Ahmad Dzaki Kurniawan
LAPANGAN
Sore itu di langit Bone, cuaca cukup cerah. Entah kenapa Aku sangat semangat setiap melihat teman-temanku bermain basket di lapangan. Sudah tiga hampir tiga tahun aku dan kawan-kawanku tinggal di asrama, hal yang sangat disenangi penghuni asrama adalah tibanya hari sabtu dan ahad. Penghuni asrama senang dengan hari tersebut karena dapat melakukan aktivitas olahraga, bermain laptop, tidur, dan mencuci.
Setiap
pagi di akhir pekan kami
melakukan operasi semut di area masing maisng. Semua penghuni asrama merapikan dan membersihkan kamar dan area lorong
masing-masing. Mereka
boleh beraktivitas yang lain jika kamar dan area lorongnya sudah bersih dan rapi. Setelah tugas pokok kami selesai, segera kami bergegas pergi kelapangan untuk bermain basket.
“teman teman, selesaimi pekerjaanta, ndamau main basketkah??”
“ayomi sodara. Selesaimi juga pekerjaanta.” Balas
Deedat
“tapi izinki dulu sama pembina asramata kalau mauki pergi
main basket.” Zakwan menimpali.
Aku,
Deedat, dan Zakwan memang pecandu lapangan. Kalau tidak basket, ya futsal. Kami
terkenal karena suka menghabiskan waktu senggang di lapangan Athirah Bone.
“ga usah, ga usah bawa sepatu. K biasa maki ndak pake sepatu.” Ucapku
“Lah kan lapangan abis hujan, kalau jatuh bisa masuk
rumah sakit tau!!” Deedat menegaskan kepada kami.
“ndak ji itu,” Zakwan buka suara senada dengan ku.
“Yaudah terserah kamu aja kalau ada apa-apa bukan salah
gua yak,”
ujar Deedat sambil berlalu terlebih dahulu.
Aku tak menghawatirkan persoalan pakai sepatu atau tidak sehingga nekat bermain tanpa alas kaku. Kami bertiga asik bermain, dan
tak lama kemudian kejadian yang tak terduga terjadi. Aku melakukan gerakan lay-up ke ring dan kakiku mendarat pada tumpuan kaki yang salah, walhasil ada tulang yang retak
di bagian pergelangannya.
Aku dibawa ke rumah sakit untuk ditindaklanjuti. Di saat
sudah berada di rumah sakit, aku
sangat menyesali kejadian
tadi. Aku akhirnya meminta maaf kepada Deedat. Ketika kaki ku telah diperban, dokter menyuruhku untuk beristirahat di asrama. Dokter memperingatikanku agar selalu memakai sepatu ketika sedang berolahraga.
Aku
akhirnya menjalani rawat jalan di rumah. Dokter memberikanku sebuah tongkat sebagai oleh-oleh agar dapat membantuku berjalan. Selama istirahat aku sangat menyesal atas kejadian yang ku alami kemarin.
“Zaki, Kenapaki sedih nak” tiba-tiba ibu memecah keheninganku dalam
lamunan.
“menyesalka sedding gara-gara kejadian kemarin mak,
Seandainya kuikuti nabilang temanku, nda
begini kakiku sekarang.” Ujarku pada ibu sambil terisak.
”Iye nak, jangan diulangni lagi
nah! Karena saran
yang baik pasti untuk kebaikanta juga ji toch?” Nasihat ibuku sambil mengelus lembut
kepalaku.
“Maafkan Zaki di’, Mak?”
“iye, Nak ndapapaji, ini mamak masakkanki makanan kesukaan ta supaya cepat sembuhki.”
“Waaah ini makanan yang saya suka sejak kecil. Makasih, Mak.” Aku pun senang karena ibu bersedia meluangkan waktu
memasakkan ayam goreng krispi kesukaanku.
“Iya,
jangan lupa berdoa, bismillah sebelum makan. Jangan sampai, waktu kamu main
basket itu, ga baca bisimllah ya?
“iye, mak, Eh, seperti maki ustadzah kuliat, deh.”goda ku ke Ibu.
“haha, sembarangan, makanmi itu nanti ndak sembuhki.”
“ iye ma, Bismillahirrohmanirrohim....”
Aku
patuh saja diceramahi oleh
ibuku agar aku tidak mengulangi kejadian yang telah kualami. Setelah aku makan, Aku tak lupa untuk salat karena waktu
magrib sudah masuk. Segala pertolongan hanya dari Allah dan ialah tempat kita untuk meminta
kesembuhan.
Sebulan
di rumah membuatku bosan. Bukannya santai, aku malah kepikiran dengan materi
dan tugas-tugas dari guru di sekolah. Saat pertama kali divonis rawat jalan,
Ibu sempat bermohon kepada kepala sekolah agar aku bisa diberi layanan
pembelajaran online di rumah supata tidak ketinggan pelajaran, namun sekolah
menegaskan bahwa kesehatanku lebih penting ketimbang materi pelajaran yang
harus dikejar. Bu Kepsek menekankan bahwa kalau badan sehat, semua materi
pelajaran akan lebih mudah diterima.
Ibu
tak berkesempatan mengantarku karena kebetulan ia terpilih sebagai pemateri
kurikulum, dan harus bertugas di pertemuan guru-guru mata pelajaran di SMPN 6
Watampone. Alhamdulillah Ayah bisa izin
di kantornya, jadi ia bisa mengantarku masuk kembali ke asrama.
“Hati-Hati ki anakku. Janganki dulu main basket, nanti patah lagi kakita itu.”
“iye, Pak. Ndak
lagi-lagi.”
“iye, Anak. Duluanka ka anak. Hati-hatiki. Pakaiki itu tongkatta kalau mauki jalan. Jangan dulu pakai sepatu, pakai sandal, ya,” urai panjang ayahku menasihati.
“iye pak Assalamualaikum..”
“Waalaikumslaam.”
***
SMP-SMA
Islam Athirah Bone,
sekolahku saat ini sudah dikenal sebagai sekolah berasrama yang banyak mencetak
prestasi. Mungkin itu salah satu alasan ibuku memasukkanku ke sini. Padahal ibu
mengajar di sebuah sekolah menengah pertama negeri yang terkemuka di Watampone.
Menurut
ibuku, di sini bukan hanya prestasinya, tetapi, sekolah ini terkenal dengan karakter
siswanya yang memiliki tutur kata yang baik dan sopan.
Athirah memang memiliki budaya yang sangat terjaga yaitu 5S, 5R dan
Mappatabe’. 5R itu singkatan dari ringkas, rapi, resik, rawat, rajin. 5S
sendiri itu kepanjangan dari senyum, salam, sapa, sopan, dan santun. Nah, kalau
“Mappatebe” itu sebuah perilaku menundukkan badan bila kita melintas di depan
orang yang lebih tua. Budaya-budaya ini
semua dapat membuat cara
berpikir siswa, cara berbicara siswa ketika tampil, bagaimana pakaian siswa
ketika ke sekolah dan lain- lain. Itu semua dapat dikenal di Athirah dan dipelajari di
sana.
Aku
suka main futsal. Seiring waktu selama
adanya komunitas futsal di Athirah sudah muncul bakat pemain futsal di Athirah
sehingga para pemain ingin menguji coba tim mereka dengan cara mengajak sekolah
lain datang ke sekolah mereka untuk mengadakan pertandingan Friendly Match atau Sparing
antar sekolah.
Untungnya OSIS di sekolah mereka juga mensosialisasikan
program kerja mereka yaitu Friendly Match, dan kesempatan itulah yang membuat
para pemain ingin mengajukan Futsal sebagai lomba Friendly Match yang akan di
adakan nanti. Sehingga salah satu anggota tim mereka mengajukan dirinya ke
pengurus OSIS untuk mengadakan Friendly Match yang akan diadakan itu dengan
Futsal. Aku berinisiatif untuk mengajukan ini ke pengurus OSIS
“Assalamuaikum.”
“Waalaikumsalam, iye kenapaki.” Ujar pengurus OSIS
itu.
“Tabe kak bisaka mengajukan tim futsal untuk kita kasi
masuk di prokerta??” ujarnya (
“Owh Futsal, hmm bagaimanadi bisasji tapi siapjiki ga
lawan sekilah lain nanti kalahki lawakki wkwkw.” Ujar pengurus osis
“Deh iye bisajikak”
“Oke mi jadi ku sepakatimi ininah kalau futsal yang
menjadi lomba Friendly Matchta nanti oke”
“Iye kak fiksmi, Insya Alah kutanyaki nanti temanku kalau
Latihan besok sore.”
“iya, tinggal nanti kita kasika nama-nama nya yang main
nanti.”
“iye kak insya Allah besok saya kasikanki.”
“iyapale duluanka palena ada yang mau kukerja di ruang
osis.”
“iye kak Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.”
Akhirnya
aku dapat izin Futsal,
dan akan di mainkan pada Friendly match nantinya. Aku ke Asrama untuk mengabarkan tim, bahwa futsal akan dipertandingkan di friendly match nantinya.
“Assalamualaikum sodara.”
“Waalaikumsalam iye kenapaki sodara??”
“Begini sudahmaka mengajukan diri dan kita diterima
bagaimana??”
“Wah mantap memang ini temaku satu.”
“Iyalah, jadi nabilang gare kasi saja nanti nama nama
yang akan main nanti.”
“Owh okmi itu kanda nanti sayapi yang tuliski.”
“Ok siapa siapa yang ikut nanti??”
“Sebagian dikelas sepuluh, dan kelas sebelas dna dua
belas full yang ikut futsal.”
“Owh okok tulismi kasika nanti besok nama namanya biar
langsung kukasi pengrus osis.”
“Iya tunggumi”
“Okemi sodara moka kekamar dulu mau turu.”
Setelah
ia meminta ketemannya untuk menuliskan nama nama yang akan ikut sparing
nantinya iapun tidur dan ia melupakan suatu hal yang akan ia sampaikan kepada
temannya yaitu kapan jadwal latihan. Karna pada waktu itu waktu larut malam ia
terpaksa tisur dikamarnya dan ia akan menanyakkannnya besok karna ia sangat
lelah karna ia pergi mengajukan diri keluar ke ruang osis,
Keesokan
harinya ia pun pergi ke sekolah, sebelum ia kesekolah ia ke dapur dulu untuk
sarapan pagi. Di saat ia di dapur tiba tiba temannya menghampiri dia. Apun
terkejut sampai sampai ia kersedak makanan yang ia sedang makan.
“waaah”
“Astaghfirullah Aladzim subhanallah.”
“Hahaha.” Temannya tertawa terbahak bahak.
“kau kalau datang salam kek apagah.”
“Assalamualaikum”
“Tabe telatki, Waalaikumsalam kenapai, owh iya manai nama
nama yang main nanti”
“Karna itu saya datang ke kau karna mauka kasikanki nama
nama adedeh.”
“Iya kah”
“iya iya ini namanya.”
“owh ok terimakasih, owh iya tadi malam lupa tadi kasi
tanyakki tentang kapan latihan.”
“Owh latihan hmm bagaimanami ini sodara nda tahu kapan
latihan yang cocok, kapanga prokernya di adakan??”
“nda tahu mi juga keknya besok sore.”
“kalau besok sore jadi nanti latihan miki.”
“Kapan nanti?? Sore atau siangkah.”
“nda siang, Sorelah masa siang mauki kasi merah kulit
wkwkwk.”
“haha iya sore nanti sampaikan nanti stelah dzuhur kalau
nanti sore latihan nah.”
“oke mi sodara, eh duluankana karna maumi jam masuk.”
“Owh Iya ga, padahal belumpi selesai makanku.”
“Sudahmi langsungmi di cuci tinggal sedikit mami itu.”
“owh okok dluanmiki kanda.”
“Tidak papaji kutinggalkanki ini.”
“nda papaji dluanmiki.”
“owh ok pale.”
Iapun
pergi mecuci piringnya dan ketika ia pergi temannya yang tadi datang kembali
lagi ke dapur karna ia melupakan tasnya.
“nah selesiami haruska cepat cepat ini kalau lambat
berdirika nanti ini dikelas”
“Weh sodara kenapa kembali lagi??”
“ini kulupaiki tasku hehe”
“owh cepat cepatmiki pale nanti terlambatki 5 menit mami
ini mulai pelajaran.”
“iya sodara”
Akhirnya
iapun pergi kekelas masing masing. Di hari itu mata pelajaran pertama ialah
belajar Matematika ia sangat kurang memahami penjelasan yang di berikan oleh
gurunya dikarenakan ia terus memikirkan tentang friendly match. Ia disibukkan
tentang friendly match itu sehingga ia tak fokus. Ia pun berusaha untuk terus
memahami penjelasan yang diberikan dan iapun sampai pada titik yang ia anggap
tak dapat ia selesaikun yaitu guru bertanya kepada dia untuk mengerjakan soal
yang di papan tulis.
“bagaimanami ini nda terlalu kupahami soalnya sama
materinya asal jawabmaka saja dari pada berdiri teruska di depan.”
Iapun berbicara di pikirannya ia merasa gugup dan kepala
dia pusing. Setelah ia selesai mengerjakan soal yang diberikan kepada gurunya,
dia merasa aneh dengan hasil jawaban yang ia jawab, ternyata jawaban yang ia
jawab benar ia merasa heran, karna ia tak terlalu paham dengan materi yang ia
berikan. Tetapi ia pernah menjawab soal yang ia liat, ini adalah soal ketika
dia lomba KSN Matematika tahun lalu dan ternyata soalnya ialah soal materi di
saat ia di duduk bangku kelas 6.
Setelah
jam mapel matematika ia sangat lelah karena waktu mapel matematika itu
dipelajari selama 2 jam. Bel pun berbunyi itu tandanya jam istirahat tiba,
semua siswa pergi istirahat di dapur dengan snack yang disediakan oleh ibu
dapur. Biasa siswa(i) mencicipi snack dengan roti, kue, agar agar, otak otak
dan masih banyal lagi. Pun jadwal makan snack ini ada waktunya yaitu disetiap
hari Selasa, Rabu, dan Jumat.
Iapun menghampiri temannya yang didatangi tadi pagi ia
melihat temannya sedang mengambil mengantri minuman biasanya siswa(i) meminum
sirup DHT, Teh, Susu, Green Tea, ataupun Jus buah naga. Iapun meminta
ketemannya untuk menitipkan sebuah gelas untuk diisikannya minuman dan minuman
pada saat itu ialah Susu dan makanannya ialah Roti sangat cocok untuk siswa
siswa jika setelah belajar. Temannya pun datang dengan membawakkan dia gelas
yang ia nitipkan ke temannya dan duduk dengan rapi di tempat duduk yang
disediakan. Dan iapun mengajak temannya untuk menghampiri pengurus OSIS untuk
nama nama yang mereka tulis untuk friendly match nantinya. Ia pun datang dengan
memawakan kertas yang berisi nama nama yang akan main nanti.
“Assalamualaikum kak.”
“Waalaikumsalam, apa itu mubawa.”
“owh ini kak nama nama yang akan main nanti kak.”
“owh iya tadi malam janji sama kau mana coba kuliat.”
“Ini kak, nama dan kelasnya sudah terterah di situ.”
“ok terimakasih na.”
“iye kak sama sama, owh iya kak kapankah nanti
diadakannya friendly match??”
“Keknya besok lusapi karna cuaca mau diliat dek keknya
besok sih.”
“owh iye kak jadi nanti sore latihan kak sama teman
temanku nanti.”
“iye dek latihanki yang sungguh sungguh biar kalau menang
bisa nanti ikut lomba karna dinilai kalau minimal tiga kali menang bisalah di
ikutkan lomba diluar kalau tidak kita yang bikin lomba, latihankina.”
“iye kak saya akan bersungguh sunguh dengan pertandingan
nanti.”
Akhirnya
ia sudah memberikan nama nama yang akan main nantinya dan nanti dzuhur ia
menyuruh temannya untuk menyampaikan nanti subuh untuk latihan sore nanti.
Setelah temannya menyampaikan semua anggota tim futsal latihan dengan
bersungguh sungguh untuk pertandingan nantinya.
Keesokan
harinya ia dikabarkan oleh pengurus sis bahwa nanti sore diadakan friendly match.
Dan iapun sangat semangat dengan pertamdingan ini dan sore pun tiba semua siswa
sangat senang dengan proker osis yang diadakan semua siswa datang kelapangan
menonton pertandingan friendly match futsal dan keseruan dimana mana, teriakan
suporter dimana mana, dukungan dari siswa dan guru membuat para kedua tim kedua
tim sangat antusias bermain, dan pertandinganpun berakhir dan tim futsal
Athirah mampu membuat kemenangan. Semoga pertandingan pada kali ini membuat
kami semangat dalam sparing sparing berikutnya dan dapat tercapai pada titik
yang kita inginkan yaitu kita ikut lomba futsal di luar sekolah.....
masyaa Allah
BalasHapusBerbakat ternyata Anakku menulis
BalasHapusLiwe metto
BalasHapus