Boarding Story #44
Qanita Aisha Adnan
Terikat
Masa Lalu
Ini pertama kalinya ku menginjakkan kaki di suatu sekolah berasrama dan menjadi pembina. Sekolah yang belum lama ini dibangun ini merupakan sekolah islam athirah bone. Di sekolah ini hanya terdapat 3 gedung. Gedung SMP dan SMA dan satu asrama. Gedung asrama ini memiliki 2 lantai, lantai pertama untuk siswa laki laki dan siswa perempuan bertempat di lantai 2.
lalu
tiba tiba ada yang memanggilku dari belakang “kita Pembina barunya?” kata
seorang perempuan lalu aku pun
menjawab “iye atas nama Nurdiana” lalu perempuan ini pun membawaku
menuju keasramanya. Aku pun menyusuri koridor disepanjang jalan menuju asrama.
Setelah aku sampai masuklah aku di dalamnya disana terdapat sebuah selasar
besar yang di sebut selasar utama. Lalu perempuan tadi memanggilku “ diatas
kita asramata” akupun berbalik dan
mengikuti sang perempuan. Selama kami menyusuri tangga aku pun berbincang dengan
sang perempuan. Diapun menanyakan dari mna asalku “ dari manaki kita” aku menjawab “ dari mare iye “
“
oooo dari mare ki”
“
saya to si dari sumalingka “
“
ooo iye salam kenalki di”
“
panggil maka saja Evi ”
Tak
lama kemudiaan kami pun sampai di selasar atas. Disini ada beberapa lorong dan setiap lorong
terdapat nama kota kota lama.ada 6 lorong yang berada disini.Lalu aku di
tempatkan di lorong 2 granada.di setiap lorong terdapat kamar siswa dan kamar Pembina yang saling berdampingan. Asrama ini tak begitu
luas namun aku melihat semua siswa nyaman berada disini, orang orang disini pun
begitu ramah dan baik.
Lalu
perempuan tadi memanggil salah satu siswi yang sedang berlalu lalang disna
“ Qonia,sini ki dulu nah”
Lalu Qonia pun dan menghampiri kami
“
iye miss ?”
“
kumpulkan dlu semua putri di selasar mauki dulu perkenalkan Pembina baru “
“
iye miss”
Lalu
berkumpulah smua siswa yang ada disana semuanya pun mulai duduk dengan rapi,
dan mungkin saja mereka menerka nerka siapakah sosok yang sedang berada didepan
mereka itu yaitu aku. Lalu miss Evi pun
mulai membuka dengan salam .
“
anak anak perkenalkan ini miss Nurdiana Pembina baru kita” kata miss Evi
Lalu
semua orang pun bertepuk tangan menyambutku di asrama ini
“
baik anak anak perkenalkan nama saya Nurdiana , panggilma saja miss Ana saya
berasal dari mare”kataku
“selamat
datang miss Ana” kata semua siswa ynag berada disana
Beberapa
hari pun berlalu. aku sudah menghabiskan hariku sebagai Pembina di asrama ini.
Dan ini sudah masuk pada akhir pekan. Dan Setiap sabtu ahad ada agenda pekana
di pagi harinya, anak- anak di kumpulkan untuk evaluasi pekanan dan pembersihan
bersama oleh Pembina lorong mereka masing masing.
Namun
hari ini miss Evi sedang pulang kampung. Jadi dia menitipkan anak lorongnya
kepadaku.
“
Qonia bisa minta tolong nak” kataku
“
iye miss,Mauki minta tolong apa? “ jawab Qonia
“
Bisa minta tolong panggilkan duluka dulu anak Andalusia, suruh kumpul di
selasar depan nah”
“
iye miss” lalu Qonia pun pergi untuk memanggil anak Andalusia untuk kumpul
bersama.
Semua
sudah duduk rapi didepanku saaat ini.
“
anak anak hari ini mauki melakukan
pembersihan bersama” kataku sambil duduk di kursi sementara anak anak yang lain
sedang duduk di lantai.
“
Jadi karna miss evi tidak ada jadi saya yang gantikan untuk hari ini di “
Akupun
menunjuk salah satu dari anak Andalusia untuk naik dan membagikan area untuk
pembersihan bersama”
“
kita nak yang peke baju hitam bintik bintik” kataku, lalu anak itu pun
menatapku dengan tatap tajamnya
“
iye miss” katanya dengan suara yang agak berat dan nada yang agak meninggi
“
kita yang bagi piket nah sama maki Qonia” lalu dia pun mengangguk dan muali
membgai piket bersama Qonia.
Lalu
aku pun mulai betanya Tanya kepada beberapa anak yang satu lorong dengan anak
itu.Namanya adalah Laila Namun katanya anak ini memiliki sifat dingan dan
cenderung tidak bisa di tebak. Anak ini juga katanya lebih banyak menyendiri
dan tak ingin bergaul.
Hari
sudah malam,saat semua orang sedang belajar di selasar utama bersama teman
teman mereka, aku pun mulai mengecek
kamar anak-anak yang kurang rapi ketika di tingggalkan begitu pun dengan
kamar anak anak di Andalusia,berhubung miss Evi belum kembali.
Kemudian
aku pun memasuki kamar nomor 202. Mendapati satu kasur diantara empat kasur ada
kasur yang sanngat berantakan.aku pun berinisiatif untuk membersikan kasur yang
snagat berantakan itu. Banyak sekali kertas kertas, pulpen berwarna warni,dan
selimut yang tak dilipat.Namun pada saat aku menyentuh bantal dari kasur itu
tiba tiba……..
“
kenapaki sentuh sentuh kasurku!” kata seorang anak yang tiba tiba memegang
tanganku dari samping
Ketika
aku berbalik ternyata itu adalah Laila yang sedang memasang muka marah
“
tidakji nak kebersihkan saja kasurta kotor sekali” kataku dengan sabar
“
tapi tidak ada izinkanki toh! Jangan maki sentuh sentuh barangku disini”
Lalu
aku pun pergi meningggalkan anak itu dengan muka yang sangat kaget, “ dia
semarah itu hanya karnaku sentuh saja kasurnya?” aku pun kembali mengawasi anak
anak yang sedang belajar sambil menerka nerka apa yang sebenarnya dengan anak
ini.
Suatu
malam tanpa sengaja aku mendengar suatu suara dari luar. Aku mencoba keluar
dari lorong dan berjalan jalan sebentar namun tanpa sengaja aku melihat
seseorang sedang berjalan dengan menggunakan hoodie dan jalan dengan mengendap
engendap, lalu aku pun mencoba untuk megikutinya dengan perlahan, lalu aku
melihatnya di tangga sedang mematung dan terkadang menengok kekanan dan kekiri.
Lalu
tiba tiba ada seorang laki laki dari arah selasar utama datang menghampiri dan
dia pun memeluk perempuan itu. Aku kaget kenapa anak ini sangat nekat melakukan
ini diasrama yang notabenenya adalah sekolah islam dan dia pun mengetahui
resiko dari bersentuhan dengan laki laki itu bagaimana. Lalu samar samar aku
mendengar pembicaraan mereka
“
Haruski selalu hati hati jangan sampai ada tau punyaki hubungan” kata lelaki
itu
Lalu
Laila pun mengangguk “ iya, tadi saja hampir ada dapat suratku dari kamu”kata
si peremput dan sang laki laki melepas pelukan perempuan itu dengan sangat
kaget
“
hah! Siapa yang hampir dapat suratku”Tanya si laki laki tersebut
Lalu
perempuan itu pun menjawab “ itu si Pembina baru “. Dengan satu kata dari sang
perempuan aku pun tau siapa sebenarnya perempuan tersebut. “ itu Pasti Laila”
kataku dalam hati”. Tanpa membuat suara aku pun meninggalkan mereka berdua dari
tempat itu.
Setelah
malam itu aku pun selalu mengikuti Laila setiap malam. Mereka selalu bertemu
pada jam 1.30 malam dan pasti selalu ada pertukaran surat diantara mereka Namun kadang kadang juga mereka tak bertemu
demi menghindari ketahuan oleh para Pembina. Jadi mreka bertukar surat melalui
tali dari balkon, pertama Laila lah yang mengirimkan surat lalu sang lelaki
megikat kembali surat tersebut.
Lalu
aku pun menyuruh salah satu siswa kesayanganku yaitu Qonia untuk membntuku
dalam misi ini. kuceritakan semua cerita Laila dan sang laki laki kepada
Qonia.Berhubung dia meruapakan teman sekamar dari Laila.
“
Bagaimanaj?” kataku “
“
berhasilji miss” katanya
Aku
pun membuka isi surat itu.banyak sekali kata kata bucin didlam suratnya.aku pun mulai membaca dari awal hingga ke
akhir lalu di kata kata terakhirnya “ Pertanda kesayanganmu Haris”.
“
Hah! Haris” kata Qonia dengan sangat kaget
“
siapa ini kah Qonia?” tanyaku pada siswi cantik ini
“
Haris itu miss teman angkatanku, sekaligus teman kelasnya Laila” katanya dengan
wajah yang sangat terkejur dan marah”
“
Begini mo ple Qonia nak haruski dapat bukti dari hubungannya lalu langsungmi
lapor sama pihak BK sekolah” Kataku sambil ku beritahukan rencana pada Qonia”
“
siap mi itu miss langsungmi kita laksanakan sebentar malam” lalu di balas
dengan anggukan ku.
Dan
malam itu juga aku kembali mengikuti Laila namun tak seperti biasanya Laila tak
ada di di tempat biasanya jadi aku pun kembali ke kamar. Didalam kegelapan aku mencoba
untuk tidur. Aku pun
“ kenapa Tidak ada laila dih?, biasanya adaji
kalau misalnya malam tumben nda adaii” tanyaku. Lalu aku pun memcoba untuk
tidur dan memejamkan mataku.Namun tiba tiba aku mendengar suara langkah kaki
dari arah pintu dan seketika aku tak bisa bernafas dan merasa sesaak
“
ooo begitu ple rencanamuu mauko laporka sama pihak BK” Kata seorang perempuan
didalan kegelapan
“
Siapa ini kenapako cekikka hah!”
“
Masa pura pura tidak tauki misss saya
ini laila!”
Semakin
lama semakin keras tekanan dari lailah ini. dia mencekikku seperti dia tak
ingin mengampuniuku akun pun
berusahaunruk melepaskannya tapi tak bisa tanganku mulai melemas akibat
dari itu.
“ Enak aja kita mau lapor lapor heh?!,” pekik laila
Aku
pun seperti merasa sudah di penghujung hidupku. Cekikan dari laila sangat keras yang membuat dirki perlahan lahan
memenjamkan mata
“
Ya allah ini akhir darihidupku?” kataku yang hampri sepenuhnya memejamkan mata
Namun
tiba tiba cahaya terang menghampri kamarku, kukira cahaya itu merupakan cahaya
dari alam ketika kematian telah menjemput.tapi ternyata itu adalah cahaya dari
lampu kamarku..lalu tiba tiba dari lemari kamarku keluarlah seorang gadis yang
sedang memegang sebuah kamera.perlahan lahan dia menghampiri kami dan itu
membuat laila behenti mencekikku,dan denagn wajah yang terkejut
“
hahhhh…….” Suara desus dari nafasku setekah sekikan dari laila
“
ku dapatmi bukti kalau seorang siswa hampri membuanuh seorang Pembina yang
notabenenya hampir sama seperti orang tua sendiri” kata Qonia dengan wajah
sangat kecewa
Hal
itu membuat laila bungkam tanpa kata kata………….
Beberapahari
setelah kejadian itu di subuah ruangan yang tak terlalu besar namun tak terlalu
sempit yang biasanya di sebut ruang BK. dua
orang siswa yang sedang duduk dengan tatapan menghadap mata menghadap kebawah. Dan dengan seorang
guru wanita yang berada di depan mereka
“
kenapaki lakuakn ini kah?, kita kasi malu malu ka sebagai guru bekata
berdua” kata sendu yang di keluarkan
oleh guru bk mereka ibu nunung
Mereka
berdua bungkam laila dan haris mereka tak bisa mengungkap kata kata untuk
mengungkankan penyesalan mereka itu
“
mau maki ku apai pale ini,Ku telpon langsung orang tuata berdua? Hah.. bertanya
ka ini!” kata ibu nunung denngan nada yang sedkit naik. Tiba tiba suara
tangisan tiba tiba terdengar dari arah depan sang guru
“
Sebenarnya bu lama maka baku kenal sama haris” kata laaila sambil menangis
dengan sang haris di sebelahnya.
“sebenarnya
dulu sama sam haris itu teman masa kecilku buu” kata laila keudian di lanjut
dengan haris yang bicara
“
Orang tua kita sebenarnya saling mengenal bahkan bersahabat jadi sebba itumi bu
bersahabatka denngan laila dan bahkan lambat laun diantara kami tumbuh perasaan
saling menjaga diantara kami” kata sang lelaki dengan nada bercerita
“
Namun akhirnya masa masa terakhir sebelum tamat smp saya sama haris berkomitmen
untuk saling menjaga dan melindungi satu sama lain” kata perempuan itu lagi
“
Namun karena harus pindah kerja ayahku di bone jadi saya yang notabenenya orang
kupang harus pindash ke bone dan akhirnya ayahku kasi sekolah ka disini. ” kata
lelaki itu naum disambung dengans ang peerempuan
“
Hal itu tidak di ketahui oleh keluargaku kalau misalnya pindah haris ke bone
sampe beberapa hari setelah kepindahan haris baru tau kabarnya dari teman
kelasnya di smp dlu kalau misalnya pindahki haris tapi tidak na tau ki dima
tepatnya dia pindah, lalu sampai satu setengah tahun perpisahanku dengan haris
,nda tau kenapa ayahku haruska pindah ke bone jadi otomatis haruska pindah
sekolah dan ayah ku kasi sekolah ka sekolah berasrama supaya nanti aku pulang
baik kupang nda hawatir sama sya”jelasnya sang perempuan denagn panjang
lebardengan panjang lebar
“Lalu
di suatu pagi saat pembelajaran berlangsung seorang siswi datang untu melakukan
perkenalan sampai bertatapan ka dengan wanita itu sangat lama dan ternyata itu
adalah laila kemudian bertegur sapaka kembali dengan laila” kata lelaki itu
lagi
“
Lama kelaman semakin dekat dan semakin dekatka dengan haris. Kami pun sering
bertemu setiap malam diasrama dan kembali berkomitmen untuk terus bersama”kata
sang perempuan mengakhiri ceritanya
Dengan
pasrah ibu nunung menghembuskan nafas pasrah “ tapi tetatp ka harus kasi tau
orang tuata berdua nah bagai manapun itu”
“
Dan kalian tauji to konsekuesninya kalau memilikiki hubungan bersama?” lanjut
bu Nunung
“
iye bu drop out” kami mereka serempak…….
Hari
ini seperti hari yang aneh, sangat berangin seperti ingin menghembusku terbang
dari sana. Suara kaki yang melewati anak tangga terdengar jelas dari
belakangku. Saat aku berbalik dari arah balkon terdapat seorang permpuan yag
tengah mematung di hadapanku
Lalu
dia melangkahkan kaki ke arahku dan menarik tanganku untuk di sentuhkan ke
keningnya
“maaf
ka miss minta maaf sekali kaa” kata perempuan itu senduh
Lalu
akupun memeluk perempuan itu “nda ppji nak laila ingatki pesanku baik baik,
jalanimi dulu hidupmu dan pentingkanmi dulu hidupmu sebelum mengurus yang lain”
kataku lalu kulanjukan lagi
“
Stop memikirkan hal yang tdiak penting sebelum waktumya, tenang maki sama hidup
nak sudah tertulis semua di halaman takdir itu” kataku mengahiri biacaraku
Dari
balkon dan dari kejauhan ku liat dia laila menuyusuri koridor deangan membawa
kopernya dan kuliat dia memasuki mobil miliknya dan peralah lahan menghilang
mobil itu hilang dari tangkapan mataku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar