Selasa, 25 April 2023

Antologi The Dorm; Rumah Ukir

         Ledakan besar terjadi membuat beberapa rumah terbakar. Kobaran api terus membesar dan menyebar dengan begitu cepat lantaran rumah-rumah didesa tersebut terbuat dari kayu dan jerami. Tak lama setelah ledakan terjadi segerombolan tentara belanda bersenjata lengkap melakukan penyerbuan dirumah warga. Peluru ditembakkan, teriakan dan tangisan warga terdengar bersahut sahutan membuat suasana didesa semakin mencekam.

Yudi yang kala itu berusia 3 tahun terbangun dari tidurnya dengan badan yang gemetar akibat ketakutan. Yudi melihat seorang tentara belanda berkulit putih masuk kerumahnya dengan menodongkan senjata laras panjang nya. Yudi semakin ketakutan, keringatnya bercucuran, badannya gemetar tak terkendali membuat tentara tersebut menyadari keberadaannya. Tentara belanda itu menodongkan senjatanya kearah bocah tersebut dan segera menarik pelatuknya.

“DOR!”. Yudi melihat ayahnya berdiri dengan tegak melindunginya. Tak lama setelah itu badan ayahnya yang berdiri tegak akhirnya tersungkur tak bernyawa. Tangisan Yudi pecah, melihat sosok yang sangat dicintainya tewas tertembak. Ibunya yang kala itu sedang hamil datang menghampiri Yudi dengan tetesan air mata yang membasahi wajahnya. Ibunya menggandeng tangan mungil Yudi berlari menjauhi desa namun tentara tersebut terus mengejar mereka. “DOR, DOR, DOR” tiga tembakan beruntun dilepaskan oleh tentara tersebut mengenai Yudi dan ibunya. Yudi melihat ibunya yang tersungkur tak bernyawa. Penglihatan Yudi menjadi gelap, Yudi mulai kehabisan darah dan tak mampu menahan rasa sakit yang dia alami.

Yudi terbangun dari tidurnya dengan keringat yang membasahi tubuhnya. Ia baru saja memimpikan kejadian kelam yang terjadi padanya 70 tahun silam. Ia tak mungkin melupakan betapa kejamnya tentara belanda yang membunuh keluarga yang dicintainya dan membuat Yudi harus hidup sebatangkara. Yudi masih menyimpan dendam kepada tentara tentara belanda tersebut.

Yudi dengan tubuh yang tak lagi tegap dengan rambut yang kian memutih memaksakan dirinya untuk berdiri kemudian keluar dari kamarnya. Ia melangkah ke ruang tengah, Yudi melihat ke dinding rumahnya yang penuh dengan lukisan kuda yang berdebu. Ia melanjutkan langkahnya menuju ke ruang tamu, disana terdapat beberapa kursi dan meja yang terbuat dari kayu. Yudi melangkah kearah halaman rumahnya kemudian duduk menikmati segarnya udara panyula di pagi hari sembari melihat orang-orang berlaluh lalang di jalan panyula.

Beberapa menit kemudian Yudi melihat seorang wanita berbaju biru tua dengan lambang ATHIRAH di dada kanannya berjalan menaiki tangga rumahnya untuk menghampirinya. Yudi mengerutkan alisnya, Yudi merasa bahwa wajah wanita yang datang tak asing baginya. Wanita itu pun mengucapkan salam.

“Assalamualaikum” ujar wanita tersebut lantang.

“Waalaikumussalam” jawab Yudi yang masih kebingungan.

Wanita itu mengulurkan tangannya mengarah ke Yudi “Saya Fatimah, masih ingat gak ?” Tanya Fatimah dengan seutas senyum yang terlukis di pipinya.

Yudi membalas uluran tangan Fatimah dengan tangannya yang mulai keriput “Ohh iya Fatimah, masih ingat dong, kan cewe paling centil di sekolah masa gak inget hehehe. Ada keperluan apa yah kalian datang ke sini?”

“Jadi aku disini mau minta izin ke kamu buat pakai rumah ukirmu ini sebagai tempat tinggal sementara buat siswa Athirah bone sembari menunggu asrama mereka sedang dalam proses pembangunan. Gimana mau gak?” Jelas Fatimah dengan penuh harap.

Yudi menundukkan kepalanya sembari berkata “ Kalau untuk itu aku sih setuju setuju aja, tapi rumah ini tempat tinggal ku satu satunya jadi aku minta supaya aku tetap tinggal disini bersama siswa nantinya.”

“Kamu boleh tinggal disini bersama para siswa.”. balas Fatimah.

“Tapi aku takut kalau nanti aku gak bisa bergaul dengan siswa nantinya. Lagipula rumah ini juga sudah lama tidak berpenghuni takutnya nanti ada apa apa.”. Jawab Yudi dengan nada bersalah.

Fatimah menepuk pundak kanan Yudi. “Kalau untuk itu kamu gausah khawatir. Nanti siswa-siswa bakal temenin kamu dan nanti juga mereka bakal sering ngaji kok jadi jin-jin pada keluar kok hehehe” Ujar Fatimah meyakinkan Yudi.

“Baiklah kalau begitu. Memangnya kapan siswa athirah akan datang kesini ?” Tanya Yudi.
Fatimah mengecek ponselnya untuk melihat kalender lalu menjawab “Mungkin sekitar 2 bulan lagi, gimana mau nggak?”

“Iya deh aku mau, tapi aku beresin rumah ku dulu ya, supaya siswa nantinya betah tinggal disini” ucap Yudi sembari melihat bagian dalam rumahnya yang penuh dengan debu.

“Makasih banyak ya Yudi” ucap Fatimah sembari tersenyum,
Yudi membalas senyuman Fatimah “Iya sama sama”

“Kalau gitu aku pamit dulu, Assalamualaikum” Fatimah memutar badannya kemudian melangkah menuruni tangga. Terlihat dibelakang bajunya tertulis YAYASAN HADJI KALLA.

“Waalaikumussalam, hati hati ya”

                                                                            ***

Keesokan harinya, Yudi mulai membersihkan rumah nya. Dia menurunkan lukisan-lukisan yang terpajang di dindingnya, kemudian mengumpulkannya kedalam kardus. Yudi mengangkut kardus berisikan lukisan tersebut kedalam gudangnya. Setelah itu dia mengambil tangga kemudian mengganti lampu di ruang tengah yang telah redup. Yudi mengambil sapu panjang untuk membersihkan jaring laba laba yang menutupi atap rumahnya.

Yudi mengambil sapu dari gudang lalu membersihkan kamarnya. Saat membersihkan bagian bawah kasurnya tanpa sengaja sesajen yang dia simpan beberapa bulan yang lalu tertarik keluar. Potongan daun pisang yang dipenuhi dengan sisa makanan itu mengeluarkan bau tak sedap. Yudi menaruh sesajen sebagai persembahan untuk iblis agar dia bisa bertemu kembali dengan keluarga nya sehingga dia tidak merasa kesepian.

Yudi mengambil sisa-sisa sesajen tersebt. Yudi terdiam sejenak “sepertinya aku harus berhenti melakukan persembahan ini. Aku telah memaafkan mereka yang membuatku harus hidup seperti  ini. Aku harus bertaubat dan memohon ampunan kepada allah. Lagipula siswa athirah akan menemaniku nantinya jadi aku tidak akan merasa kesepian lagi. Mereka juga akan belajar agama disini, jadi aku bisa ikut bergabung dengan mereka. Selain itu ayat suci al-qur’an akan terus di lantunkan, jadi aku tidak perlu khawatir jika iblis itu datang.” Yudi terbangun dari lamunannya dia kemudian membawa sisa sesajen itu dan membakarnya. Sejak saat itu Yudi bertekad untuk menjadi pribadi yang baik.

***

2 bulan telah berlalu. pada malam hari, Siswa-siswa athirah bone mulai berdatangan dirumah Yudi. Yudi menyambut mereka dengan hangat. “Selamat datang dirumah ukir anak anak, semoga kalian betah ya tinggal disini”

“Terimakasih banyak pak Yudi sudah mau menerima kami untuk tinggal disini untuk beberapa waktu” ujar salah satu siswa athirah yang berkulit putih.

siswa itu berkulit putih, dan memiliki mata yang coklat. Dia seperti keturunan belanda.
Yudi memberanikan diri untuk bertanya kepada siswa tersebut “Halo nama mu siapa nak?”

“Nama saya Muhammad Andre Soedira. Pangggil saja Andre pak”

SOEDIRA?! Bukannya itu adalah salah satu marga belanda yah. Anak ini pasti keturunan belanda. Dia harus berhati hati.

“Memangnya ada apa pak?”

Yudi terbangun dari lamunan nya “Gak apa apa”

“Oh iya kalau gitu saya pamit ke kamar dulu ya pak”

“iya silahkan”.

Andre berjalan menuju ke kamarnya dan membereskan barang bawaannya. Tak lama setelah itu rekan kamarnya masuk.

“Assalamualaikum”
“waalaikumsalam” jawab andre.

“Halo bro, kenalin ane Andi Maulana Bakhtiar, panggil aja maulana” ucap maulana sembari mengulurkan tangannya. Andre membalas uluran tangan maulana sembari tersenyum “Hai maulana, aku Muhammad Andre Soedira,

bisa dipanggil Andre. Salam kenal ya”

“Ente asal mana ?” Tanya maulana sembari melepaskan uluran tangannya.

“Aku dari Makassar” jawab andre.

“Wah ente jauh jauh dari Makassar kenapa memutuskan buat sekolah di Athirah Bone?, bukannya banyak sekolah bagus di Makassar ?”

“Karena Athirah merupakan sekolah dibawah naungan Yayasan Hadji Kalla, jadi pasti kualitasnya bagus. Kan yayasan hadji kalla merupakan yayasan besar.” Jelas andre. “Kamu sendiri asal mana Andre? Kok bisa memutuskan sekolah di sini?”

“Kalau ane campuran bone sama betawi, ane mutusin buat sekolah di athirah bone karena ane pengen meningkatkan pemahaman ane dibidang akademik, dan juga meningkatkan pengetahuan ane tentang agama. Dan kebetulan ane juga alumni pesantren jadi ane pengen menjaga hafalan ane disini. Dan juga ane berasal dari keluarga yang kurang mampu, dan Alhamdulillah Athirah Bone menyediakan program beasiswa. Makanya ane sekolah disini ”

“Wow keren, memangnya kamu udah hafal berapa juz”

“Alhamdulillah ane udah khatam 30 juz”

“Maasyaallah keren banget kamu udah hafal 30juz.”

“Alhamdulillah, eh kalau ane liat liat ente tuh kulit nya putih banget mata ente juga coklat. Emangnya ente keturunan barat ya?”

“eh kamu perhatiin ya. Iya aku keturunan belanda, kakekku orang belanda menikah sama nenekku yang asli Indonesia. hehehe”

“Maasyallah keren ente”

“Tidur yuk udah malam takutnya besok gabisa bangun”

“Ente tidur duluan aja ane mau murojaah dulu”

“Oke”

                                                                            ***

Keesokan harinya. Para siswa berangkat kesekolah yang berjarak sekitar 150 meter dari rumah ukir. Andre pergi bersama Maulana.

“Maulana tungguin dong” panggil Andre sembari mengikat tali sepatunya.

“Buruan dong, nanti kita telat”

Nah beres.”ayo berangkat”

Maulana dengan postur tubuhnya yang tinggi merangkul andre.

“Ente ngerasa ada yang aneh gak sih selama di rumah ukir?”

“Iya kayak ada yang aneh, Kirain cuman aku doang yang ngerasa aneh ternyata kamu juga. Kira kira kenapa yah.?”
Maulana mendekat kearah andre kemudian berbisik pelan “ane pernah denger cerita kalau mendiang keluarga pak Yudi yang tewas tertembak tentara belanda masih gentayangan buat nemenin pak Yudi. Dan katanya gentayangan itu bakal gangguin anak cucu belanda”

“HAH BENERAN KAMU?!”

Tak terasa mereka sudah berada didepan gerbang sekolah. Mereka melihat spanduk bertuliskan SELAMAT DATANG SISWA SISWI ANGKATAN PERTAMA SEKOLAH ISLAM ATHIRAH BONE TAHUN AJARAN 2011/2012.

Mereka berjalan menuju ke gedung sekolah. Disana mereka disambut dan diarahkan untuk kekelas masing masing. Ternyata maulana dan Yudi berada dikelas yang berbeda karena maulana mengambil kelas IPS sedangkan andre mengambil kelas IPA.

“Kalau gitu aku kekelas dulu ya maulana”

“Yaudah kalau gitu ane juga mau kekelas ane”

Pembelajaran berlangsung hingga sore hari.

                                                                            ***

KRIIIING. Lonceng perpulangan berbunyi. Siswa berbondong bondong keluar dari kelasnya masing masing.
“Andre!” Maulana datang menghampri andre.

“Gimana kelasnya hari ini? Seru gak?”

Andre membalikkan badan “Jelas seru dong kan guru Athirah bagus semua” jawab andre sembari berjalan bersama maulana. “Btw yang kamu bilang tadi pagi itu beneran?” Tanya andre

“Itu cuman kata orang orang sih, ane juga gak tau pastinya.”

“Tapi aku takut. Kan aku keturunan belanda takutnya nanti gentayangan itu ganggu aku”

“Yaa ente hati-hati aja, minta perlindungan sama Allah. Insyaallah gak bakal terjadi apa-apa”

                                                                           ***

4 bulan dilalui andre dengan perasaan cemas dan gelisah.

hingga pada suatu malam andre terbangun untuk buang air. Namun ketakutan andre membuatnya tidak berani untuk pergi sendirian. Dia berinisiatif membangunkan maulana untuk menemaninya

“Maulana, maulana bangun dong” ucap andre sembari menggoyang goyang kan badan maulana

maulana yang masih setengah sadar merespon andre “hmmm, kenapa andre?”

“Temenin aku ke wc dong, aku mau buang air tapi aku takut pergi sendirian”

“haduh ente pergi sendiri aja, ane ngantuk”

“Ayolah maulana, Aku takut banget”

“Yaallah andre, ente udah gede masa takut”

“Kalau kamu temenin aku, Nanti aku kasih cemilan deh”

Maulana reflek bangun dari tidurnya. “Ayo buruan”

“Hahahaha kamu ya, kalau soal cemilan paling semangat deh”

“bawel ente, ayo buruan ane ngantuk banget nih”

mereka berdua berjalan ke wc yang terletak dibagian belakang rumah tersebut.

“Tungguin ya jangan kemana mana, awas kalo kabur nanti cemilannya batal”

“iya deh iya, tapi jangan lama lama ya”

5  menit kemudian

“Andre, ente masih lama?”

“ sekitar 5 menit lagi”

“Haduhh ente lama bener dah”

“sabar dong, lagi mules banget nih”

5 menit kemudian

“Andree, udah belum?. Lama banget sih”

“…….”
“Andree?, jangan jangan ente ketiduran” maulana mengetuk pintu

terdengar suara aneh dari dalam wc “HUHHH,HAHH,HEHH,HUUHH”

“Andree? Ente gak papa?” teriak maulana sembari mencoba mendobrak pintu

setelah beberapa kali percobaan akhirnya maulana berhasil mendobrak pintu wc tersebut. “ANDRE?!”

 maulana melihat andre yang sedang memuntahkan sesuatu “ANDRE, Ente kenapa?”

andre dengan matanya yang memerah menatap maulana.

“Andre??, ente kenapa andre?”

“huhh, KALIAN TELAH MENGAMBIL RUMAH KAMI!!”

HAH?! Jangan jangan, andre kesurupan “Maksud ente apa andre?”

“KAKEK DARI ANAK INI TELAH MEMBUNUHKU!, AKU AKAN MEMBALASKAN DENDAMKU PADA ANAK INI” Andre yang sedang kerusupan melangkah kearah jendela dan bersiap siap untuk melompat.

“Astagfirullah, Andreee…” Maulana membacakan ayat kursi agar jin yang merasuki tubuh andre pergi.
Andre kemudian berbalik kearah maulana kemudian mencekik maulana hingga maulana terjatuh lemah karena kehabisan nafas. “KAMU TIDAK PERLU MENCAMPURI URUSANKU!”. Kemudian andre melompat keluar. Namun dengan sigap pak Yudi datang menggapai tangan andre.
 “WAHAI IBLIS KELUARLAH DARI TUBUH ANAK INI. ANAK INI TIDAK BERSALAH”. Yudi yang tak lagi muda meminta bantuan kepada maulana “MAULANA! BANGUN! AKU SUDAH TIDAK KUAT!!”.
Maulana memaksakan dirinya untuk bangun kemudian membantu Yudi. “KAMU TAHAN ANDRE, AKU MAU CARI KOREK DULU” ucap Yudi sembari mengeluarkan secarik kertas bertuliskan mantra mantra sihir.
Maulana dengan sisa sisa kekuatannya menahan andre agar andre tidak terjatuh. “BERTAHANLAH ANDREE”.
Setelah beberapa menit mencari, akhirnya Yudi mendapatkan korek kemudian langsung membakar secarik kertas tersebut. Disaat yang sama maulana sudah tak sanggup menahan andre, Andre terjatuh dari lantai 2 rumah ukir. Disisi lain Yudi terjatuh dan menangis melihat kertas tersebut hangus tak bersisa.
Maulana dengan sigap berlari menuruni tangga kemudian menggendong andre yang tak sadarkan diri. Maulana berlari menuju rumah sakit terdekat. Sesampainya dirumah sakit, dengan sigap andre diangkat menuju ke ugd oleh beberapa petugas disana. Namun disisi lain maulana yang sudah kelelahan tak sanggup menopang tubuhnya, maulana pun terjatuh pingsan.

                                                                            ***
Keesokan harinya andre terbangun dari rumah sakit dan melihat teman temannya. “Dimana maulana?” Tanya andre kepada teman temannya

“Itu maulana dikasur sana”

andre memaksakan dirinya untuk beranjak dari kasurnya. Dan berjalan menuju kasur maulana

“Eh hati hati andre, jangan dipaksain. Memangnya mau kemana ?” tanya salah satu temannya sembari membantu andre untuk berjalan

“Aku mau pergi ke maulana”



mereka pun sampai di kasur maulana. Kemudian maulana terbangun dari tidurnya. “Ente gak apa-apa ndre ?”
andre kemudian duduk diujung kasur maulana. “Aku gak apa-apa, memangnya semalam ada apa ya ?”

maulana menjelaskan ulang panjang lebar apa yang terjadi semalam. “Jadi semalam itu…….”
andre mengangguk paham “Oooh gitu ya ceritanya”

“Emangnya ente gak inget ?”

“Iya aku ngga inget, semalam tuh aku cuman inget kamu nemenin aku ke wc. Udah itu aja”

“Berarti semalam ente kesurupan beneran. Yaudah kalau gitu yang penting ente baik baik aja.”

“Iya Alhamdulillah, makasih ya maulana udah bantuin aku”

“Iya sama sama, ente balik aja dulu kekasur ente buat istirahat. Ane juga mau istirahat”

“Oke”
                                                                          ***

Kesokan harinya. Maulana dan andre kembali ke rumah ukir bersama teman-temannya. Mereka melihat Yudi sudah menunggu dengan wajah yang cemas dan gelisah.
“Assalamualaikum pak Yudi”

“Waalaikumsalam, Alhamdulillah kalian udah balik. Andre, maulana kalian gak papa?”

maulana dan andre menjawab bersamaan “Alhamdulillah pak Yudi kami baik baik saja”

“Alhamdulillah, pak Yudi dari tadi cemas mikirin kalian. Bapak minta maaf ya”
“Loh kenapa minta maaf pak ? kan bukan bapak yang salah” Tanya andre heran.

“Ini semua sebenarnya salah bapak, bapak minta maaf ya”

maulana mengerutkan dahinya. “memangnya apa yang terjadi sebenarnya pak?”

“Jadi sebenarnya waktu kecil keluarga bapak habis dibantai sama tentara belanda, makanya bapak hidup sendirian. Nah karena bapak kesepian jadinya bapak sering buat persembahan ke iblis supaya arwah keluarga bapak bisa temani bapak disini. Tapi beberapa bulan sebelum kalian tinggal disini bapak udah tobat. Karena bapak pikir kalian bakal temani bapak disini.”

maulana memotong pembicaraan “Ooh jadi yang masuk ditubuh andre semalam itu arwah keluarga bapak?”
“Iya, mereka merasa terusir dari rumah ini makanya dia mengganggu kalian supaya kalian tidak betah disini. Selain daripada itu mereka juga punya dendam sama orang belanda. Makanya dia berusaha membunuh andre. Tapi bapak sudah memutuskan perjanjian bapak dengan iblis iblis itu. Jadi kalian tenang saja”
Maulana mengangguk paham “Oh pantas saja andre yang diganggu sama arwah itu”
“Iya, Bapak minta maaf ya”

“Iya pak, kami maafkan. Lagipula bapak sudah baik mau menerima kami untuk tinggal disini. Harusnya kami yang berterimakasih pak”

“Iya nak sama sama”

Akhirnya mereka tinggal dirumah ukir tersebut dengan aman dan damai tanpa gangguan. 2 bulan kemudian asrama mereka sudah siap dihuni. mereka dipindahkan untuk tinggal diasrama. Mereka pun meninggalkan rumah ukir dan kenangan bersama pak Yudi didalamnya. Kenangan ini akan terus mereka ingat dan akan menjadi cerita yang melegenda untuk angkatan angkatan berikutnya.
Begitulah akhir dari kisah mereka. Jadi pesan yang dapat diambil dari kisah ini adalah jangan pernah melakukan kesyirikan, Karena hal itu dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Ahmad Ibrahim

IX Asy Syahid 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar