Kamis, 11 Mei 2023

Nuraini_Syafiqah

Boarding Story #45

Syafiqah Syafitri

NURAINI

 

Di dunia perkuliahan, Bu Nuraini memiliki seorang teman bernama Dinda. ia sudah menganggapnya sebagai saudaranya sendiri.mereka selalu berangkat ke kampus Bersama-sama, dimanapun Nuraini pergi disitu dinda berada begitupun sebaliknya bahkan dinda seringkali menginap di kos an Nuraini. Namun karna sekarang mereka sedang berada di waktu-waktu sibuk yakni persiapan siding skripsi membuat mereka jarang bertemu. tetapi sesekali mereka menyempatkan waktunya untuk makan siang di warung dekat kampus sambil bercerita kesibukan masing-masing.

“skripsi kamu udah sampai bab berapa din?”

“udah sampai bab lima nih, dua bab lagi selesai..,oiya hampir lupa jadwal sidang kamu kapan? Kalo aku sih dua pekan kedepan jadi masih banyak waktu lah ya”

“insya allah pekan depan nih din, aku berusaha nyelesaiin secepatnya sih soalnya satu bab lagi selesai”

“wah., semangat ni’ semoga sukses sidangnya”

“makasi din kamu juga semoga sidangnya lancar”

Setelah mereka berbincang Panjang lebar, mereka Kembali ke kampus  menyelesaikan tugas masing-masing.

Waktu sidang Nuraini pun tiba. Suasana ruangan yang sangat menegangkan disertai dengan dosen pembimbing dan dewan penguji yang terlihat sangat serius membuat Nuraini deg degan namun karna ia  telah mempersiapkan dirinya dengan matang ia yakin bahwa dapat mempresentasikan skripsi nya dengan  baik dan percaya diri.

“selamat pagi, silakan duduk. Apakah kamu siap mempresentasikan skripsimu?”

“selamat pagi, terima kasih pak. Ya, saya siap.”

“baiklah, silakan memulai presntasi skripsimu”

Nuraini pun memulai mempresentasikan skripsinya dengan lancar tanpa terbata-bata. Setelah presentasi selesai, dewan penguji dan dosen pembingbing memberikan saran dan kritik terhadap skripsinya.

“bai, terima kasih atas jawabanmu. Saya emmiliki pertanyaan atas penelitianmu, bagaimana kamu memastikn kalau data yang kamu gunakan akurat?

“terima kasih atas pertanyaannya pak. Saya memeastikan akurasi data dengan melakukan validasi terhadap data yang saya peroleh dan juga menggunakan statistik yang  tepat.”

Nuraini berhasil menjawab seluruh pertanyaan dewan penguji dengan lancar. Ia kemudian keluar dari ruangan sidang untuk menunggu keputusan dosen. Nuraini tentu merasa cemas dan tidak sabar menunggu hasilnya. Setelah menunggu beberapa waktu dosen keluar dari ruangan

“selamat siang, bagaimana kabarmu?”

“siang pak, baik. Bagaimana dengan hasil sidang skripsiku?

“hasil sidang skripsimu sangat memuaskan, kamu berhasil lulu dengan nilai yang baik”

Nuraini sangat senang mendengarnya dan berterima kasih kepada dosen pembimbing karna telah membimbingnya dengan baik begitu pula dengan dosen penguji lainnya. Nuraini pulang kerumah dengan perasaan lega dan Bahagia, Lelah dan kerja kerasnya terbayarkan dengan semua ini. Ia tak lupa mengabari hasi skripsinya ke dinda melalui telepon dengan senang hati. Tentunya dinda juga senang mendengar itu dan ia memberikan selamat kepada Nuraini. Di waktu itu  perasaan dinda campur aduk, sebentar lagi dinda akan melakukan sidang skripsi. Cemas, harapan, dan persiapan yang matang, semua yang dinda rasakan diceritakan kepada eni. Eni tertawa mendengar saat mendengar semua itu dari dinda.

Satu hari sebelum dinda sidang skripsi, ia mempersiapkan dan belajar menguasai materi. Dengan perasaan cemas campur aduk. Tibalah waktu dinda untuk melakukan sidang skripsi tak lupa ia meminta doa dari eni dan teman-temannya yang lain. Dinda memulai memasuki ruangan dan melihah dosen pengujinya serta dosen pembimbing berdiri didepan sana. ia pun dipersilakan untuk mempersentasikan. Disela sela presntasi dinda sempat tersangkut namun untungnya dinda langsung melanjutkannya.

“terima kasih atas presentasinya”

Dinda pun menyelesaikan presentasinya dan tinggal menunggu keputusan. Di kos-an temoat eni tinggal saat ia ingin mandi sore tiba-tiba handphonenya berdering.

“AKU LULUSS NII’ YEYY KITA LULUS BARENGG”

Nuraini kaget mendengar itu, syukur mereka telah menyelesaikan skripsinya. Mereka berdua berjanji akan bertemu di restoran.  Sesampainya di restoran, Saat sedang asyik-asyiknya ngobrol.

“wisuda akan dilaksanakan pada  tanggal 15 maret”

Mereka serentak berteriak senang. tak terasa waktu yang mereka lalui hampir usai. Dinda dan eni adalah mahasiswa yang sangat rajin dan tekun. Mereka berdua selalu bekerja keras dalam menyelesaikan tugas dan selalu memberikan yang terbaik dalam setiap ujian atau tugas yang diberikan. Keduanya juga terus mendukung satu sama lain,memberikan semangat dan dorongan Ketika salah satu dari mereka mengalami kesulitan. Setelah beberapa pekan mempersiapkan segala berkas untuk wisuda nantinya. Hingga saat ini mereka tidak menyangka bahwa mereka sampai di titik ini.

Pada hari wisuda eni dan dinda tampil Bersama jas almamater dan senyum Bahagia di wajah mereka. Mereka sangat bangga dan berterima kasih atas dukungan yang telah diberikan oleh satu sama lain selama perjalanan mereka di perguruan tinggi. Mereka berdua menyadari bahwa perjuangan mereka tidaklah sia-sia dan merasa sangat bersyukur atas keberhasilan yang mereka capai.

“selamat ya ni’ akhirnya kita berhasil melewati semua ujian dan tugas selama kuliah dan sekarang kita sudah resmi lulus.”

“terima kasih din, kamu juga. Benar-benar terasa seperti sebuah pencapaian besar, kan? Setiap kali aku melihat jas almamaterku, aku selalu teringat betapa sulitnya perjuangan untuk sampai disini.

“betul sekali, mari kita rayakan kesuksesan ini Bersama-sama dan mempersiapkan diri untuk tantangan selanjutnya.”

Malam hari setelah lulus kuliah, Bu Nuraini diinformasikan oleh Dinda bahwa akan dibuka pendaftaran mengajar di Sekolah Athirah Makassar, namun ibu Nuraini terpaksa harus menolak karena ia bosan dan tidak ingin lagi tinggal di Makassar.  

“maaf din soalnya aku udah bosan tinggal di makassar rasanya ingin keluar kota”

 Kemudian, bulan berikutnya Bu Nuraini mendapat informasi lagi dari dinda temannya bahwa sekolah Athirah akan melakukan penerimaan guru daerah bone.

“WAH!! Boleh aku coba nih dinn, makasii infonya yaa dinn”

Nuraini pun mencoba untuk mencari situs pendaftaran dan prosedur untuk menjadi guru di athirah bone. Setelah Nuraini mendaftar di sekolah ini, Nuraini di panggil untuk mengikuti tes seleksi sebagai calon guru di sekolah athirah bone. Eni sangat gugup pada hari tes, namun dia tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam tes tersebut. Setelah beberapa hari, eni menerima kabar bahwa ia diterima sebagai guru disekolah tersebut. Eni merasa sangat bersyukur dan bersemangat untuk memulai karir sebagai guru. Setelah melewati segala tes untuk menjadi guru, Pada awal Maret, tepatnya 9 Maret 2011 Bu Nuraini resmi menjadi guru Athirah dengan mengeluarkan surat keputusan yang ditandatangani direktur H. Hasnawi.

terima kasih pak, telah menerima saya untuk bagian dari guru athirah”

Semoga kamu dapat melakukan pekerjaanmu dengan baik”

 

 semua guru yang bekerja di sekolah ini tinggal di asrama dan menjadi Pembina siswa di asrama maka dari itu Nuraini pun tinggal diasrama Bersama dengan guru lainnya . Bu Nuraini pun menjalani kehidupan barunya di asrama. Ia harus mampu mengelola kegiatan di asrama dengan baik, memastikan bahwa siswa yang tinggal di asrama tersebut memiliki kebutuhan dasar yang terpenuhi dengan baik, dan mengelola permasalahan yang mungkin terjadi di asrama.

 Malam pertama bu Nuraini menjadi Pembina asrama, akan diadakan sesi perkenalan, Bu Nuraini di minta memperkenal kan dirinya oleh bu mita.

 ‘’assalamualaikum anak anak sekalian perkenalkan nama lengkap ibu, adalah Bu Nuraini kalian bisa panggil saya dengan sapaan Bu eni, saya akan menjadi Pembina asrama dan guru matematika kalian di sekolah”

 “halo Bu Nuraini”

 “halo anak anak”.  Bu Nuraini merasa Bahagia Ketika melihat para siswi menyambut kedatangannya dengan hangat.

Esoknya saat waktu shalat shubuh, usai dzikir Bersama, ust diki selaku wakasek keasramaan naik ke atas mimbar beliau mengumumkan area yang akan di tempati oleh Pembina baru yakni Bu Nuraini

 “ Bu Nuraini akan tinggal di area yalamlam’’.

 Siswa dari area yalamlam nampak senang Bu Nuraini akan mengawas di areanya.  Bu Nuraini pun merasa senang serta merasa terhormat karna siswa menerimanya dengan baik.

Saat ia memulai bertugas, sosok anak yang mencuri perhatian bu eni karna dua orang anak yang sangat terlihat bersahabat  bak saudara mengingat kan dirinya dengan dinda semasa kuliah. Setelah bu eni mengajaknya berkenalan mereka Bernama salsa dan sarah. Namun salsa sering bercerita bu eni bahwa salsa sering kehilangan barang.

“bisa kah saya minta tolong kepada ibu? Untuk mencari tau siapa yang telah mencuri barang-barang saya? Soalnya akhir-akhir ini saya sering kehilangan barang bu”

“tentu saja boleh, nanti saya infokan kalau ibu sudah mengetahui siapa orangnya ya”

Setelah mencari beberapa info dan bertanya-tanya dengan orang yang dekat dengan salsa. Bu eni pun mencurigai salah seorang siswa yang selalu dekat dengan salsa. Tepatnya ia mencurigai sarah teman yang dianggap saudaranya sendiri.bu eni mencai cara untuk mengatasi permasalahan ini, bu eni mulai mengamati dan mengevaluasi pola perilaku murid tersebutsara pertama yang ia lakukan ialah disaat semua siswi tidur bu eni sengaja tidur larut malam untuk memantau siswa yang belum tidur dan pastinya mewanti-wanti  aktifitas sarah. Dan saat saat memasuki kamar salsa ia melihat sarah sedang mengotak-atik tas salsa.

“apa yang kamu lakukan sarah!?”

“e-e anu bu saya ingin meminjam buku salsa, saya undah beritau salsa kok bu”

Sarah Nampak gugup saat ditanya oleh bu eni.

Bu eni mencoba mencari tahu apa yang menjadi penyebab sarah mencuri dan mengapa ia tidak ingin berhenti melakukan perbuatan tersebut. Bu eni sempat bertanya kepada Pembina-pembina yang lain perihal Riwayat masalah sarah, ternyata sarah pernah kedapatran mencuri barang milik temannya. Hal ini mebantu bu eni untuk mendapat bukti bahwa pelaku pencurian barang milik salsa ialah teman dekatnya sendiri yakni sarah.

Setelah beberapa waktu bu eni akhirnya menemukan akar permasalahan.

“apa betul kamu mencuri uang salsa?”

“ti-tidak bu, saya tidak pernah mencuri uang salsa, salsa kan sahabat saya. Tidak mungkin saya berlaku seperti itu”

“saya tanya sekali lagi, kamu tidak mencuri uang salsa kan sar?”

“iya bu saya betul, tidak mencuri uang salsa”

“tolong kejujurannya sarah, saya senang kalo kamu jujur dari pada harus berbohong, saya tidak akan memarahi kamu jika kamu berkata jujur”

(sarah terdiam dan tunduk sejenak) “saya minta maaf bu, karna saya takut saya ingin mengakui perbuatan saya, bahwa betul saya yang mencuri uang salsa”

Bu eni merasa senang karna sarah ingin mengakui kesalahannya. Bu eni kemudian bertanya apa penyebab ia mencuri uang milik salsa

“Saya merasa malu dan takut jika harus meminta uang kepada teman saya bu, nanti saya di bully anak orang miskin” ia mulai terbuka dan menjelaskan  secara detail segala latar belakang keluarganya

Ternyata siswi tersebut sebenarnya berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ia datang dari luar kota dan memiliki biaya hidup yang terbatas. Ia merasa malu dan tidak ingin meminta bantuan keuangan pada orang lain, sehingga ia mencuri barang-barang di asrama sebagai solusi dari permasalahannya. Bu eni merasa prihatin dan memutuskan untuk membantu siswi tersebut. Ia membicarakan maslaah ini dengan pengurus pondok pesantren dan mencari bantuan keuangan untuk siswi tersebut. Ia memberitaukan masalah  ini ke ust diki terlebih dahulu dan ust diki setuju dengan usulan bu eni serta memutuskan untuk mengumpulkan seluruh Pembina asrama pada hari itu juga.

“bagaimana kalau kita membuka donasi untuk Ananda sarah dan keluarganya untuk membantu keuangannya?”

“Kami setuju”

Alhasil seluruh pengurus asrama dan Pembina asrama setuju dengan usulan bu eni. Mereka pun membuka donasi dan bantuan melalui orang tua siswa dan beberapa dari temannya sendiri. Selain itu, bu eni juga memberikan motivasi dan bimbingan pada siswi tersebut agar tidak melakukan hal yang salah lagi.

“terima kasih kepada teman-teman, para donatur, Pembina asrama, dan terutama kepada bu eni yang telah membantu saya. Saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan ini lagi”

Melalui perhatian dan dukungan oleh bu eni, siswi tersebut akhirnya merasa terbantu dan tidak lagi mencuri barang-barang di asrama maupun milik temannya.

Keesokan harinya, dipagi yang sangat cerah bu eni bersiap-siap menuju sekolah kebetulan ia memiliki jadwal mengajar matematika Top of FormBottom of Form

Ia memiliki jadwa di kelas tujuh ar razzak yang pastinya ia mengajar matematika. Saat Bu Nuraini memulai menjelaskan materi, di tengah tengah penjelasan materi tampak satu orang anak sedang sibuk sendiri dengan membongkar tas nya dan Nampak gelisah.  Bu Nuraini pun mendekati anak itu dan bertanya penyebab anak itu Nampak seperti tidak tenang dan ada masalah.

 “kamu kenapa Caca? Kamu dari tadi sibuk sendiri dan dari awal saya perhatikan kamu tidak pernah fokus belajar?”

 ujar Bu Nuraini

 “e-e anu bu uang saya hilang, tadi saya simpan dalam tempat pensil saya tapi sekarang tidak ada” balas Caca

 “bisa jadi kamu menyimpannya di salah satu tempat dan mungkin kamu lupa taro uang nya dimana?”

 “tidak bu, saya ingat kalau saya menaruh uang saya dalm tempat pensil setelah di beri uang oleh mama saya”

Bu Nuraini terus bertanya kepada Caca perihal kehilangan uangnya. Kemudian Bu Nuraini menyempaikan kepada anak anak yang lain yang ada di kelas itu apakah ada yang menemukan uang Caca. Namun tidak ada yang mengaku mengambil uang Caca.  Bu Nuraini pun memerintahkan kepada seluruh siswa di kelas itu mengumpulkan tas nya di depan meja Bu Nuraini.

 “anak-anak untuk sementara kita berhentikan dulu pelajaran. Tolong kerja sama nya untuk menemukan uang teman kalian yang hilang. Silahkan kalian membawa tas nya kedepan meja ibu”

Setelah semua tas terkumpul Bu Nuraini meminta bantuan kepada Caca untuk memeriksa semua tas temannya.

 Sebelum mengecek semua tas, Bu Nuraini terlebih dahulu menanyakan berapa jumlah uang Caca yang hilang

“50 ribu bu” ujar Caca.

 Pengecekan tas siswa pun dimulai dibantu oleh Caca. Usai pengecekan tas

“Caca kamu menemukan uangnya?

“tidak, saya tidak menemukannya bu”.

  Bagaimana dengan ibu apakah ibu menemukan nya?

 “maaff ca ibu tidak menemukannya, nanti kita cari lagi” “tidak apa apa bu terima kasih atas bantuannya”

 usai pengecekan tas , Bu Nuraini akan melakukan pengecekan selanjutnya dengan mengecek semua kantong baju dan celana\rok siswa dan siswi.

 “anak anak tolong kalian berbaris depan kelas, silakan perempuan berbaris seblah kanan saya dan laki laki sebelah kiri saya saya kan mengecek kantong kalian satu per satu.”

 setelah barisan telah rapi Bu Nuraini memandang seluruh siswa yang berdiri di depannya namun terdapat satu siswa yang aneh menurut Bu Nuraini. Anak itu memakai topi padahal tidak ada cahaya atau sinar matahari.

 “kamu tidak merasa anak itu aneh tidak ca?”

“tidak mungkin budi seperti itu bu”

 Caca merasa anak itu kelihatan baik dan tidak mungkin melakukan hal seperti ini. Pengecekan ksntong pun di mulai, giliran anak bertopi itu yang di cek.

 “kalau di kantongnya tidak ada apa apa.”

 Namun saat Bu Nuraini meminta untuk mengecek topinya.’’ budi bisakah saya mengecek topi mu?” budi terdiam sejenak lalu menjawab Bu Nuraini.

 “e-e iya bu boleh”

 anak itu terlihat gugup saat di minta untuk memeriksa topinya

. “maaf bu saya memakai topi saya malu Ketika diliat teman teman”

Saat Bu Nuraini membuka topi anak itu ternyata kepalanya botak dan memiliki luka yang keliatan cukup parah di samping kanan kepala anak tersebut.  Bu Nuraini merasa terpukul setelah melihat luka anak itu. Setelah pengecekan kantong siswa di kelas itu. Masih belum ada bukti yang terlihat dan karna bel sudah berbunyi menandakan waktu pulang.

 “Caca kita lanjut malam diasrama ya? Karna bel sudah berbunyi”

 “iya bu, kita lanjut malam saja”

sebelum pulang Caca berterima kasih kepada Bu Nuraini dan meminta maaf kepada teman temannya kalau ia menyita waktu belajar teman temannya. Syukur, malamnya   Bu Nuraini berpapasan dengan fira sepulang masjid di ikuti dengan berbincang kecil kecilan.

“saya dengar, Caca kehilangan uang ya bu?

“iya betul, tadi kami sudah mencarinya melalui pengecekan tas dan kantong baju tapi kami belum menemukan bukti atau petunjuk hilangnya uang Caca.”

Malamnya Bu Nuraini mengumpulkan siswa kelas tujuh arrazzak untuk melanjutkan pengecekan dibantu oleh Caca.

“kita mulai dari pengecekan area pribadi kemudian kita ke area loker. tiap area pribadi di cek namun Bu Nuraini belum juga menemukannya ia pun melanjutkan pengecekan di loker masing masing namun hasilnya nihil mereka belum menemukan uangnya. Akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkannya besok. Esoknya saat disekolah, Bu Nuraini menjumpai Caca dengan tujuan memeberikan informasi bahwa pencurian uang Caca sudah sampai di bk dan bu ghia selaku guru bk memberi Amanah kepada Bu Nuraini untuk mengumpulkan seluruh siswa di masjid untuk di introgasi satu per satu. Namun katanya Caca sudah mendapat uangnya di laci sejak pagi tadi. Caca masuk kelas sendiri dan tidak ada satu pun siswa yang lain yang datang selain dirinya. Jadi ia tidak mengetahui siapa yang membawa dan dari mana uang ia Kembali.

“saya sudah mendapatkan uang nya dibawah laci saya sejak saya datang ke kelas bu, dan saya tidak tau siapa yang menaruh uang itu karna saya tidak melihat siapapun saat saya datang ke sekolah.”

 alhasil siswa smp tidak jadi di kumpulkan karna uang Caca sudah Kembali. Di tengah tengah jam pelajaran   Bu Nuraini menyuruh Caca untuk ke ruang bk karna ia di panggil oleh bu ghia. Saat di ruang bk, Caca di wawancarai oleh bu ghia selaku guru bk.

“apakah kamu mencurigai seseorang?” ujar bu ghia

 “ iya bu tapi tidak mungkin dia pelakunya  tadi pagi saat saya ke sekolah masih sangat pagi jadinya sekolah masi sepi bu, tapi yang aku bingungkan aku melihat dika masuk wc dan tampak wajahnya sangat pucat.”

 Caca pun menjelaskan seluruh kevurigaan nya tentang dika. Caca juga menyampaikan ia sempat menunggu depan wc yang di masuki dika sekitar 15 menit namun dika tidak keluar dari wc. Lima menit setelah Caca menceritakan kepada bu ghia soal dika, tiba tiba

“TOLONG!! Dika PINGSANN!!”

 para siswa berkerumunanan depan wc. Mereka kaget melihat kedaan dika yang pucat diangkat menggunakan tandu . dika baru saja didapati dalam wc dalam keadaan tidak sadar dan dika langsung dilarikan kerumah sakit. Tentu saja Caca tiba tiba kaget mendengar itu

 “pantasan saja muka dia tadi pagi keliatan pucat”

 saat ada kabar dari rumah sakit pihak dari rumah sakit menelpon Bu Nuraini untuk memberi info tentang dika. Pihak rumah sakit mengatakan keadaan dika sekarang sedang strees banyak pikiran dika butuh istirahat yang cukup. Setelah pihak rumah sakit mengabarkan keadaan dika, telepon dialihkan kepada dika. Dika mengaku kalo ia yang mengambil uang Caca saat itu dan menjelaskan kronologi mengapa ia mencuri uang Caca.karna dika ingin membeli sesuatu namun tidak di izinkan oleh orangtuanya  dan waktu itu dika melihat Caca menyimpan uang nya di tempat pensilnya dan dika tidak memeiliki pilihan apa apa dan dika tidak berpikir jernih sebelum mengambil uang Caca terpaksa ia harus mengambil uang Caca dan dika menitip maaf nya kepada Caca dan ia janji akan mengembalikan uang tersebut. Setelah itu Bu Nuraini langsung menjelaskan kepada Caca kalau dika yang mengambil uangnya

 “ia harus membeli sesuatu namun tidak dizinkan oleh orang tuanya dan tidak ada pilihan lain dika mengambil uang mu waktu itu, dan ia berjanji akan mengembalikannya.”

 “syukurlah kalau dika yang mengambilnya, biarkan dika memakai uang nya untuk keperluan nya yan penting dika tetap sehat dan bisa kembali bersekolah.”

Caca kemudian berterima kasih kepada Bu Nuraini karna telah membantunya dalam menyelesaikan masalahnya.

“ini sudah tugas saya jadi guru harus mendampingi murid murid.” ujar Bu Nuraini.

Akhirnya masalahnya sstelah usai ia bangga dengan dirinya sendiri dapat menyelesaikan masalah muridnya ada perasaan lega tersendiri bagi dirinya ia merasa Bahagia Ketika ia membahagiakan orang lain. Ia terus menikmati hidupnya sebagai Pembina asrama hingga akhirnya keesokan hari ia mendapat rejeki Kembali. Saat di sekolah guru guru melakukan rapat untuk pemilihan kepala sekolah. Dan ternyata yang terpilih adalah teman dekatnya sendiri yakni syamsidar. Namun saat itu syamsidar memiliki kendala sehingga tidak bisa melanjutkan jabatannya sebagai kepala sekolah. Karna Bu Nuraini merupakan guru yang berbakat dan terampil dalam mengajar serta Bu Nuraini sangat bertanggung jawab menghadapi siswa siswanya baik di sekolah maupun di asrama. Ia juga selalu bekerja keras dan mengembangkan diri demi kemajuan para sekolah dan para siswanya. tak ayal banyak guru yang menganggap Bu Nuraini sebagai guru terbaik di sekolah tersebut. Sehingga teman teman Bu Nuraini setuju untuk mengalihkan kepala sekolah kepada Bu Nuraini.

“bagaimana jika kita alihkan kepada bu eni untuk menjadi kepala sekolah kalau bu chida memiliki kendala?”

serentak para rekan guru berkata “setuju”

 Dan saat itu Bu Nuraini tidak ada alasan untuk menolak Amanah tersebut, meski merasa sangat tidak sanggup karna tidak memiliki modal saat itu tetapi karna dorongan yang kuat teman teman Bu Nuraini akhirnya ia memberanikan diri menerima tawaran itu dan berusaha menjalaninya karna tak terasa ia sudah tiga tahun jadi Pembina asrama dan kondisi saat itu Bu Nuraini sudah berkeluarga akhirnya Bu Nuraini melepas Amanah tersebut dan ia memilih untuk menjadi kepala sekolah. Dan Nuraini akan di sah kan pekan depan. Di balik semua itu ternyata ada pembina lain yang merasa dirinya lebih pantas menjadi kepala sekolah di sekolah tersebut karna lebih lama mengajar dari Bu Nuraini. pembina tersebut tidak segan segan menyebarkan fitnah dan menjelek jelakkan Bu Nuraini. pembina itu tidak merasa tidak adil jika Bu Nuraini yang naik sebagai kepala sekolah. Sementara dirinya masih harus bekerja keras diasrama. pembina itu Bernama Miss Tuti, Miss Tuti sudah bekerja di asrama selama kurang lebih 10 tahun. Ia merasa sangat iri hati Ketika ada kesempatan untuk naik jabatan sebagai kepala sekolah namun jabatan itu diambil alih oleh Bu Nuraini. Karna Miss Tuti sudah geram dengan kelakuan Bu Nuraini. ia tidak segan segan menyebar fitnah tentang Bu Nuraini dengan menyebar informasi yang tidak benar mengenai Bu Nuraini.

Malamnya, diasrama tiba tiba Bu Nuraini di chat oleh salah satu pimpinan yakni ustadz diki pastinya Bu Nuraini kaget sangat jarang ia di chat oleh ustadz diki. ia takut ada yang salah dalam dirinya. Tak disangka video ini sampai ke ustadz diki. Didalam chat itu ustadz diki mengirmkannya sebuah video dalam video itu menampilkan dirinya berada di selasar asrama dari jauh terdengar dengan suara besar sedang membentak seorang siswa dan ia hamper manampar anak tersebut. Tentunya Bu Nuraini kaget karna hal itu tidak pernah ia lakukan. Ustadz diki bertanya padanya apakah betul dalam video ini adalah dia.  Bu Nuraini berusaha menjawab pertanyaan itu dengan tutur kata yang sopan

 “kalo dalam video itu betul saya pak,tetapi video ini tidak sesuai dengan apa yang saya katakan, sebenarnya saya menasihati anak ini agar iabisa lebih disiplin namun mungkin video ini diedit karna saya tidak pernah melakukan ini. kalau bapak mau buktinya silakan tanya langsung ke anaknya saja. Kalo boleh tau yang memberikan video ini siapa ya pak?”

 ustadz diki membalasnya, bahwa yang memberikan video ini ialah Miss Tuti dan ia akan menyuruh bu ghia selaku guru bk untuk memanggilkan anak yang dibentak oleh Bu Nuraini dalam video itu untuk membuktikan yang manakah yang benar apakah Bu Nuraini menasihati anak itu ataukah betul membentak. dan ia juga mengatakan jika Bu Nuraini terbukti melakukan Tindakan seperti itu atau Bu Nuraini berbohong maka ustadz diki tersebut tidak segan segan untuk menurunkan jabatan Bu Nuraini dan Bu Nuraini menjawab bahwa ia tidak akan berlaku seperti itu dan ia tidak ingin keprcayaan guru dan ustadz diki kepada saya hilang cumin karna video ini.

“bapak harus tau, saya ingin jadi kepala sekolah karna ingin meningkatkan kualitas belajar siswa dan membantu siswa belajar dengan baik serta memberikan Pendidikan karakter yang kuat bukan malahan saya jadi kepala sekolah karna ingin sombong atau ingin di pandang tinggi oleh orang lain.” Ujar Bu Nuraini.

 Bu Nuraini yang terus memberikan keyakinan.  karna Bu Nuraini sangat yakin kalau yang di video itu hanyalah bentuk kejahilan Miss Tuti agar Bu Nuraini turun pangkat dan Miss Tuti hanya ingin cari muka didepan ustadz diki agar ia bisa dijadikan pengganti Bu Nuraini sebagai kepala sekolah.esoknya di sekolah  Saat bu ghia memberikan beberapa pertanyaan kepada anak itu awalnya anak ini tidak ingin menjawab karna katanya ia akan di marahi oleh Miss Tuti jika ia membongkar semuanya. Namun karna bu ghia mengancamnya jika ia tidak menjawab maka ia akan diberi hukuman jadi karna anak ini takut diberi ancaman dari bu ghia, terpaksa ia harus menjelaskan semuanya kepada bu ghia perihal video Bu Nuraini. Dan ternyata benar video itu hanya akal akalan Miss Tuti ia ingin menjatuhkan nama Bu Nuraini dengan cara memfitnah Bu Nuraini. Bu ghia pun menyampaikan hal ini kepada ustadz diki bahwa video itu tidak benar, hanyalah saja Miss Tuti yang mengedit suaranya . Dan ustadz diki berterima kasih kepad bu ghia karna telah me wawancarai anak itu dan ia yakin dari awal Bu Nuraini tidak ungkin melakukan seperti ini. Setelah itu ustadz diki pun memberi info kepada Bu Nuraini bahwa setelah dilakukan investigasi kepada anak dalam video tersebut ternyata perkataan Bu Nuraini sebelumnya bnar, video itu hanyalah editan yang dibuat buat oleh Miss Tuti. Akhirnya ustadz diki menyadari bahwa keputusan untuk mengangkat Bu Nuraini sebagai kepala sekolah adalah keputusan yang tepat. Saat bu ghia ingin ke ruangannya ia kaget karna melihat Miss Tuti berhadapan dengan anak yang kemrarin bu ghia wawncarai. Nampak dari jauh anak itu tunduk dan seperti ketakutan. Secara spontan bu ghia langsung melabrak Miss Tuti di tempat itu waktu itu juga.

 “apa yang kamu lakukan terhadap anak ini? Ke ruangan ustadz diki sekarang juga!” ujar bu ghia dengan marah.

 “nak, apa yang dikatakan Miss Tuti kepadamu?”

 anak itu mengatakan kalau ia sedang diancam oleh Miss Tuti karna ia membocorkan kepada bu ghia tentang video Bu Nuraini yang sebenarnya. Sesampai Miss Tuti di ruangan ustadz diki dan ia dipersilakan untuk duduk didepannya ada empat ustadz diki. Salah satu dari ustadz diki yakni ustdz diki bertanya beberapa hal kepada Miss Tuti. “apa maksud tujuan anda memgancam anak itu dan mengapa anda mengedit serta menyebar video Bu Nuraini yang nyatanya itu tidak benar?”

tanya ustadz diki. Awalnya Miss Tuti tidak menjawab, dan ustdz diki mengulangi pertanyaannya “tolong dijawab bu!”

Miss Tuti menjawab dengan gugup “e-e iya pak,saya mengatakan kepada anak itu supaya mengerjakan tugasnya namun ia tidak mengerjakannya dan soal video  Bu Nuraini bukan saya yang mennyebarnya” ujar Miss Tuti  karna Miss Tuti belum saja mengakui kesalahannya  membuat ustadz diki marah

 “masih saja kamu berani berbohong, padahal kami punya bukti. Jika kamu masih tidak ingin mengaku saya tidak segan segan memecat kamu” tegas ustdz diki. 

 “I-iya pak maaf, sebenarnya saya mengancam anak itu karna sebelumnya dia sudah berjanji dengan saya kalau ia harus berbohong Ketika di tanya oleh guru siapapun.” Jika ia ditanya tentang perkataan Bu Nuraini sebenanrnya, ia harus menjawab kalau Bu Nuraini memang membentaknya. Dan kalau tentang penyebaran video Bu Nuraini yang tidak benar sebenarnya saya cemburu kalau Bu Nuraini yang naik pangkat sebagai kepala sekolah karna saya merasa saya yang lebih pantas jadi kepala sekolah karna saya lebih lama bekerja dari pada Bu Nuraini pak”

 Panjang lebar Miss Tuti menjelaskan ustdz diki menanggapi “astagfirullahaladzim, tanpa kamu sadari kamu sudah memfitnah Bu Nuraini, saya ingin kamu meminta maaf kepada Bu Nuraini scepatnya.”

. Miss Tuti pun menuruti permintaan ustadz diki untuk meminta maaf kepada Bu Nuraini. Ustdz diki meminta tolong kepada Miss Tuti untuk memberi tau kepada guru gurudan pembina yang lain bahwa kita akan mengadakan rapat besok di ruang guru

. “baik pak akan saya informasikan kepada guru yang lain” Ujar Miss Tuti.

  Sepulang dari ruangn ustadz diki Miss Tuti langsung menginfokan melalui whatsaap di grub guru smp bahwa besok siang akan diadakan rapat Bersama ustadz diki di ruang guru.  Bu Nuraini yang membaca chat itu langsung merasa takut karna pastinya besok ia akan bertemu dengan Miss Tuti. Apalagi yang mengirim chat ini adalah Miss Tuti ia takut Miss Tuti akan memfitnahnya lagi. Namun Bu Nuraini bersyukur karna banyak teman teman yang percaya dengannya. Keesokan harinya waktu dimulai rapat, bu sri selaku wakil kepala kesiswaan menjelaskan bahwa sekolah akan menetapkan peraturan bahwa seluruh siswa di sekolah tidak boleh makan mie instan Ketika berada di sekolah maupun diasrama karna menyebabkan kondisi Kesehatan siswa menurun. menurut penelitian, indomie atau mie instan memiliki kandungan garam serta MSG. dan terdapat bahan-bahan kimia yang tidak sehat untuk tubuh kita. mengomsumsi msg secara berlebihan dapat  menyebabkan sakit kepala dari yang terbilang ringan hingga cukup parah. Di tengah tengah bu sri menjelaskan tiba tiba Miss Tuti memotong pembicaraan bu sri.

 “maaf memotong pembicaraan bu namun saya ingin berpendapat bahwa mungkin kita bisa membuka hari indomie dimana siswa dapat memakan indomie di hari tertentu misalnya hari libur siswa dapat memakannya di asrama karna indomie akan berefek buruk jika dimakan terus terusan”

Namun tiba tiba Bu Nuraini mengangkat tangannya untuk menanggapi pendapat Miss Tuti.

“jika kita memberikan hari khusus untuk makan indomie kita herus menerima resiko seperti siswa akan makan indomi seharian siswa tidak akan makan di dapur. Jika seperti ini sama saja siswa makan idomi terus terusan yang akan membuat Kesehatan siswa terganggu.”

 Tambahan dari bu Miftah selaku Pembina asrama setuju dengan pendapat Bu Nuraini Dan bu sri menyangga bahwa kita akan melakukan voting yang memilih pendapat Miss Tuti angkat tangan dan yang memilih Bu Nuraini turunkan tangan dan ternyata hasilnya tidak ada yang mengangkat tangan ini menandakan bahwa semua guru setuju dengan pendapat Bu Nuraini. Seluruh guru tepuk tangan untuk Bu Nuraini karna disini Bu Nuraini betul betul dapat dilihat kemampuan berpikir Bu Nuraini jauh lebih kritis disbanding dengan Miss Tuti. Dan akhirnya kita tetap menetapkan bahwa indomie tidak boleh di konsumsi bagi siswa di asrama maupun disekolah. Bahkan Miss Tuti sadar dan mengakui bahwa Bu Nuraini memang orang yang pantas menjadi kepala sekolah ia merasa bersalah karna telah memfitnah Bu Nuraini. Yang sampe sekarang ini ia menyesal atas perbuatannya sendiri karna tidak membuahkan hasil apa apa melainkan menimbulkan masalah. Miss Tuti akhirnya meminta maaf kepada Bu Nuraini. Diakhir rapat Bu Nuraini disuruh untuk menyampaikan pesan dan kesan karna telah menjabat sebagai kepala sekolah “terima kasih kepada teman teman yang telah mendukung saya, insya allah saya akan melakukan tugas dengan baik” gemuruh tepuk tangan menyertai. Akhirnya Bu Nuraini sah menjadi kepala sekolah dan banyak siswa yang memberikan selamat kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar