Boarding Story #34
SYAM
Pagi itu di Sekolah Islam Athirah Bone, Ust.Syam sedang memberikan arahan kepada anak-anak lorong nya untuk membersihkan area Cordoba."jadi, yang akan menyikat WC itu Dimas,Arya,Abdul,Amar,Izzat,Fauzan dan Yusuf.Untuk bagian lorong utama itu SMA nya dan selasar lorong itu SMP nya.Paham?".
"paham Ustadz"
ucap anak anak lorong Ust.Syam.
"jadi,setelah ini
silahkan langsung eksekusi.Siap?"
"siap Ustadz".
Kemudian para siswa langsung
pergi ketempat masing masing sambil memabawa sikat,ember
berisi air,pel karet,dan sabun serta
alat-alat kebersihan lainnya.Pembersihan berjalan lancar hingga
selesai.Setelah selasai,Arya dan Abdul kemudian istirahat sejenak.
"akhirnya selesai mi
juga" ucap Arya.
"iya cape sekali ka
tadi sikat wc nya Dimas na kotor sekali disitu"
"eh nda moko pergi
olahraga?" tanya Arya kepada Abdul
“mauka dulu mencuci ini pagi” jawab Abdul
“ok pale”
Tiba-tiba Izzat datang dan bertanya “tanggal
berapa lagi hari ini?”
“tanggal 5 bulan 5” jawab Arya, ”kenapai kah?”
“berarti ulang tahun hari ini Ust.Syam”timpa
Izzat
“serius ko?”tanya Abdul
“iya seriuska” jawab Izzat.
Setelah selesai
membersihkan area,Ust.Syam pun pergi ke kamar dan membersihkan kamarnya.Rencananya hari ini Ia akan pulang ke rumahnya
istriny di Lapri untuk menjenguknya.Jadi Ia bersih bersih dulu sebelum
pulang.Saat sedang membersihkan,Ia menemukan sebuah batu kerikil dan berpikir
“dari mana bau ini datang?” tanya nya dalam
hati.
Ia pun kemudian melempar batu itu kebelakang
kamarnya,dan tanpa Ia sadari batu yang Ia lempar mengenai Abdul yang sedang
mencuci.Abdul pun kemudian berbalik dan melihat Dimas yang berada di jendela
kamarnya.
“woi dimas kau yang lempari ka batu de” teriak
Abdul dengan nada yang tinggi.
“bukan saya” bela Dimas
“aaah mengaku mo siapa lagi disini na kau ji
saja yang suka ganggu orang lain dan kau saja yang ada di sini” sahut Abdul.
“seriuska bukan saya “ Dimas sedikit
kesal,jelas jelas dia dari tadi sedang melamun malah dituduh lempar batu ke
Abdul.
“jammo bohong,sini ko berkelahiki disini kalau
berani ko” tantang Abdul dengan marah.
Akhirnya dengan perasaan marah Dimas pun
menghampiri Abdul dan langsung berlari untuk memukulnya.akan tetapi Abdul lebih
dulu menghindar kekiri dan balas memukul.Dimas pun terkena pukulan dari Abdul
dan mengenai pingangnya.Dimas tidak menyerah,Dimas pun kemudian langsung
mengarahkan tinju kirinya ke muka Abdul.Abdul pun berusaha menangkisnya namun
itu hanya pukulan tipuan.Dimas langsung memukul Abdul dengan tangan kanan nya
dan dengan telak mengenai wajahnya.
Ust.Syam yang mendengar suara perkelahian
langsung berlari ke jendela kamar nya untuk melihat siapa yang
berkelahi.Rupanya Abdul dan Dimas sedang berkelahi.Ia kemudian berteriak “WOI
YANG BERKELAHI BERHENTI”.Namun keduanya tidak mendengarkan dan tetap
berkelahi.Ust.Syam pun segera berlari menuju keluar kamar,menuruni tangga,dan
berlari ke belakang Asrama.Ia pun melihat Abdul dan Dimas yang masih berkelahi
dan segera pergi menengahi.
“kenapaki berkelahi berdua?” tanya Ust.Syam.
“dia Ustadz na tuduhki lempar I batu padahal
saya dari tadi melamun di kamar”Dimas pun menjawab pertanyaa Ust.Syam.
“bohong ustadz siapa lagi yang lemparika kalau
bukan dia na tidak ada orang lain tadi selain dia” bela Abdul
“sudah sudah berhenti mi berkelahi dan kita
Abdul janganki menuduh temanta tanpa ada bukti yang kuat na Dimas sendiri
bilang kalau lagi melamun i tadi dikamar dan nda na lempari”
“iye ustadz” jawab Abdul
“batu apakah yang na kena ki?” tanya Ust.Syam
Abdul pun menunjukkan batu yang tadi mengenai
nya.Ust.Syam kemudian kaget setelah melhat batu itu,Ia teringat batu itu
merupakan batu yang Ia temukan tadi pada saat membersihkan kamar dan Ia
buang.Akhirnya Ust.Syam pun tertawa setelah berpikir sejenak dan berkata
“astagaaa ini tadi batu yang kutemukan dikamar
ku lalu kubuang,ternyata na kenaki pale.Minta maaf ka na”
Keduanya pun sontak kaget dan kemudian Abdul
berkata
“jadi kita yang lemparka” kata Abdul
“iya minta maaf ka nda kutau kalau nakenna ki
ini batu jadi minta maaf ka yang sebesar besarnya na Abdu Dimas”
“iye ustadz” keduanya menjawab hampir
bersamaan.
“nah sekarang Abdul minta maaf ki ke Dimas”
Abdul pun menjulurkan tangan nya seraya
berkata “minta maaf ka na sudah kutuduh ko”
Dimas pun membalas tangan Abdul dan berkata
“iya tidak apa apa”
Mereka berdua pun kemudian berpelukan dan
Ust.Syam kemudian berkata
“nah lain kali Abdul jangan ki cepat menuduh
orang lain karena apa yang kita lihat belum itu tentu itu yang sebenarnya
terjadi”
“Iye ustadz” jawab Abdul.
Keduanya pun bubar dan Ust.Syam kembali ke
kamarnya untuk membersihkan. “Benar-benar hari yang merepotkan” ucapnya dalam
hati.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar