Syafiqah Syafitri
NURAINI
Di dunia perkuliahan, Bu Nuraini memiliki seorang teman bernama Dinda. ia sudah menganggapnya sebagai saudaranya sendiri.mereka selalu berangkat ke kampus Bersama-sama, dimanapun Nuraini pergi disitu dinda berada begitupun sebaliknya bahkan dinda seringkali menginap di kos an Nuraini. Namun karna sekarang mereka sedang berada di waktu-waktu sibuk yakni persiapan siding skripsi membuat mereka jarang bertemu. tetapi sesekali mereka menyempatkan waktunya untuk makan siang di warung dekat kampus sambil bercerita kesibukan masing-masing.
“skripsi kamu udah sampai
bab berapa din?”
“udah sampai bab lima
nih, dua bab lagi selesai..,oiya hampir lupa jadwal sidang kamu kapan? Kalo aku
sih dua pekan kedepan jadi masih banyak waktu lah ya”
“insya allah pekan depan
nih din, aku berusaha nyelesaiin secepatnya sih soalnya satu bab lagi selesai”
“wah., semangat ni’
semoga sukses sidangnya”
“makasi din kamu juga
semoga sidangnya lancar”
Setelah mereka berbincang
Panjang lebar, mereka Kembali ke kampus menyelesaikan
tugas masing-masing.
Waktu sidang Nuraini pun
tiba. Suasana ruangan yang sangat menegangkan disertai dengan dosen pembimbing
dan dewan penguji yang terlihat sangat serius membuat Nuraini deg degan namun
karna ia telah mempersiapkan dirinya
dengan matang ia yakin bahwa dapat mempresentasikan skripsi nya dengan baik dan percaya diri.
“selamat pagi, silakan
duduk. Apakah kamu siap mempresentasikan skripsimu?”
“selamat pagi, terima
kasih pak. Ya, saya siap.”
“baiklah, silakan memulai
presntasi skripsimu”
Nuraini pun memulai
mempresentasikan skripsinya dengan lancar tanpa terbata-bata. Setelah
presentasi selesai, dewan penguji dan dosen pembingbing memberikan saran dan
kritik terhadap skripsinya.
“bai, terima kasih atas
jawabanmu. Saya emmiliki pertanyaan atas penelitianmu, bagaimana kamu memastikn
kalau data yang kamu gunakan akurat?
“terima kasih atas
pertanyaannya pak. Saya memeastikan akurasi data dengan melakukan validasi
terhadap data yang saya peroleh dan juga menggunakan statistik yang tepat.”
Nuraini berhasil menjawab
seluruh pertanyaan dewan penguji dengan lancar. Ia kemudian keluar dari ruangan
sidang untuk menunggu keputusan dosen. Nuraini tentu merasa cemas dan tidak
sabar menunggu hasilnya. Setelah menunggu beberapa waktu dosen keluar dari
ruangan
“selamat siang, bagaimana
kabarmu?”
“siang pak, baik.
Bagaimana dengan hasil sidang skripsiku?
“hasil sidang skripsimu
sangat memuaskan, kamu berhasil lulu dengan nilai yang baik”
Nuraini sangat senang
mendengarnya dan berterima kasih kepada dosen pembimbing karna telah
membimbingnya dengan baik begitu pula dengan dosen penguji lainnya. Nuraini
pulang kerumah dengan perasaan lega dan Bahagia, Lelah dan kerja kerasnya
terbayarkan dengan semua ini. Ia tak lupa mengabari hasi skripsinya ke dinda
melalui telepon dengan senang hati. Tentunya dinda juga senang mendengar itu
dan ia memberikan selamat kepada Nuraini. Di waktu itu perasaan dinda campur aduk, sebentar lagi
dinda akan melakukan sidang skripsi. Cemas, harapan, dan persiapan yang matang,
semua yang dinda rasakan diceritakan kepada eni. Eni tertawa mendengar saat
mendengar semua itu dari dinda.
Satu hari sebelum dinda
sidang skripsi, ia mempersiapkan dan belajar menguasai materi. Dengan perasaan
cemas campur aduk. Tibalah waktu dinda untuk melakukan sidang skripsi tak lupa
ia meminta doa dari eni dan teman-temannya yang lain. Dinda memulai memasuki
ruangan dan melihah dosen pengujinya serta dosen pembimbing berdiri didepan
sana. ia pun dipersilakan untuk mempersentasikan. Disela sela presntasi dinda
sempat tersangkut namun untungnya dinda langsung melanjutkannya.
“terima kasih atas
presentasinya”
Dinda pun menyelesaikan
presentasinya dan tinggal menunggu keputusan. Di kos-an temoat eni tinggal saat
ia ingin mandi sore tiba-tiba handphonenya berdering.
“AKU LULUSS NII’ YEYY
KITA LULUS BARENGG”
Nuraini kaget mendengar
itu, syukur mereka telah menyelesaikan skripsinya. Mereka berdua berjanji akan
bertemu di restoran. Sesampainya di
restoran, Saat sedang asyik-asyiknya ngobrol.
“wisuda akan dilaksanakan
pada tanggal 15 maret”
Mereka serentak berteriak
senang. tak terasa waktu yang mereka lalui hampir usai. Dinda dan eni adalah
mahasiswa yang sangat rajin dan tekun. Mereka berdua selalu bekerja keras dalam
menyelesaikan tugas dan selalu memberikan yang terbaik dalam setiap ujian atau
tugas yang diberikan. Keduanya juga terus mendukung satu sama lain,memberikan
semangat dan dorongan Ketika salah satu dari mereka mengalami kesulitan.
Setelah beberapa pekan mempersiapkan segala berkas untuk wisuda nantinya.
Hingga saat ini mereka tidak menyangka bahwa mereka sampai di titik ini.
Pada hari wisuda eni dan
dinda tampil Bersama jas almamater dan senyum Bahagia di wajah mereka. Mereka
sangat bangga dan berterima kasih atas dukungan yang telah diberikan oleh satu
sama lain selama perjalanan mereka di perguruan tinggi. Mereka berdua menyadari
bahwa perjuangan mereka tidaklah sia-sia dan merasa sangat bersyukur atas
keberhasilan yang mereka capai.
“selamat ya ni’ akhirnya
kita berhasil melewati semua ujian dan tugas selama kuliah dan sekarang kita
sudah resmi lulus.”
“terima kasih din, kamu
juga. Benar-benar terasa seperti sebuah pencapaian besar, kan? Setiap kali aku
melihat jas almamaterku, aku selalu teringat betapa sulitnya perjuangan untuk
sampai disini.
“betul sekali, mari kita
rayakan kesuksesan ini Bersama-sama dan mempersiapkan diri untuk tantangan
selanjutnya.”
Malam hari setelah lulus kuliah, Bu Nuraini
diinformasikan oleh Dinda bahwa akan dibuka pendaftaran mengajar di Sekolah Athirah Makassar, namun ibu Nuraini terpaksa harus menolak karena ia bosan dan tidak ingin lagi tinggal di Makassar.
“maaf din soalnya aku
udah bosan tinggal di makassar rasanya ingin keluar kota”
Kemudian, bulan berikutnya Bu Nuraini mendapat informasi lagi
dari dinda temannya bahwa sekolah Athirah akan melakukan penerimaan guru daerah
bone.
“WAH!! Boleh aku coba nih
dinn, makasii infonya yaa dinn”
Nuraini pun mencoba untuk
mencari situs pendaftaran dan prosedur untuk menjadi guru di athirah bone.
Setelah Nuraini mendaftar di sekolah ini, Nuraini di panggil untuk mengikuti
tes seleksi sebagai calon guru di sekolah athirah bone. Eni sangat gugup pada
hari tes, namun dia tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam tes
tersebut. Setelah beberapa hari, eni menerima kabar bahwa ia diterima sebagai
guru disekolah tersebut. Eni merasa sangat bersyukur dan bersemangat untuk
memulai karir sebagai guru. Setelah melewati segala tes untuk menjadi guru, Pada awal Maret, tepatnya 9 Maret 2011 Bu Nuraini resmi menjadi guru Athirah dengan mengeluarkan surat keputusan yang ditandatangani direktur H. Hasnawi.
“terima kasih pak, telah menerima saya untuk bagian dari guru
athirah”
Semoga kamu dapat
melakukan pekerjaanmu dengan baik”
semua guru yang bekerja di sekolah ini tinggal
di asrama dan menjadi Pembina siswa di asrama maka dari itu Nuraini pun tinggal
diasrama Bersama dengan guru lainnya . Bu Nuraini pun menjalani
kehidupan barunya di asrama. Ia harus mampu mengelola kegiatan di asrama dengan
baik, memastikan bahwa siswa yang tinggal di asrama tersebut memiliki kebutuhan
dasar yang terpenuhi dengan baik, dan mengelola permasalahan yang mungkin
terjadi di asrama.
Malam pertama bu Nuraini menjadi Pembina
asrama, akan diadakan sesi perkenalan, Bu Nuraini di minta memperkenal kan
dirinya oleh bu mita.
‘’assalamualaikum
anak anak sekalian perkenalkan nama lengkap ibu, adalah Bu Nuraini kalian bisa
panggil saya dengan sapaan Bu eni, saya akan menjadi Pembina asrama dan guru
matematika kalian di sekolah”
“halo Bu Nuraini”
“halo anak anak”. Bu Nuraini merasa Bahagia Ketika melihat para
siswi menyambut kedatangannya dengan hangat.
Esoknya
saat waktu shalat shubuh, usai dzikir Bersama, ust diki selaku wakasek
keasramaan naik ke atas mimbar beliau mengumumkan area yang akan di tempati
oleh Pembina baru yakni Bu Nuraini
“ Bu Nuraini akan tinggal di area yalamlam’’.
Siswa dari area yalamlam nampak senang Bu Nuraini
akan mengawas di areanya. Bu Nuraini pun
merasa senang serta merasa terhormat karna siswa menerimanya dengan baik.
Saat
ia memulai bertugas, sosok anak yang mencuri perhatian bu eni karna dua orang
anak yang sangat terlihat bersahabat bak
saudara mengingat kan dirinya dengan dinda semasa kuliah. Setelah bu eni
mengajaknya berkenalan mereka Bernama salsa dan sarah. Namun salsa sering
bercerita bu eni bahwa salsa sering kehilangan barang.
“bisa
kah saya minta tolong kepada ibu? Untuk mencari tau siapa yang telah mencuri
barang-barang saya? Soalnya akhir-akhir ini saya sering kehilangan barang bu”
“tentu
saja boleh, nanti saya infokan kalau ibu sudah mengetahui siapa orangnya ya”
Setelah
mencari beberapa info dan bertanya-tanya dengan orang yang dekat dengan salsa.
Bu eni pun mencurigai salah seorang siswa yang selalu dekat dengan salsa.
Tepatnya ia mencurigai sarah teman yang dianggap saudaranya sendiri.bu eni
mencai cara untuk mengatasi permasalahan ini, bu eni mulai mengamati dan
mengevaluasi pola perilaku murid tersebutsara pertama yang ia lakukan ialah
disaat semua siswi tidur bu eni sengaja tidur larut malam untuk memantau siswa
yang belum tidur dan pastinya mewanti-wanti aktifitas sarah. Dan saat saat memasuki kamar
salsa ia melihat sarah sedang mengotak-atik tas salsa.
“apa
yang kamu lakukan sarah!?”
“e-e
anu bu saya ingin meminjam buku salsa, saya undah beritau salsa kok bu”
Sarah
Nampak gugup saat ditanya oleh bu eni.
Bu
eni mencoba mencari tahu apa yang menjadi penyebab sarah mencuri dan mengapa ia
tidak ingin berhenti melakukan perbuatan tersebut. Bu eni sempat bertanya
kepada Pembina-pembina yang lain perihal Riwayat masalah sarah, ternyata sarah
pernah kedapatran mencuri barang milik temannya. Hal ini mebantu bu eni untuk
mendapat bukti bahwa pelaku pencurian barang milik salsa ialah teman dekatnya
sendiri yakni sarah.
Setelah
beberapa waktu bu eni akhirnya menemukan akar permasalahan.
“apa
betul kamu mencuri uang salsa?”
“ti-tidak
bu, saya tidak pernah mencuri uang salsa, salsa kan sahabat saya. Tidak mungkin
saya berlaku seperti itu”
“saya
tanya sekali lagi, kamu tidak mencuri uang salsa kan sar?”
“iya
bu saya betul, tidak mencuri uang salsa”
“tolong
kejujurannya sarah, saya senang kalo kamu jujur dari pada harus berbohong, saya
tidak akan memarahi kamu jika kamu berkata jujur”
(sarah
terdiam dan tunduk sejenak) “saya minta maaf bu, karna saya takut saya ingin
mengakui perbuatan saya, bahwa betul saya yang mencuri uang salsa”
Bu
eni merasa senang karna sarah ingin mengakui kesalahannya. Bu eni kemudian
bertanya apa penyebab ia mencuri uang milik salsa
“Saya
merasa malu dan takut jika harus meminta uang kepada teman saya bu, nanti saya
di bully anak orang miskin” ia mulai terbuka dan menjelaskan secara detail segala latar belakang keluarganya
Ternyata
siswi tersebut sebenarnya berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ia datang
dari luar kota dan memiliki biaya hidup yang terbatas. Ia merasa malu dan tidak
ingin meminta bantuan keuangan pada orang lain, sehingga ia mencuri
barang-barang di asrama sebagai solusi dari permasalahannya. Bu eni merasa
prihatin dan memutuskan untuk membantu siswi tersebut. Ia membicarakan maslaah
ini dengan pengurus pondok pesantren dan mencari bantuan keuangan untuk siswi
tersebut. Ia memberitaukan masalah ini
ke ust diki terlebih dahulu dan ust diki setuju dengan usulan bu eni serta
memutuskan untuk mengumpulkan seluruh Pembina asrama pada hari itu juga.
“bagaimana
kalau kita membuka donasi untuk Ananda sarah dan keluarganya untuk membantu
keuangannya?”
“Kami
setuju”
Alhasil
seluruh pengurus asrama dan Pembina asrama setuju dengan usulan bu eni. Mereka
pun membuka donasi dan bantuan melalui orang tua siswa dan beberapa dari
temannya sendiri. Selain itu, bu eni juga memberikan motivasi dan bimbingan
pada siswi tersebut agar tidak melakukan hal yang salah lagi.
“terima
kasih kepada teman-teman, para donatur, Pembina asrama, dan terutama kepada bu
eni yang telah membantu saya. Saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan ini
lagi”
Melalui
perhatian dan dukungan oleh bu eni, siswi tersebut akhirnya merasa terbantu dan
tidak lagi mencuri barang-barang di asrama maupun milik temannya.
Keesokan
harinya, dipagi yang sangat cerah bu eni bersiap-siap menuju sekolah kebetulan
ia memiliki jadwal mengajar matematika
Ia
memiliki jadwa di kelas tujuh ar razzak yang pastinya ia mengajar matematika.
Saat Bu Nuraini memulai menjelaskan materi, di tengah tengah penjelasan materi
tampak satu orang anak sedang sibuk sendiri dengan membongkar tas nya dan Nampak
gelisah. Bu Nuraini pun mendekati anak
itu dan bertanya penyebab anak itu Nampak seperti tidak tenang dan ada masalah.
“kamu kenapa Caca? Kamu dari tadi sibuk
sendiri dan dari awal saya perhatikan kamu tidak pernah fokus belajar?”
ujar Bu Nuraini
“e-e anu bu uang saya hilang, tadi saya simpan
dalam tempat pensil saya tapi sekarang tidak ada” balas Caca
“bisa jadi kamu menyimpannya di salah satu
tempat dan mungkin kamu lupa taro uang nya dimana?”
“tidak bu, saya ingat kalau saya menaruh uang
saya dalm tempat pensil setelah di beri uang oleh mama saya”
Bu Nuraini
terus bertanya kepada Caca perihal kehilangan uangnya. Kemudian Bu Nuraini
menyempaikan kepada anak anak yang lain yang ada di kelas itu apakah ada yang
menemukan uang Caca. Namun tidak ada yang mengaku mengambil uang Caca. Bu Nuraini pun memerintahkan kepada seluruh
siswa di kelas itu mengumpulkan tas nya di depan meja Bu Nuraini.
“anak-anak untuk sementara kita berhentikan
dulu pelajaran. Tolong kerja sama nya untuk menemukan uang teman kalian yang
hilang. Silahkan kalian membawa tas nya kedepan meja ibu”
Setelah
semua tas terkumpul Bu Nuraini meminta bantuan kepada Caca untuk memeriksa
semua tas temannya.
Sebelum mengecek semua tas, Bu Nuraini
terlebih dahulu menanyakan berapa jumlah uang Caca yang hilang
“50
ribu bu” ujar Caca.
Pengecekan tas siswa pun dimulai dibantu oleh Caca.
Usai pengecekan tas
“Caca
kamu menemukan uangnya?
“tidak,
saya tidak menemukannya bu”.
Bagaimana dengan ibu apakah ibu menemukan
nya?
“maaff ca ibu tidak menemukannya, nanti kita
cari lagi” “tidak apa apa bu terima kasih atas bantuannya”
usai pengecekan tas , Bu Nuraini akan
melakukan pengecekan selanjutnya dengan mengecek semua kantong baju dan
celana\rok siswa dan siswi.
“anak anak tolong kalian berbaris depan kelas,
silakan perempuan berbaris seblah kanan saya dan laki laki sebelah kiri saya
saya kan mengecek kantong kalian satu per satu.”
setelah barisan telah rapi Bu Nuraini memandang
seluruh siswa yang berdiri di depannya namun terdapat satu siswa yang aneh
menurut Bu Nuraini. Anak itu memakai topi padahal tidak ada cahaya atau sinar
matahari.
“kamu tidak merasa anak itu aneh tidak ca?”
“tidak
mungkin budi seperti itu bu”
Caca merasa anak itu kelihatan baik dan tidak
mungkin melakukan hal seperti ini. Pengecekan ksntong pun di mulai, giliran
anak bertopi itu yang di cek.
“kalau di kantongnya tidak ada apa apa.”
Namun saat Bu Nuraini meminta untuk mengecek
topinya.’’ budi bisakah saya mengecek topi mu?” budi terdiam sejenak lalu
menjawab Bu Nuraini.
“e-e iya bu boleh”
anak itu terlihat gugup saat di minta untuk
memeriksa topinya
.
“maaf bu saya memakai topi saya malu Ketika diliat teman teman”
Saat Bu
Nuraini membuka topi anak itu ternyata kepalanya botak dan memiliki luka yang
keliatan cukup parah di samping kanan kepala anak tersebut. Bu Nuraini merasa terpukul setelah melihat
luka anak itu. Setelah pengecekan kantong siswa di kelas itu. Masih belum ada bukti
yang terlihat dan karna bel sudah berbunyi menandakan waktu pulang.
“Caca kita lanjut malam diasrama ya? Karna bel
sudah berbunyi”
“iya bu, kita lanjut malam saja”
sebelum
pulang Caca berterima kasih kepada Bu Nuraini dan meminta maaf kepada teman
temannya kalau ia menyita waktu belajar teman temannya. Syukur, malamnya Bu Nuraini
berpapasan dengan fira sepulang masjid di ikuti dengan berbincang kecil
kecilan.
“saya
dengar, Caca kehilangan uang ya bu?
“iya
betul, tadi kami sudah mencarinya melalui pengecekan tas dan kantong baju tapi
kami belum menemukan bukti atau petunjuk hilangnya uang Caca.”
Malamnya
Bu Nuraini mengumpulkan siswa kelas tujuh arrazzak untuk melanjutkan pengecekan
dibantu oleh Caca.
“kita
mulai dari pengecekan area pribadi kemudian kita ke area loker. tiap area
pribadi di cek namun Bu Nuraini belum juga menemukannya ia pun melanjutkan
pengecekan di loker masing masing namun hasilnya nihil mereka belum menemukan
uangnya. Akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkannya besok. Esoknya saat
disekolah, Bu Nuraini menjumpai Caca dengan tujuan memeberikan informasi bahwa
pencurian uang Caca sudah sampai di bk dan bu ghia selaku guru bk memberi
Amanah kepada Bu Nuraini untuk mengumpulkan seluruh siswa di masjid untuk di
introgasi satu per satu. Namun katanya Caca sudah mendapat uangnya di laci
sejak pagi tadi. Caca masuk kelas sendiri dan tidak ada satu pun siswa yang
lain yang datang selain dirinya. Jadi ia tidak mengetahui siapa yang membawa
dan dari mana uang ia Kembali.
“saya
sudah mendapatkan uang nya dibawah laci saya sejak saya datang ke kelas bu, dan
saya tidak tau siapa yang menaruh uang itu karna saya tidak melihat siapapun
saat saya datang ke sekolah.”
alhasil siswa smp tidak jadi di kumpulkan
karna uang Caca sudah Kembali. Di tengah tengah jam pelajaran Bu Nuraini
menyuruh Caca untuk ke ruang bk karna ia di panggil oleh bu ghia. Saat di ruang
bk, Caca di wawancarai oleh bu ghia selaku guru bk.
“apakah
kamu mencurigai seseorang?” ujar bu ghia
“ iya bu tapi tidak mungkin dia pelakunya tadi pagi saat saya ke sekolah masih sangat
pagi jadinya sekolah masi sepi bu, tapi yang aku bingungkan aku melihat dika
masuk wc dan tampak wajahnya sangat pucat.”
Caca pun menjelaskan seluruh kevurigaan nya
tentang dika. Caca juga menyampaikan ia sempat menunggu depan wc yang di masuki
dika sekitar 15 menit namun dika tidak keluar dari wc. Lima menit setelah Caca
menceritakan kepada bu ghia soal dika, tiba tiba
“TOLONG!!
Dika PINGSANN!!”
para siswa berkerumunanan depan wc. Mereka
kaget melihat kedaan dika yang pucat diangkat menggunakan tandu . dika baru
saja didapati dalam wc dalam keadaan tidak sadar dan dika langsung dilarikan
kerumah sakit. Tentu saja Caca tiba tiba kaget mendengar itu
“pantasan saja muka dia tadi pagi keliatan
pucat”
saat ada kabar dari rumah sakit pihak dari
rumah sakit menelpon Bu Nuraini untuk memberi info tentang dika. Pihak rumah
sakit mengatakan keadaan dika sekarang sedang strees banyak pikiran dika butuh
istirahat yang cukup. Setelah pihak rumah sakit mengabarkan keadaan dika,
telepon dialihkan kepada dika. Dika mengaku kalo ia yang mengambil uang Caca
saat itu dan menjelaskan kronologi mengapa ia mencuri uang Caca.karna dika
ingin membeli sesuatu namun tidak di izinkan oleh orangtuanya dan waktu itu dika melihat Caca menyimpan
uang nya di tempat pensilnya dan dika tidak memeiliki pilihan apa apa dan dika
tidak berpikir jernih sebelum mengambil uang Caca terpaksa ia harus mengambil
uang Caca dan dika menitip maaf nya kepada Caca dan ia janji akan mengembalikan
uang tersebut. Setelah itu Bu Nuraini langsung menjelaskan kepada Caca kalau
dika yang mengambil uangnya
“ia harus membeli sesuatu namun tidak dizinkan
oleh orang tuanya dan tidak ada pilihan lain dika mengambil uang mu waktu itu,
dan ia berjanji akan mengembalikannya.”
“syukurlah kalau dika yang mengambilnya,
biarkan dika memakai uang nya untuk keperluan nya yan penting dika tetap sehat
dan bisa kembali bersekolah.”
Caca
kemudian berterima kasih kepada Bu Nuraini karna telah membantunya dalam
menyelesaikan masalahnya.
“ini
sudah tugas saya jadi guru harus mendampingi murid murid.” ujar Bu Nuraini.
Akhirnya
masalahnya sstelah usai ia bangga dengan dirinya sendiri dapat menyelesaikan
masalah muridnya ada perasaan lega tersendiri bagi dirinya ia merasa Bahagia
Ketika ia membahagiakan orang lain. Ia terus menikmati hidupnya sebagai Pembina
asrama hingga akhirnya keesokan hari ia mendapat rejeki Kembali. Saat di
sekolah guru guru melakukan rapat untuk pemilihan kepala sekolah. Dan ternyata
yang terpilih adalah teman dekatnya sendiri yakni syamsidar. Namun saat itu
syamsidar memiliki kendala sehingga tidak bisa melanjutkan jabatannya sebagai
kepala sekolah. Karna Bu Nuraini merupakan guru yang berbakat dan terampil
dalam mengajar serta Bu Nuraini sangat bertanggung jawab menghadapi siswa
siswanya baik di sekolah maupun di asrama. Ia juga selalu bekerja keras dan
mengembangkan diri demi kemajuan para sekolah dan para siswanya. tak ayal
banyak guru yang menganggap Bu Nuraini sebagai guru terbaik di sekolah tersebut.
Sehingga teman teman Bu Nuraini setuju untuk mengalihkan kepala sekolah kepada Bu
Nuraini.
“bagaimana
jika kita alihkan kepada bu eni untuk menjadi kepala sekolah kalau bu chida
memiliki kendala?”
serentak
para rekan guru berkata “setuju”
Dan saat itu Bu Nuraini tidak ada alasan untuk
menolak Amanah tersebut, meski merasa sangat tidak sanggup karna tidak memiliki
modal saat itu tetapi karna dorongan yang kuat teman teman Bu Nuraini akhirnya ia
memberanikan diri menerima tawaran itu dan berusaha menjalaninya karna tak
terasa ia sudah tiga tahun jadi Pembina asrama dan kondisi saat itu Bu Nuraini
sudah berkeluarga akhirnya Bu Nuraini melepas Amanah tersebut dan ia memilih
untuk menjadi kepala sekolah. Dan Nuraini akan di sah kan pekan depan. Di balik
semua itu ternyata ada pembina lain yang merasa dirinya lebih pantas menjadi
kepala sekolah di sekolah tersebut karna lebih lama mengajar dari Bu Nuraini. pembina
tersebut tidak segan segan menyebarkan fitnah dan menjelek jelakkan Bu Nuraini.
pembina itu tidak merasa tidak adil jika Bu Nuraini yang naik sebagai kepala sekolah.
Sementara dirinya masih harus bekerja keras diasrama. pembina itu Bernama Miss
Tuti, Miss Tuti sudah bekerja di asrama selama kurang lebih 10 tahun. Ia merasa
sangat iri hati Ketika ada kesempatan untuk naik jabatan sebagai kepala sekolah
namun jabatan itu diambil alih oleh Bu Nuraini. Karna Miss Tuti sudah geram
dengan kelakuan Bu Nuraini. ia tidak segan segan menyebar fitnah tentang Bu Nuraini
dengan menyebar informasi yang tidak benar mengenai Bu Nuraini.
Malamnya,
diasrama tiba tiba Bu Nuraini di chat oleh salah satu pimpinan yakni ustadz
diki pastinya Bu Nuraini kaget sangat jarang ia di chat oleh ustadz diki. ia
takut ada yang salah dalam dirinya. Tak disangka video ini sampai ke ustadz
diki. Didalam chat itu ustadz diki mengirmkannya sebuah video dalam video itu
menampilkan dirinya berada di selasar asrama dari jauh terdengar dengan suara
besar sedang membentak seorang siswa dan ia hamper manampar anak tersebut.
Tentunya Bu Nuraini kaget karna hal itu tidak pernah ia lakukan. Ustadz diki bertanya
padanya apakah betul dalam video ini adalah dia. Bu Nuraini berusaha menjawab pertanyaan itu
dengan tutur kata yang sopan
“kalo dalam video itu betul saya pak,tetapi
video ini tidak sesuai dengan apa yang saya katakan, sebenarnya saya menasihati
anak ini agar iabisa lebih disiplin namun mungkin video ini diedit karna saya
tidak pernah melakukan ini. kalau bapak mau buktinya silakan tanya langsung ke
anaknya saja. Kalo boleh tau yang memberikan video ini siapa ya pak?”
ustadz diki membalasnya, bahwa yang memberikan
video ini ialah Miss Tuti dan ia akan menyuruh bu ghia selaku guru bk untuk
memanggilkan anak yang dibentak oleh Bu Nuraini dalam video itu untuk membuktikan
yang manakah yang benar apakah Bu Nuraini menasihati anak itu ataukah betul
membentak. dan ia juga mengatakan jika Bu Nuraini terbukti melakukan Tindakan
seperti itu atau Bu Nuraini berbohong maka ustadz diki tersebut tidak segan
segan untuk menurunkan jabatan Bu Nuraini dan Bu Nuraini menjawab bahwa ia
tidak akan berlaku seperti itu dan ia tidak ingin keprcayaan guru dan ustadz
diki kepada saya hilang cumin karna video ini.
“bapak
harus tau, saya ingin jadi kepala sekolah karna ingin meningkatkan kualitas
belajar siswa dan membantu siswa belajar dengan baik serta memberikan
Pendidikan karakter yang kuat bukan malahan saya jadi kepala sekolah karna
ingin sombong atau ingin di pandang tinggi oleh orang lain.” Ujar Bu Nuraini.
Bu Nuraini yang terus memberikan
keyakinan. karna Bu Nuraini sangat yakin
kalau yang di video itu hanyalah bentuk kejahilan Miss Tuti agar Bu Nuraini
turun pangkat dan Miss Tuti hanya ingin cari muka didepan ustadz diki agar ia
bisa dijadikan pengganti Bu Nuraini sebagai kepala sekolah.esoknya di sekolah Saat bu ghia memberikan beberapa pertanyaan
kepada anak itu awalnya anak ini tidak ingin menjawab karna katanya ia akan di
marahi oleh Miss Tuti jika ia membongkar semuanya. Namun karna bu ghia
mengancamnya jika ia tidak menjawab maka ia akan diberi hukuman jadi karna anak
ini takut diberi ancaman dari bu ghia, terpaksa ia harus menjelaskan semuanya
kepada bu ghia perihal video Bu Nuraini. Dan ternyata benar video itu hanya
akal akalan Miss Tuti ia ingin menjatuhkan nama Bu Nuraini dengan cara
memfitnah Bu Nuraini. Bu ghia pun menyampaikan hal ini kepada ustadz diki bahwa
video itu tidak benar, hanyalah saja Miss Tuti yang mengedit suaranya . Dan ustadz
diki berterima kasih kepad bu ghia karna telah me wawancarai anak itu dan ia
yakin dari awal Bu Nuraini tidak ungkin melakukan seperti ini. Setelah itu ustadz
diki pun memberi info kepada Bu Nuraini bahwa setelah dilakukan investigasi
kepada anak dalam video tersebut ternyata perkataan Bu Nuraini sebelumnya bnar,
video itu hanyalah editan yang dibuat buat oleh Miss Tuti. Akhirnya ustadz diki
menyadari bahwa keputusan untuk mengangkat Bu Nuraini sebagai kepala sekolah
adalah keputusan yang tepat. Saat bu ghia ingin ke ruangannya ia kaget karna
melihat Miss Tuti berhadapan dengan anak yang kemrarin bu ghia wawncarai.
Nampak dari jauh anak itu tunduk dan seperti ketakutan. Secara spontan bu ghia
langsung melabrak Miss Tuti di tempat itu waktu itu juga.
“apa yang kamu lakukan terhadap anak ini? Ke
ruangan ustadz diki sekarang juga!” ujar bu ghia dengan marah.
“nak, apa yang dikatakan Miss Tuti kepadamu?”
anak itu mengatakan kalau ia sedang diancam
oleh Miss Tuti karna ia membocorkan kepada bu ghia tentang video Bu Nuraini
yang sebenarnya. Sesampai Miss Tuti di ruangan ustadz diki dan ia dipersilakan
untuk duduk didepannya ada empat ustadz diki. Salah satu dari ustadz diki yakni
ustdz diki bertanya beberapa hal kepada Miss Tuti. “apa maksud tujuan anda
memgancam anak itu dan mengapa anda mengedit serta menyebar video Bu Nuraini yang
nyatanya itu tidak benar?”
tanya
ustadz diki. Awalnya Miss Tuti tidak menjawab, dan ustdz diki mengulangi
pertanyaannya “tolong dijawab bu!”
Miss
Tuti menjawab dengan gugup “e-e iya pak,saya mengatakan kepada anak itu supaya
mengerjakan tugasnya namun ia tidak mengerjakannya dan soal video Bu Nuraini bukan saya yang mennyebarnya” ujar Miss
Tuti karna Miss Tuti belum saja mengakui
kesalahannya membuat ustadz diki marah
“masih saja kamu berani berbohong, padahal
kami punya bukti. Jika kamu masih tidak ingin mengaku saya tidak segan segan
memecat kamu” tegas ustdz diki.
“I-iya pak maaf, sebenarnya saya mengancam
anak itu karna sebelumnya dia sudah berjanji dengan saya kalau ia harus
berbohong Ketika di tanya oleh guru siapapun.” Jika ia ditanya tentang
perkataan Bu Nuraini sebenanrnya, ia harus menjawab kalau Bu Nuraini memang
membentaknya. Dan kalau tentang penyebaran video Bu Nuraini yang tidak benar
sebenarnya saya cemburu kalau Bu Nuraini yang naik pangkat sebagai kepala
sekolah karna saya merasa saya yang lebih pantas jadi kepala sekolah karna saya
lebih lama bekerja dari pada Bu Nuraini pak”
Panjang lebar Miss Tuti menjelaskan ustdz diki
menanggapi “astagfirullahaladzim, tanpa kamu sadari kamu sudah memfitnah Bu Nuraini,
saya ingin kamu meminta maaf kepada Bu Nuraini scepatnya.”
. Miss
Tuti pun menuruti permintaan ustadz diki untuk meminta maaf kepada Bu Nuraini. Ustdz
diki meminta tolong kepada Miss Tuti untuk memberi tau kepada guru gurudan
pembina yang lain bahwa kita akan mengadakan rapat besok di ruang guru
.
“baik pak akan saya informasikan kepada guru yang lain” Ujar Miss Tuti.
Sepulang dari ruangn ustadz diki Miss Tuti
langsung menginfokan melalui whatsaap di grub guru smp bahwa besok siang akan
diadakan rapat Bersama ustadz diki di ruang guru. Bu Nuraini yang membaca chat itu langsung
merasa takut karna pastinya besok ia akan bertemu dengan Miss Tuti. Apalagi
yang mengirim chat ini adalah Miss Tuti ia takut Miss Tuti akan memfitnahnya
lagi. Namun Bu Nuraini bersyukur karna banyak teman teman yang percaya dengannya.
Keesokan harinya waktu dimulai rapat, bu sri selaku wakil kepala kesiswaan
menjelaskan bahwa sekolah akan menetapkan peraturan bahwa seluruh siswa di
sekolah tidak boleh makan mie instan Ketika berada di sekolah maupun diasrama karna
menyebabkan kondisi Kesehatan siswa menurun. menurut penelitian, indomie atau
mie instan memiliki kandungan garam serta MSG. dan terdapat bahan-bahan kimia
yang tidak sehat untuk tubuh kita. mengomsumsi msg secara berlebihan dapat menyebabkan sakit kepala dari yang terbilang
ringan hingga cukup parah. Di tengah tengah bu sri menjelaskan tiba tiba Miss
Tuti memotong pembicaraan bu sri.
“maaf memotong pembicaraan bu namun saya ingin
berpendapat bahwa mungkin kita bisa membuka hari indomie dimana siswa dapat
memakan indomie di hari tertentu misalnya hari libur siswa dapat memakannya di
asrama karna indomie akan berefek buruk jika dimakan terus terusan”
Namun
tiba tiba Bu Nuraini mengangkat tangannya untuk menanggapi pendapat Miss Tuti.
“jika
kita memberikan hari khusus untuk makan indomie kita herus menerima resiko
seperti siswa akan makan indomi seharian siswa tidak akan makan di dapur. Jika
seperti ini sama saja siswa makan idomi terus terusan yang akan membuat
Kesehatan siswa terganggu.”
Tambahan dari bu Miftah selaku Pembina asrama
setuju dengan pendapat Bu Nuraini Dan bu sri menyangga bahwa kita akan
melakukan voting yang memilih pendapat Miss Tuti angkat tangan dan yang memilih
Bu Nuraini turunkan tangan dan ternyata hasilnya tidak ada yang mengangkat
tangan ini menandakan bahwa semua guru setuju dengan pendapat Bu Nuraini.
Seluruh guru tepuk tangan untuk Bu Nuraini karna disini Bu Nuraini betul betul
dapat dilihat kemampuan berpikir Bu Nuraini jauh lebih kritis disbanding dengan
Miss Tuti. Dan akhirnya kita tetap menetapkan bahwa indomie tidak boleh di
konsumsi bagi siswa di asrama maupun disekolah. Bahkan Miss Tuti sadar dan
mengakui bahwa Bu Nuraini memang orang yang pantas menjadi kepala sekolah ia
merasa bersalah karna telah memfitnah Bu Nuraini. Yang sampe sekarang ini ia
menyesal atas perbuatannya sendiri karna tidak membuahkan hasil apa apa
melainkan menimbulkan masalah. Miss Tuti akhirnya meminta maaf kepada Bu Nuraini.
Diakhir rapat Bu Nuraini disuruh untuk menyampaikan pesan dan kesan karna telah
menjabat sebagai kepala sekolah “terima kasih kepada teman teman yang telah mendukung
saya, insya allah saya akan melakukan tugas dengan baik” gemuruh tepuk tangan
menyertai. Akhirnya Bu Nuraini sah menjadi kepala sekolah dan banyak siswa yang
memberikan selamat kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar