Senin, 15 Mei 2023

Misteri Kamar Pembina_Ahmad Deedat Halid

 Boarding Story #54

Ahmad Deedat Halid

 

Misteri Kamar Pembina

 

        Sendu di sore ini menemani perjalananku menuju ke Asrama. Sore ini suasananya berbeda, terasa lebih tenang dari sebelumnya. Daun yang beterbangan disapu oleh angin sepoi - sepoi. Aku memilih berjalan sendirian dari Mesjid ke Asrama. Entah dari mana pengaruh ini bersumber tapi yang pastinya sore ini aku terpikir untuk merenung saja  dan tidak melakukan apa - apa. Tas kulempar, pakaian sekolah kulepas dan duduk termenung menatap satu per satu siswa yang hendak melakukan berbagai aktivitas. Tak peduli, aku terdiam. Ada apa denganku?

  Panggil aku Deedat, aku bersekolah yang ber-asrama. Sekolah ini sekolah islam, maka dari itu ada Masjid di dalamnya. Biasanya sehabis shalat Ashar aku pergi olahraga biasa juga mencuci pakaian. Berbeda dengan sore ini, aku hanya ingin terdiam dan terus diam. Tak ingin melakukan apa apa. Cukup bosan juga dengan kehidupan disini. Ibarat makan dan minum, kegiatan disini selalu sama setiap harinya. Hanya itu yang terus berulang dilakukan. Dari bangun sampai tertidur. Mungkin karena jenuhlah yang membuatku seperti ini. Tak tahu mau berbuat apa lagi. Menatap langit-langit kamar terus menerus beserta setiap sudut ruangan yang ada di kamar. Kupandang tanpa arti. Kosong, hampa dan benar-benar membosankan.

 Aku bergegas keluar dari kamar, terlihat sunyi sekali tampak tak ada orang sekalipun. Aku mencoba mengelilingi lorong untuk mengecek setiap kamar, apakah ada orang atau tidak. Dan benar saja, tak ada siapapun.

 Kamarku berada di sudut paling depan, tepat dekat kamar pembina asrama di lorongku. Sekarang aku berada di sudut paling belakang dan tetap saja tak ada orang yang kutemui. Ternyata se sepi ini keadaan Asrama di Sore hari. Aku baru mengetahuinya karena sebelumnya aku tak pernah seperti ini.

 BRUGHHHH!!!!!, terdengar suara yang sangat keras dari suatu kamar, aku tak tahu jelas dari mana sumber suara itu, tapi sepertinya terdengar dari sudut kamar paling depan. Apakah berasal dari kamarku sendiri? Entahlah. Aku berlari dan segera memeriksa dan mengamati kamarku, tapi aku tak menemukan apa-apa. Tak ada yang tampak aneh dari ruangan ini.

 “ Sepertinya suara itu bukan dari kamarku...” aku menggumam dalam hati.

 Aku juga tak tahu, tak biasanya aku seperti ini. Aku sangat penasaran dengan suara tersebut. Rasanya aku tak ingin berhenti mencari sebelum aku mengetahui dimana asal dan benda apakah yang jatuh dengan suara seperti itu. Yah, tentu saja. Suaranya sangat besar. Jika diumpakan sepertinya suara tersebut seperti suara lemari yang terjatuh.

 Saat hendak keluar kamar dan memeriksa kamar lain, aku mendengar jejak langkah kaki dari selasar utama. Tapi aku tidak menghiraukannya. Aku terus melanjutkan misi ku untuk menemukan benda jatuh itu. Akan tetapi, suara langkah kaki itu semakin saja kedengaran dan menganggu pendengaranku. Aku merasa seperti ada yang mengawasiku. Maka dari itu aku memilih mengintip dari sebuah bilik kamar dan melihat ada apa di selasar utama? Jejak langkah siapa? Mengapa seperti berlari?

 OMAGAHHHHHH!!!! Aku seperti maling yang kaki nya terpijak. Ingin teriak tapi tak boleh ingin biasa saja tapi ini membuat heboh. Aku sangat terkejut sebab ternyata pembina asrama di lorong sebelah lah yang berada di selasar utama. Aku sangat panik sebab ia hampir saja melihatku. Untungnya aku cepat sadar dan mengelak dari penglihatannya. Sangat aneh dia berlari dari tangga menuju ke lantai bawah. Aku hendak mengikutinya tapi sebelum sampai ia berlari lagi menuju lantai atas. Aku berusaha secepat mungkin tanpa suara agar tak dilihatnya.

 Huftttt, untuk yang kedua kalinya hampir saja aku ketahuan mengintilnya. Aku berniat mengabaikannya tapi tingkahnya terlihat semakin mencurigakan. Ia menoleh kanan kiri seperti memastikan apakah ada orang atau tidak lalu berjalan mengendap seperti orang yang sedang tak ingin diketahui. Ini membuatku semakin penasaran sambil bertanya-tanya dalam hati. “ Apakah fenomena seperti ini terjadi setiap hari? “. Jika iya, ada apa?. Apa  yang ingin ia lakukan? Kepada siapa ia bersembunyi?.

Aku terus menatapnya dari kejauhan, dia seperti hendak menuju ke kamar pembina asramaku. Aku semakin curiga. Pikiranku tak bisa lagi berpikir dengan baik. Aku sudah sangat berprasangka buruk kepada pembina itu. Ada apa gerangan ia pergi ke kamar pembina asramaku dengan penampilan seperti itu. Datang diam-diam dan mengendap seperti maling. Aku berniat untuk mendatanginya. Tapi dalam sekejap aku berubah pikiran. Sepertinya ada baiknya jika aku hanya diam dan mengamati sampai aku mengetahui tujuan dari siasatnya.

 PARAHHHHHHH, ini sudah terkejut tingkat tinggi.... Yah,,, ia masuk ke kamar pembinaku. Terlihat seperti mencari sesuatu. Lemari di buka, tas, koper dan semua sudut ruangan kamar itu tampaknya ia kelilingi. Terlihat seperti mencari sesuatu. Tak lama setelahnya ia menuju ke sudut paling dalam. Aku sudah tak dapat melihatnya dari kejauhan ini. Terdengar bunyi aneh seperti kompor yang ingin dinyalakan. Mungkin semacam itu dan sepertinya pembinaku memang memiliki kompor di dalam kamarnya.Tapi jika benar, untuk apa dia menyalakan kompor. Apa mungkin di kamarnya tak ada kompor?. Jika begitu kenapa harus berjalan mengedap seperti tikus, lagipula dia tak membawa apapun menuju ke kamar itu.

 

 

Aku ingin mendekat, tapi entah kenapa secara tiba- tiba ada asap yang keluar dari kamar tersebut. Tak lama kemudian pembina asrama dari lorong sebelah itupun terlihat lari dan segera menutup pintu. Aku yang sangat panik langsung lari ke kamar hingga aku terjatuh dan menimbulkan bunyi yang cukup nyaring. Melihatnya sadar akan suara itu, aku segera lari dan bersembunyi dalam lemari. Entah ini lemari siapa, aku tak peduli meski baunya cukup menganggu penciumanku. Tapi sialnya meskipun begitu aku berhasil ketahuan.

 

 

  Hei,,, kamu. Apa yang kamu lakukan dalam lemari 

 

“ Aku mencari barangku ustadz “

 

“ Lalu kenapa bersembunyi? “

 

  Sebenarnya ini bukan kamarku, dan tadi karena panik mendengar suara pintu tertutup aku segera bersembunyi “

 

“ Lah, jika bukan kamarnya kenapa mencari barang disini? Bukankah masuk kamar orang tanpa izin itu tidak diperbolehkan? Apalagi  tak ada penghuni kamar. Jika ada yang hilang jelas sudah pasti kamu disalahkan “

 

“ Bukan begitu ustadz, barangku sempat dipinjam oleh salah satu penghuni kamar ini, dan dari itu saya sembunyi karena takut dikira sedang mencuri. “

 

“ Tetap saja salah, sekarang tak ada penghuuni kamar. “

 

“ Yasudah saya minta maaf ustadz “

 

“ Baiklah jangan diulangi “

 

“ Iya ustadz “

 

“ Tunggu... sebelumya nama mu siapa? “

 

“ Deedat Ustadz “

 

“ Ok Deedat besok menghadap yah sama Guru BK tentang kejadian ini “

 

“ Iya ustadz... “

 Sial yang sangat sial, berawal dari penasaran akan benda yang terjatuh dan akhirnya berujung pada mendapatkan mmasalah. Huft, hari yang sangat beruntung. Tapi tenang saja aku tak takut. Aku akan berkata jujur besok di ruang BK. Aku akan menjelaskan semuanya. Lagipula aku sempat merekam aksinya melalui kamera salah satu siswa dari kamar ini. Aku hanya tinggal meminjamnya besok. Aku akan merahasiakan ini dari semua siswa. Aku sangat ingin bercerita kepada pembina Asramaku tapi sayangnya dia akan kembali di tiga hari yang akan datang. Sudahlah biar guru BK saja yang menanganinya besok. Aku hanya sedikit cemas sebab aku tak melihat apa yang ia bawa keluar dari kamar. Tapi tak apa. Semoga saja bisa segera terbongkar. Akan sangat membanggakan bukan jika aku menyelesaikan ini. Pasti aku akan dinobatkan sebagai pahlawan asrama dan tentu saja mendapatkan banyak pujian. Baik dari siswa maupun guru gurunya.

 Tak terasa esok hari sudah tiba. Aku harus mengumpulkan mental untuk bertemu dengan guru BK. Hari ini aku juga berangkat lebih awal dari sebelumnya. Aku tak mau ada satupun orang yang melihatku masuk keruangan guru BK. Aku malas menanggapi setiap pertanyaan nanti dari banyak siswa. Dan itu sudah pasti. Semua siswa disini memiliki tingkat penasaran yang sangat tinggi. Semoga saja guru BK nya sudah datang ke sekolah. Tapi biasanya dijam seperti ini harusnya dia sudah datang.

“ Assalamualaikum.... “

“ Waalaikumsalam “

“ Ibu, boleh saya masuk “

 “ Boleh silahkan... ayoo duduk disini “

“ Iya bu, terimakasih “

 “ Ada apa nak? “

“ Begini bu, saya ingin melaporkan sesuatu sekaligus cerita tentang kejadian yang saya alami kemarin “

 “ Wah, baiklah silahkan nak... “

Alhamdulillah. Lega rasanya. Setelah lama bercerita dengan guru BK  ku akhirnya keputusan ditemukan. Dan aku sangat senang sebab guru BK berada dipihak ku. Dia lebih percya kepadaku. Awalnya aku sempat khawatir tapi akhirnya semua berjalan lancar. Yang harusnya aku terkena kasus pencurian akhirnya pembina asrama itulah yang mendapatkan kasus tersebut. Sekarang tinggal menunggu ia datang keruangan ini.

 Setelah lima menit menunggu akhirnya pembina asrama itu datang. Kami berbincang dari A sampai Z tentang permasalahan ini. Tapi sayang seribu sayang rasanya ini tidak sesuai dengan ekspektasiku. Dia terlihat sangat santai dan tenang. Aku sedikit heran kenapa dia tak ada pembelaan sedikitpun. Dalam sekejap ia langsung tersenyum dan mengatakan bahwa ia benar sedang mencuri sesuatu yakni uang dari pembina asramaku. Entah karena tak bisa lagi mengelak dari bukti yang ada atau ada hal lain, yang pastinya aku sangat curiga. Rasanya ini masih penuh misteri. Setelah akhirnya dia diputuskan untuk dikeluarkan sebagai pembina asrama di sekolah ini dia tersenyum dan berbisik kepadaku “ lanjutkan niat baikmu nak “ .

 Badanku seketika bergetar mendengar bisikan itu terlontarkan. Aku merasa sedikit bersalah telah merusak profesi seseorang. Hanya saja dia memang bersalah. Namun aku sedikit tenang karena dipuji oleh guru dengan apa yang telah aku lakukan. Tapi tetap saja ada yang mengganjal. Aku merasa bahwa masalah ini belum selesai. Sepertinya masih ada yang perlu diselidiki. Sangat tidak mungkin pembina itu langsung menyerah tanpa sedikitpun pembelaan. Sangat mencurigakan bukan. Lagipula bukti yang aku tunjukkan juga tak terlalu kuat. Dalam rekaman itu sama sekali tidak memperlihatkkan dia sedang mencuri sesuatu. Dia bisa saja mengelak jika mau tapi dia mala memilih pasrah. Sungguh sangat mencurigakan.

 Sore nanti setelah shalat ashar aku memilih tak lagi melakukan kegiatan apapun. Aku masih mau melanjut penyelidikan kemarin. Sepertinya masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. 

  Setelah melihat asrama kembali sepi, aku langsung bergegas menjalankan misiku. Tapi kini aku tak sendiri. Tentu saja setelah kejadian kemarin aku tak lagi berani melakukan ini sendiri. Sepulang shalat tadi, sebelum menuju ke Asrama aku menceritakan kejadian ini kepada Kepala Asrama. Maka dari itu aku meminta tolong agar beliau mau menemaniku untuk menyelidiki kamar pembina asramaku yang penuh misteri itu. Meski dengan badan yang gemetar aku memberanikam diri bercerita kepadanya sebab aku tak punya pilihan lain. Meski sebenarnya beliau sudah tau mengenai kasus pencurian ini sebab segala sesuatu pun beliau  harus ikut serta dalam mengambil keputusan.

 “ Ustadz, apa ustadz melihat asap itu ? “

 Aku bertanya seperti itu kepada Kepala Asramaku sebab terdapat asap yang keluar dari kamar pembinaku. Hal tersebut membuat rasa penasaran kami semakin kuat. Kami berusaha membuka pintu kamarnya, akan tetapi itu sangat sulit. Seperti ada yang menahan.

 Kepala Asramaku berusaha membuka pintu itu dengan mendorongnya dengan keras dan BRUGHHHH!!!! bunyi yang misterius seperti kemarin. Ternyata firasatku kemarin tak meleset. Suara yang sangat besar itu adalah suara lemari yang terjatuh. Sepertinya lemari ini digunakan untuk menjanggal pintu dan hal seperti inipun terjadi kemarin saat pembina asrama lorong sebelah  itu hendak membuka pintu kamar ini.

 Tapi ada apa dengan kamar pembinaku ini? Aku tidak menemukan apapun di dalam. Kami hampir saja menyerah. Kepala Asramaku mengajakku untuk keluar dari kamar ini. Tapi aku menolak. Aku masih penasaran.

“ Ustadz, jika disini tak ada siapa-siapa lalu yang menjanggal pintu ini dengan lemari siapa? “

 Mendengar pertanyaanku tersebut beliau pun kembali memeriksa seluruh kamar itu. Aku menatap satu tempat yang tertutup yang sama sekali belum kami periksa, yakni kamar mandi yang berada di kamar itu.

 Saat kami membuka pintu, terjawablah semua rasa penasaran yang kami selidiki ini.  Asap yang tak tahu keberadaannya ternyata berasal dari vape yang digunakan oleh seseorang yang kami temui di dalam kamar mandi tersebut. Aku sangat kecewa ternyata orang yang berada di dalam kamar mandi itu ialah pembina asramaku sendiri. Yang akhir akhir ini jarang terlihat karena alasan izin dengan kepentingan diluar ternyata bersembunyi dan melakukan hal yang sangat dilarang dalam sekolah ini.

Selain kecewa, aku juga merasa bersalah kepada pembina asrama lorong sebelah itu karena telah menuduhnya yang bukan-bukan.

 Setelah hari itu, pembina asramaku langsung dikeluarkan dengan segera tanpa pembicaraan apapun. Pihak sekolah mencoba menghubungi pembina asrama lorong sebelah yang baru saja dikeluarkan, dia diminta untuk kembali serta meminta maaf kepadanya dengan sebesar-besarnya namun dia menolak.

 Dari kejadian ini, aku tersadar ternyata tak semua yang tampak baik itu benar-benar baik begitupun sebaliknya, yang buruk belum tentu benar-benar buruk. Sepertinya harus berhati hati dalam mempercayai seseorang. Begitupun dalam memutuskan sesuatu harus penuh dengan pertimbangan yang baik.

  Tak hanya itu, seseorang pun harus berhati-hati dalam bersikap. Sebab orang tidak akan menilai kita sebagai buruk jika kita bertingkah yang baik. Jadi sebisa mungkin kita menghindari perilaku yang dapat menimbulkan prasangka yang buruk.

 Semenjak kejadian ini, pengawasan kini semakin ketat dan dilakukan pengecekan oleh pimpinan secara berkala. Tak hanya siswa kini pembina pun perlu pengawasan yang ketat. Akuu tak membenci sistem ini. Setidaknya dengan begitu, sekolah ini akan terjamin menjadi lebih baik.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar