari buruk ku. Tahkta dan achmad pun cukup bingung dengan cara apa mereka
dapat membantuku. Emreka percaya bahwa aku bukanlah pelakunya namun mereka pun
tak tahu dengan cara apa mereka membuktikannya.
Jam mata pelajaran selanjutnya akan di mulai
dan kami memutuskan untuk menunda dulu pembahasan kami.
Setelah shalat dzuhur aku dan siswa lainya
pergi ke dapur untuk makan siang dan aku mengambil makanan di dapur dan ke
ruang makan dan duduk di sebelah tahkta, makan dan membahas masalah ku tadi.
“ el, aku baru ingat bukan cuma kamu yang
keluar dari area uks” kata tahkta yang tiba tiba berhenti menyuapkan nasi ke
mulutnya.
“ beneran?” tanyaku.
“ tapi aku tak ingat orangnya siapa. Dia
turun ke lantai bawah lewat tangga yang dekat lorong andalusia, tangga yang
berbeda dengan yang kamu lalui” lanjut dia
“ berarti tujuan nya kelorong bawahkan
seperti aku”
“ bisa jadi” jawabnya singkat.
“tapi sebelum ustadz agus memergokiku aku
sempat melihat pintu kamar agung yang terbuka. Mungkin saja dia sempat masuk ke
kamar agung” terangku.
“ gak tahu juga sih, jangan sampai kita
menuduh orang lain yang bukan oknum. Nanti mereka akan merasakan apa yang kamu
rasakan sekarang ini” kata tahkta.
Kami terlalu fokus membahas masalahku
sehinggah tak menyadari bahwa ruang makan telah sepih.
…
Waktu menunjukkan pukul tiga empat sembilan
dan kami telah melaksanakan shalat ashar berjamaah. Aku pun bergegas turun dari
mesjid dan pulang ke asrama. Di asrama aku lalu menuju ke kamarnya agung dan
menanyakan apakah iya kehilangan barangnya.
“ saya tidak kehilangan apa apa, tapi kakak
kamar saya kehilangan jam tangannya” kata agung
“ kalau egitu kakak kamar kamu mana?”
tanyaku.
“ dia belum datang, mungkin sebentar lagi”
jawabnya
Setelah agung mengatakan itu kakak kamarnya
agung pun datang. Aku pun menyampaikan maksud tujuan ku datang yaitu menanyai
ciri ciri jam tangan yang hilang itu.
“ memang adik tahu dimana jam tangan itu”
tanya kakak itu
“ tidak kak, cuman saya yang jadi tersangka
atas pencurian jam tangan tadi”
“ohh, iya kah? maaf yah” kata kakak itu
“
tidak apa apa kak, saya juga sedang mencari si pelaku untuk membuktikan
bahwa saya bukanlah pelaku”
Setelah mengetahui ciri ciri jam tangan tadi
aku lalu ke kamarku. Legah rasanya setelah mengetahui akhirnya mendapatkan
petunjuk. Namun tahkta dan achmad belu datang sehigga tak ada tempat untuk
menceritakan hal ini.
Sembari menunggu, pun aku berbaring di ranjang.
Rasa legah seakan menyelimutiku di sore yang cerah itu. Cahaya matahari sore
masuk dari jendela kamarku yang berada di samping ranjang. Kupikir masalah ini
akan berlangsung lama terhadap diriku.
Namun
tetap saja ini semua belum berakhir. Masih ada beberapa misi yang haru
diselesaikan. Tapi yang penting adalah mencari si pelaku yang telah mengotori
nama baikku ini. Untung saja di asrama kita di tidak boleh berkelahi, kalua
saja tidak maka sudah kupastikan bogem mentah akan mendarat di pipi kirinya.
Tak peduli dia kakak atau adik kelasku.
Pas lagi enak enaknya menghayal tiba tiba
aku mendengar suara pintu kamarku yang terbuka. Dan aku yakin itu pasti tahkta
dan achmad.
“ bro, kamu harus dengar tentang info yang
baruku dap-“ jawabku yang sudah yakin itu mereka pas pintu itu baru terbuka
sepertiga.
Namun aku salah. Sekarang pintu itu sudah
terbuka Sembilan puluh derajat dari titik awalnya.
“ info..info..info, info apaan? Kamu habis
ngegibah yah?. Siapa yang kamu gibah? Pembina yah?”
Yah, itu adalah ustadz arisman Pembina
asramaku yang sedang melakukan pengecekan sore untuk memastikan tidak ada siswa
yang melakukan tidur sore.
“ eeh, tidak ustad. Lagi pula saya mau
bergibah dengan siapa disini cumin saya sendiri. Hehehe” jawabku sambal
cengengesan.
“ yaudah kalau begitu sana pergi cari kegiatan.
Dari pada nanti kamu ketiduran di ranjang” kata ustadz arisman lalu
meninggalkan kamarku dalam keadaan pintu terbuka.
“ kalau waktu waktu begini, bagusnya ngapain
yah? Mungkin mandi. Waktu juga sudah mau masuk waktu maghrib.
Aku pun turun dari ranjang lalu mengambil
handuk di jemuran handuk yang ada pas di bawah jendela kamarku dan pergi ke
kamar mandi.
Seusai mandi aku pergi ke kamarku untuk
berganti pakaian. Aku pun berjalan dari selasar wc ke Lorong dan menuju ke
kamar. Pintu pun ku buka, dan melingat tahkta dan achmad telah terbaring di
ranjang mereka.
“ kalian habis dari mana, terlihat sangat
Lelah” tanyaku pada achmad yang berada di ranjang bawah.
“ tidak juga, tadi seusai shalat ashar aku
tidur di masjid soalnya kalu di asrama aka nada pengecekan tidur sore. Pas
bangun aku melihat tahkta yang tidur tidak jauh dariku. Aku pun langsung
berdiri dan pergi membangunkan tahkta. Dan kami pun turun dari masjid. Dan
tanpa kami sadari ternyata ustadz supriadi telah mengetahui hal tersebut”
cerita achmad.
“ lalu kalian di apakan”
“ kami di suruh jalan bebek mengitari masjid
sepuluh kali. Mana ada putrinya lagi” jawab tahkta.
“ iya kakiku terasa sangat pegal” kelu
achmad
…
Jam menunjukkan pukul Sembilan limabelas.
Waktunya jam istirahat, aku tahkta dan achmad memutuskan untuk ke selasar kelas
dan menceritakan informasi yang terkait soal jam tangan kakak kamarnya agung
yang kemarin lupa untuk ku beri tahu mereka. Kami melakukan hal sambil jalan
santai pula.
“ insyaallah, pelakunya akan segerah kita
temukan dan memperbaiki namamu” kata tahkta.
“ makasih, kalian memang yang terbaik”
kataku memuji
“ memang sudah seharusnya, apa lagi kita
tidak akan lama lagi akan menjadi alumni di sekolah ini. Jadi sudah sepantasnya
kita membantumu untuk meninggalkan kesan yang baik sesame alumni” ujar achmad.
“ kamu kayak orang paling bijak saja berkata
seperti itu” jawabku dengan maksud bercanda.
RIIINGGG…alaram masuk kelas telah berbunyi
kami bertigapun masuk ke kelas untuk mengikutu mata pelajaran selanjutnya.
Begitupun dengan siswa siswa yang lain mereka juga masuk ke kelas mereka masing
masing.
Suara sepatu yang terhentak pelan di lantai
menandakan bahwa para siswa sedang berjalan cepat menuju kelas mereka dan tidak
ingin terlewatkan pembelajaran semenit pun. Sungguh sekolah yang sangat sibuk.
Itu yang dikatakan warga yang tiggal di dekat area sekolah islam athirah bone.
Tapi ini semualah yang membuat sekolah ini
menjadu salah satu yang terbaik di Sulawesi selatan.
Seusai pembelajaran aku dan teman kelasku
memutuskan untuk pergi ke dapur untuk makan siang Bersama. Dan setelah makan
kami pun terpisah menjadi beberapa kelompok. Ada yang ke gazebo dekat masjid
untuk nongrong, ada yang ke bawah masjid untuk bermain tenis meja, dan ada yang
masuk ke masjid untuk tidur. Semua itu dilakukan pada saat waktu kosong di sela
sela waktu selesainya pembelajaran dan waktu menuju shalat dzuhur.
Aku sendiri masuk ke masjid untuk tidur
dimana ini berguna untuk menyegarkan Kembali badanku agar dapat khusyuk pada
saat shalat dzuhur. Aku pun menutup mataku dan berusaha untuk menuju ke alam
bawah sadarku. Yah dan itu berhasil.
Aku tertidur untuk beberapa menit kedepan
sebelum bunyi jam digital di masjid berbunyi dan membangunkan kami yang sedang
tertidur. Aku dan siswa yang lain pun turun dan menuju ke tempat wudhu yang
berada di bawah masjid.
Aku lalu menangantri untuk mengambil air
wudhu. Antrian ini tidak terlalu Panjang hanya sekitar dua sampai tiga orang
saja setiap kerannya. Dan total ada dua puluh empat keran yang ada di tempat
wudhu putra.
Dan sekarang adalah giliranku untuk
berwudhu. Aku lalu melakukan Gerakan wudhu dan di aliri oleh air yang mengalir
sedang. Seusai berwudhu aku lalu menjauh dari keran agar orang lain dapat mengambil
air wudhu juga.
Dan tanpa tak di sengaja aku menabrak
seseorang. Menyadari hal tersebut akupun lalu meminta maaf. Orang itu adalah
cleaning service baru di asrama kami, Namanya pak kamil. Dan ada sesuatu barang
yang jatuh dari tas pinggangnya. Menyadari hal tersebut aku pun lalu
mengambilkan barang tersebut
Dan aku pun tak percaya atas benda apa yang
telah ku lihat. Yang itu adalah jam tangan milik kakak kamarnya agung. Ciri
cirinya sama persis seperti yang dikatakan oleh kakak kamarnya. Aku yang dalam
posisi bertekuk lutut hendak mengambil jam tersebut terdiam sejenak.
Lalu pak kamil langsung mengambil jam
tersebut.
“ tidak apa apa nak, lain kali hati hati
yah” katanya lalu pergi mengambil air wudhu.
aku lalu pergi naik ke masjid dan
melaksanakan qobliyah dzuhur sebelum iqamah di kumandangkan dan di lanjutkan
shalat dzuhur berjamaah. Setelah shalat, berdoa, dan shalat badiyyah dzuhur
dilakukan.
Aku dan siwa lainnya pun turun. Aku lalu
menemui tahkta dan achmad yang sedang memasang sepatu di tangga pinggiran
masjid. Aku lalu menceritakan kejadian yang baru saja kualami.
“ wah, parah sih ini” ujar tahkta.
“ mau langsung lapor?” ujar achmad.
“ arghhhh, tidak tau ahh” kataku.
Aku lantas bingung apa yang harus aku lakukan.
di satusisi aku ingin memperbaiki nama baik ku di bk dan di sisi lain aku tidak
ingin membuat orang lain kehilangan pekerjaannya.
“ laporin saja, dari pada ada korban
selanjutnya” kata achmad
“ iya dehh el, saya setuju dengan pendapat
achmad”
Dan akhirnya pada saat itu juga kami
memutuskan untuk pergi ke ruang bk dan menceritakan semuanya pada bu yenny
selaku guru bk. Aku sebenarnya agak berat untuk melakukan hal demikian. Namun
demi ketentraman sekolah islam athirah bone, hal ini harus dilakukan.
Dan setelah melaporkan hal tersebut aku pun
meminta maaf kepada bu yenny karena telah berbicara di depannya dengan nada
tinggi. Karena diriku yang menjadi tersangka di tempo hari.
…
Waktu menunjukkan pukul empat pas. Daun daun
yang sudah tua berjatuhan dari pohonnya dan menutupi rumput yang sedang
berteduh di bawahnya.cahaya sore yang cerah namun tidak sepanas siang menyinari
lapangan.
Namun aku heran kenapa tidak siswa yang
bermain futsal dilapangan. Padahal aku dan achmad sudah siap dengan stelan
olahraga kami. Kami lalu bermain penalty kick untuk mengisi waktu sore, dengan
bergantian menjadi penendang dan menjadi kipper.
Agak bosan sih, dan kami memutuskan untuk
lomba sprint memutari masjid.
“ el, kayaknya kamu menyerah saja deh.
Soalnya aku kan yang tercepat di Angkatan dan kamu ke dua” kata achmad ngejek.
“ helleh, omong kosong. Kita liat saja dulu”
jawabku sambil senyum.
Kami lalu mengambil posisi start yang enak.
“ el, kamu yang hitung yah” seru achmad
“ okeh kalau begitu maumu. Satu… dua…
tigaaa!!!!”
SSYUUUNG kami berdua melesat seperti senjata
api yang sedang memntahkan peluru. Pada kali ini achmad mendominasi karena
posisinya yang berada di lingkaran terkecil jalanan masjid.
“hikss…hikss” suara tangis yang tersedud
seduh yang berasal dari seseorang yeng terlihat sdang menangis di penggiran
masjid
Fokusku lalu terhenti padahal baru saja
seperdua putaran masjid. Aku lalu berjalan menuju dia. Pria tua itu menunduk
kebawah dan menutupi wajahnya dengan telapak tangannya yang sudah basah.
Pas ia kudekati aku baru sadar itu adalah
pak kamil yang sudah di pecat atas perbuatannya. Aku yang seolah olah tak tahu
apa apa pun mendekatinya dan bertanya.
“Bapak kenapa” tanyaku yang sebenarnya sudah
tahu jawabannya.
“ hey el, liat kan aku masih yang tercepat”
kata achmad yang baru saja menyelesaikan sprintnya .
Aku tak menghiraukan perkataan achmad
barusan. dan sedang menunggu tangis pak kamil redah dan menjawab pertanyaanku
yang sudah ada jawabannya.
“bapak kenapa?” achmad langsung paham
situasi dan berpura pura.
Tangis pak kamil pun redah dan mulai
mengangkat kepalanya.
“ tidak nak, tidak apa apa. Bapak hanya
habis di pecat karena telang menganbil barang yang bukan milik bapak” kata pak
kamil dengan suara yang serak
Aku yang melihat kondisinya merasah iba
mengingat bahwa mencari pekerjaan bukan lah hal yang muda bagi orang yang tua
seperti dia.
“ memang barang tersebut untuk apa yah pak
kalau boleh tahu” tanya achmad.
“ aku mengambilnya hanya untuk di jual, dan
uangn hasil jualan tersebut untuk membeli sebuah motor untuk anakku yang
sekarang duduk di bangku kelas satu sma. Dirinya yang mempertahankan gengsi
ingin memiliki motor seperti teman temannya, menjadi mogok makan dan belajar.
Alhasil aku tak bisa berbuat apa apa karena gajiku hanya cukup untuk makan
sehari hari. Makanya aku mencuri barang mewah yang kutemukan di asrama pada
saat kerja. Namun aku berjanji pada saat sudah memiliki uang aku akan
menggantinya” curhat pak kamil
Aku yang mendengar itu terdiam dan melihat
kearah telapak tanganku. Perasaan sesal dan sedih mengikat diriku erat sekali
hinggah setetes cairan penyesalan keluar dari mata kiriku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar