Ledakan besar terjadi membuat beberapa rumah terbakar. Kobaran api terus membesar dan menyebar dengan begitu cepat lantaran rumah-rumah didesa tersebut terbuat dari kayu dan jerami. Tak lama setelah ledakan terjadi segerombolan tentara belanda bersenjata lengkap melakukan penyerbuan dirumah warga. Peluru ditembakkan, teriakan dan tangisan warga terdengar bersahut sahutan membuat suasana didesa semakin mencekam.
Yudi yang kala itu
berusia 3 tahun terbangun dari tidurnya dengan badan yang gemetar akibat
ketakutan. Yudi melihat seorang tentara belanda berkulit putih masuk kerumahnya
dengan menodongkan senjata laras panjang nya. Yudi semakin ketakutan,
keringatnya bercucuran, badannya gemetar tak terkendali membuat tentara
tersebut menyadari keberadaannya. Tentara belanda itu menodongkan senjatanya
kearah bocah tersebut dan segera menarik pelatuknya.
“DOR!”. Yudi melihat
ayahnya berdiri dengan tegak melindunginya. Tak lama setelah itu badan ayahnya
yang berdiri tegak akhirnya tersungkur tak bernyawa. Tangisan Yudi pecah,
melihat sosok yang sangat dicintainya tewas tertembak. Ibunya yang kala itu
sedang hamil datang menghampiri Yudi dengan tetesan air mata yang membasahi
wajahnya. Ibunya menggandeng tangan mungil Yudi berlari menjauhi desa namun
tentara tersebut terus mengejar mereka. “DOR, DOR, DOR” tiga tembakan beruntun
dilepaskan oleh tentara tersebut mengenai Yudi dan ibunya. Yudi melihat ibunya
yang tersungkur tak bernyawa. Penglihatan Yudi menjadi gelap, Yudi mulai
kehabisan darah dan tak mampu menahan rasa sakit yang dia alami.
Yudi terbangun dari
tidurnya dengan keringat yang membasahi tubuhnya. Ia baru saja memimpikan
kejadian kelam yang terjadi padanya 70 tahun silam. Ia tak mungkin melupakan
betapa kejamnya tentara belanda yang membunuh keluarga yang dicintainya dan
membuat Yudi harus hidup sebatangkara. Yudi masih menyimpan dendam kepada
tentara tentara belanda tersebut.
Yudi dengan tubuh
yang tak lagi tegap dengan rambut yang kian memutih memaksakan dirinya untuk
berdiri kemudian keluar dari kamarnya. Ia melangkah ke ruang tengah, Yudi melihat
ke dinding rumahnya yang penuh dengan lukisan kuda yang berdebu. Ia melanjutkan
langkahnya menuju ke ruang tamu, disana terdapat beberapa kursi dan meja yang
terbuat dari kayu. Yudi melangkah kearah halaman rumahnya kemudian duduk
menikmati segarnya udara panyula di pagi hari sembari melihat orang-orang berlaluh
lalang di jalan panyula.
Beberapa menit
kemudian Yudi melihat seorang wanita berbaju biru tua dengan lambang ATHIRAH di
dada kanannya berjalan menaiki tangga rumahnya untuk menghampirinya. Yudi
mengerutkan alisnya, Yudi merasa bahwa wajah wanita yang datang tak asing
baginya. Wanita itu pun mengucapkan salam.
“Assalamualaikum”
ujar wanita tersebut lantang.
“Waalaikumussalam”
jawab Yudi yang masih kebingungan.
Wanita itu
mengulurkan tangannya mengarah ke Yudi “Saya Fatimah, masih ingat gak ?” Tanya
Fatimah dengan seutas senyum yang terlukis di pipinya.
Yudi membalas uluran
tangan Fatimah dengan tangannya yang mulai keriput “Ohh iya Fatimah, masih
ingat dong, kan cewe paling centil di sekolah masa gak inget hehehe. Ada keperluan
apa yah kalian datang ke sini?”
“Jadi aku disini mau
minta izin ke kamu buat pakai rumah ukirmu ini sebagai tempat tinggal sementara
buat siswa Athirah bone sembari menunggu asrama mereka sedang dalam proses
pembangunan. Gimana mau gak?” Jelas Fatimah dengan penuh harap.
Yudi menundukkan
kepalanya sembari berkata “ Kalau untuk itu aku sih setuju setuju aja, tapi
rumah ini tempat tinggal ku satu satunya jadi aku minta supaya aku tetap
tinggal disini bersama siswa nantinya.”
“Kamu boleh tinggal
disini bersama para siswa.”. balas Fatimah.
“Tapi aku takut
kalau nanti aku gak bisa bergaul dengan siswa nantinya. Lagipula rumah ini juga
sudah lama tidak berpenghuni takutnya nanti ada apa apa.”. Jawab Yudi dengan nada bersalah.
Fatimah menepuk pundak kanan Yudi. “Kalau untuk itu kamu
gausah khawatir. Nanti siswa-siswa bakal temenin kamu dan nanti juga mereka
bakal sering ngaji kok jadi jin-jin pada keluar kok hehehe” Ujar Fatimah meyakinkan
Yudi.
“Baiklah kalau begitu. Memangnya kapan siswa athirah akan
datang kesini ?” Tanya Yudi.
Fatimah mengecek ponselnya untuk melihat kalender lalu menjawab “Mungkin
sekitar 2 bulan lagi, gimana mau nggak?”
“Iya deh aku mau, tapi aku beresin rumah ku dulu ya, supaya
siswa nantinya betah tinggal disini” ucap Yudi sembari melihat bagian dalam
rumahnya yang penuh dengan debu.
“Makasih banyak ya Yudi” ucap Fatimah sembari tersenyum,
Yudi membalas senyuman Fatimah “Iya sama sama”
“Kalau gitu aku pamit dulu, Assalamualaikum” Fatimah memutar
badannya kemudian melangkah menuruni tangga. Terlihat dibelakang bajunya
tertulis YAYASAN HADJI KALLA.
“Waalaikumussalam, hati hati ya”
***
Keesokan harinya, Yudi mulai membersihkan rumah nya. Dia menurunkan
lukisan-lukisan yang terpajang di dindingnya, kemudian mengumpulkannya kedalam
kardus. Yudi mengangkut kardus berisikan lukisan tersebut kedalam gudangnya.
Setelah itu dia mengambil tangga kemudian mengganti lampu di ruang tengah yang
telah redup. Yudi mengambil sapu panjang untuk membersihkan jaring laba laba
yang menutupi atap rumahnya.
Yudi mengambil sapu dari gudang lalu membersihkan kamarnya. Saat membersihkan
bagian bawah kasurnya tanpa sengaja sesajen yang dia simpan beberapa bulan yang
lalu tertarik keluar. Potongan daun pisang yang dipenuhi dengan sisa makanan
itu mengeluarkan bau tak sedap. Yudi menaruh sesajen sebagai persembahan untuk
iblis agar dia bisa bertemu kembali dengan keluarga nya sehingga dia tidak
merasa kesepian.
Yudi mengambil sisa-sisa sesajen tersebt. Yudi terdiam sejenak “sepertinya aku harus berhenti melakukan persembahan
ini. Aku telah memaafkan mereka yang membuatku harus hidup seperti ini. Aku harus bertaubat dan memohon ampunan
kepada allah. Lagipula siswa athirah akan menemaniku nantinya jadi aku tidak
akan merasa kesepian lagi. Mereka juga akan belajar agama disini, jadi aku bisa
ikut bergabung dengan mereka. Selain itu ayat suci al-qur’an akan terus di
lantunkan, jadi aku tidak perlu khawatir jika iblis itu datang.” Yudi
terbangun dari lamunannya dia kemudian membawa sisa sesajen itu dan
membakarnya. Sejak saat itu Yudi bertekad untuk menjadi pribadi yang baik.
***
2 bulan telah berlalu. pada malam hari, Siswa-siswa athirah bone mulai
berdatangan dirumah Yudi. Yudi menyambut mereka dengan hangat. “Selamat datang
dirumah ukir anak anak, semoga kalian betah ya tinggal disini”
“Terimakasih banyak
pak Yudi sudah mau menerima kami untuk tinggal disini untuk beberapa waktu”
ujar salah satu siswa athirah yang berkulit putih.
siswa
itu berkulit putih, dan memiliki mata yang coklat. Dia seperti keturunan
belanda.
Yudi memberanikan diri untuk bertanya kepada siswa tersebut “Halo nama mu siapa
nak?”
“Nama saya Muhammad Andre Soedira. Pangggil saja Andre pak”
SOEDIRA?!
Bukannya itu adalah salah satu marga belanda yah. Anak ini pasti keturunan
belanda. Dia harus berhati hati.
“Memangnya ada apa
pak?”
Yudi terbangun dari
lamunan nya “Gak apa apa”
“Oh iya kalau gitu
saya pamit ke kamar dulu ya pak”
“iya silahkan”.
Andre berjalan
menuju ke kamarnya dan membereskan barang bawaannya. Tak lama setelah itu rekan
kamarnya masuk.
“Assalamualaikum”
“waalaikumsalam” jawab andre.
“Halo bro, kenalin
ane Andi Maulana Bakhtiar, panggil aja maulana” ucap maulana sembari
mengulurkan tangannya. Andre membalas uluran tangan maulana sembari tersenyum
“Hai maulana, aku Muhammad Andre Soedira,
bisa dipanggil
Andre. Salam kenal ya”
“Ente asal mana ?”
Tanya maulana sembari melepaskan uluran tangannya.
“Aku dari Makassar”
jawab andre.
“Wah ente jauh jauh
dari Makassar kenapa memutuskan buat sekolah di Athirah Bone?, bukannya banyak
sekolah bagus di Makassar ?”
“Karena Athirah
merupakan sekolah dibawah naungan Yayasan Hadji Kalla, jadi pasti kualitasnya
bagus. Kan yayasan hadji kalla merupakan yayasan besar.” Jelas andre. “Kamu
sendiri asal mana Andre? Kok bisa memutuskan sekolah di sini?”
“Kalau ane campuran
bone sama betawi, ane mutusin buat sekolah di athirah bone karena ane pengen
meningkatkan pemahaman ane dibidang akademik, dan juga meningkatkan pengetahuan
ane tentang agama. Dan kebetulan ane juga alumni pesantren jadi ane pengen
menjaga hafalan ane disini. Dan juga ane berasal dari keluarga yang kurang
mampu, dan Alhamdulillah Athirah Bone menyediakan program beasiswa. Makanya ane
sekolah disini ”
“Wow keren,
memangnya kamu udah hafal berapa juz”
“Alhamdulillah ane
udah khatam 30 juz”
“Maasyaallah keren
banget kamu udah hafal 30juz.”
“Alhamdulillah, eh
kalau ane liat liat ente tuh kulit nya putih banget mata ente juga coklat. Emangnya
ente keturunan barat ya?”
“eh kamu perhatiin
ya. Iya aku keturunan belanda, kakekku orang belanda menikah sama nenekku yang
asli Indonesia. hehehe”
“Maasyallah keren
ente”
“Tidur yuk udah
malam takutnya besok gabisa bangun”
“Ente tidur duluan
aja ane mau murojaah dulu”
“Oke”
***
Keesokan harinya. Para siswa berangkat kesekolah yang berjarak sekitar 150
meter dari rumah ukir. Andre pergi bersama Maulana.
“Maulana tungguin
dong” panggil Andre sembari mengikat tali sepatunya.
“Buruan dong, nanti
kita telat”
Nah
beres.”ayo
berangkat”
Maulana dengan
postur tubuhnya yang tinggi merangkul andre.
“Ente ngerasa ada
yang aneh gak sih selama di rumah ukir?”
“Iya kayak ada yang
aneh, Kirain cuman aku doang yang ngerasa aneh ternyata kamu juga. Kira kira
kenapa yah.?”
Maulana mendekat kearah andre kemudian berbisik pelan “ane pernah denger cerita
kalau mendiang keluarga pak Yudi yang tewas tertembak tentara belanda masih gentayangan
buat nemenin pak Yudi. Dan katanya gentayangan itu bakal gangguin anak cucu
belanda”
“HAH BENERAN KAMU?!”
Tak terasa mereka sudah berada didepan gerbang sekolah.
Mereka melihat spanduk bertuliskan SELAMAT DATANG SISWA SISWI ANGKATAN PERTAMA
SEKOLAH ISLAM ATHIRAH BONE TAHUN AJARAN 2011/2012.
Mereka berjalan menuju ke gedung sekolah. Disana mereka
disambut dan diarahkan untuk kekelas masing masing. Ternyata maulana dan Yudi
berada dikelas yang berbeda karena maulana mengambil kelas IPS sedangkan andre mengambil
kelas IPA.
“Kalau gitu aku kekelas dulu ya maulana”
“Yaudah kalau gitu ane juga mau kekelas ane”
Pembelajaran berlangsung hingga sore hari.
***
KRIIIING. Lonceng perpulangan berbunyi. Siswa berbondong bondong keluar dari
kelasnya masing masing.
“Andre!” Maulana datang menghampri andre.
“Gimana kelasnya
hari ini? Seru gak?”
Andre membalikkan
badan “Jelas seru dong kan guru Athirah bagus semua” jawab andre sembari
berjalan bersama maulana. “Btw yang kamu bilang tadi pagi itu beneran?” Tanya
andre
“Itu cuman kata
orang orang sih, ane juga gak tau pastinya.”
“Tapi aku takut. Kan
aku keturunan belanda takutnya nanti gentayangan itu ganggu aku”
“Yaa ente hati-hati aja, minta perlindungan sama Allah. Insyaallah gak bakal
terjadi apa-apa”
***
4 bulan dilalui andre dengan perasaan cemas dan gelisah.
hingga pada suatu
malam andre terbangun untuk buang air. Namun ketakutan andre membuatnya tidak
berani untuk pergi sendirian. Dia berinisiatif membangunkan maulana untuk
menemaninya
“Maulana, maulana bangun dong” ucap andre sembari menggoyang goyang kan badan
maulana
maulana yang masih
setengah sadar merespon andre “hmmm, kenapa andre?”
“Temenin aku ke wc
dong, aku mau buang air tapi aku takut pergi sendirian”
“haduh ente pergi
sendiri aja, ane ngantuk”
“Ayolah maulana, Aku
takut banget”
“Yaallah andre, ente
udah gede masa takut”
“Kalau kamu temenin
aku, Nanti aku kasih cemilan deh”
Maulana reflek
bangun dari tidurnya. “Ayo buruan”
“Hahahaha kamu ya,
kalau soal cemilan paling semangat deh”
“bawel ente, ayo
buruan ane ngantuk banget nih”
mereka berdua
berjalan ke wc yang terletak dibagian belakang rumah tersebut.
“Tungguin ya jangan
kemana mana, awas kalo kabur nanti cemilannya batal”
“iya deh iya, tapi
jangan lama lama ya”
5 menit kemudian
“Andre, ente masih
lama?”
“ sekitar 5 menit
lagi”
“Haduhh ente lama
bener dah”
“sabar dong, lagi
mules banget nih”
5 menit kemudian
“Andree, udah
belum?. Lama banget sih”
“…….”
“Andree?, jangan jangan ente ketiduran” maulana mengetuk pintu
terdengar suara aneh
dari dalam wc “HUHHH,HAHH,HEHH,HUUHH”
“Andree? Ente gak
papa?” teriak maulana sembari mencoba mendobrak pintu
setelah beberapa
kali percobaan akhirnya maulana berhasil mendobrak pintu wc tersebut. “ANDRE?!”
maulana melihat andre yang sedang memuntahkan
sesuatu “ANDRE, Ente kenapa?”
andre dengan matanya
yang memerah menatap maulana.
“Andre??, ente
kenapa andre?”
“huhh, KALIAN TELAH
MENGAMBIL RUMAH KAMI!!”
HAH?!
Jangan jangan, andre kesurupan “Maksud
ente apa andre?”
“KAKEK DARI ANAK INI
TELAH MEMBUNUHKU!, AKU AKAN MEMBALASKAN DENDAMKU PADA ANAK INI” Andre yang
sedang kerusupan melangkah kearah jendela dan bersiap siap untuk melompat.
“Astagfirullah, Andreee…” Maulana membacakan ayat kursi agar jin yang merasuki
tubuh andre pergi.
Andre kemudian berbalik kearah maulana kemudian mencekik maulana hingga maulana
terjatuh lemah karena kehabisan nafas. “KAMU TIDAK PERLU MENCAMPURI URUSANKU!”.
Kemudian andre melompat keluar. Namun dengan sigap pak Yudi datang menggapai
tangan andre.
“WAHAI IBLIS KELUARLAH DARI TUBUH ANAK
INI. ANAK INI TIDAK BERSALAH”. Yudi yang tak lagi muda meminta bantuan kepada
maulana “MAULANA! BANGUN! AKU SUDAH TIDAK KUAT!!”.
Maulana memaksakan dirinya untuk bangun kemudian membantu Yudi. “KAMU TAHAN
ANDRE, AKU MAU CARI KOREK DULU” ucap Yudi sembari mengeluarkan secarik kertas
bertuliskan mantra mantra sihir.
Maulana dengan sisa sisa kekuatannya menahan andre agar andre tidak terjatuh.
“BERTAHANLAH ANDREE”.
Setelah beberapa menit mencari, akhirnya Yudi mendapatkan korek kemudian
langsung membakar secarik kertas tersebut. Disaat yang sama maulana sudah tak
sanggup menahan andre, Andre terjatuh dari lantai 2 rumah ukir. Disisi lain Yudi
terjatuh dan menangis melihat kertas tersebut hangus tak bersisa.
Maulana dengan sigap berlari menuruni tangga kemudian menggendong andre yang
tak sadarkan diri. Maulana berlari menuju rumah sakit terdekat. Sesampainya
dirumah sakit, dengan sigap andre diangkat menuju ke ugd oleh beberapa petugas
disana. Namun disisi lain maulana yang sudah kelelahan tak sanggup menopang
tubuhnya, maulana pun terjatuh pingsan.
***
Keesokan harinya andre terbangun dari rumah sakit dan melihat teman temannya.
“Dimana maulana?” Tanya andre kepada teman temannya
“Itu maulana dikasur
sana”
andre memaksakan
dirinya untuk beranjak dari kasurnya. Dan berjalan menuju kasur maulana
“Eh hati hati andre, jangan dipaksain. Memangnya mau kemana ?” tanya salah satu
temannya sembari membantu andre untuk berjalan
“Aku mau pergi ke
maulana”
mereka pun sampai di kasur maulana. Kemudian maulana terbangun dari tidurnya. “Ente
gak apa-apa ndre ?”
andre kemudian duduk diujung kasur maulana. “Aku gak apa-apa, memangnya semalam
ada apa ya ?”
maulana menjelaskan
ulang panjang lebar apa yang terjadi semalam. “Jadi semalam itu…….”
andre mengangguk paham “Oooh gitu ya ceritanya”
“Emangnya ente gak
inget ?”
“Iya aku ngga inget,
semalam tuh aku cuman inget kamu nemenin aku ke wc. Udah itu aja”
“Berarti semalam
ente kesurupan beneran. Yaudah kalau gitu yang penting ente baik baik aja.”
“Iya Alhamdulillah,
makasih ya maulana udah bantuin aku”
“Iya sama sama, ente
balik aja dulu kekasur ente buat istirahat. Ane juga mau istirahat”
“Oke”
***
Kesokan harinya. Maulana dan andre kembali ke rumah ukir bersama teman-temannya.
Mereka melihat Yudi sudah menunggu dengan wajah yang cemas dan gelisah.
“Assalamualaikum pak Yudi”
“Waalaikumsalam,
Alhamdulillah kalian udah balik. Andre, maulana kalian gak papa?”
maulana dan andre
menjawab bersamaan “Alhamdulillah pak Yudi kami baik baik saja”
“Alhamdulillah, pak Yudi dari tadi cemas mikirin kalian. Bapak minta maaf ya”
“Loh kenapa minta maaf pak ? kan bukan bapak yang salah” Tanya andre heran.
“Ini semua
sebenarnya salah bapak, bapak minta maaf ya”
maulana mengerutkan
dahinya. “memangnya apa yang terjadi sebenarnya pak?”
“Jadi sebenarnya
waktu kecil keluarga bapak habis dibantai sama tentara belanda, makanya bapak
hidup sendirian. Nah karena bapak kesepian jadinya bapak sering buat
persembahan ke iblis supaya arwah keluarga bapak bisa temani bapak disini. Tapi
beberapa bulan sebelum kalian tinggal disini bapak udah tobat. Karena bapak
pikir kalian bakal temani bapak disini.”
maulana memotong
pembicaraan “Ooh jadi yang masuk ditubuh andre semalam itu arwah keluarga
bapak?”
“Iya, mereka merasa terusir dari rumah ini makanya dia mengganggu kalian supaya
kalian tidak betah disini. Selain daripada itu mereka juga punya dendam sama
orang belanda. Makanya dia berusaha membunuh andre. Tapi bapak sudah memutuskan
perjanjian bapak dengan iblis iblis itu. Jadi kalian tenang saja”
Maulana mengangguk paham “Oh pantas saja andre yang diganggu sama arwah itu”
“Iya, Bapak minta maaf ya”
“Iya pak, kami
maafkan. Lagipula bapak sudah baik mau menerima kami untuk tinggal disini.
Harusnya kami yang berterimakasih pak”
“Iya nak sama sama”
Akhirnya mereka
tinggal dirumah ukir tersebut dengan aman dan damai tanpa gangguan. 2 bulan kemudian
asrama mereka sudah siap dihuni. mereka dipindahkan untuk tinggal diasrama.
Mereka pun meninggalkan rumah ukir dan kenangan bersama pak Yudi didalamnya.
Kenangan ini akan terus mereka ingat dan akan menjadi cerita yang melegenda
untuk angkatan angkatan berikutnya.
Begitulah akhir dari kisah mereka. Jadi pesan yang dapat diambil dari kisah ini
adalah jangan pernah melakukan
kesyirikan, Karena hal itu dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Ahmad Ibrahim
IX Asy Syahid 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar