Naskah Finalis Lomba Esai Tingkat Nasional
Perwakilan Propinsi Sulawesi Selatan
Oleh Miftahul Haera
SMP Islam Athirah Bone
Indonesia adalah negara besar yang berdasarkan data Deputi Kelautan Matirim
Kementerian Kordinator Bidang kemaritiman tercatat memiliki 17.504 pulau yang
tersebar dari ujung Sumatera sampai Papua. Indonesia dikenal sebagai negara
yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani dan pelaut.
Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah, sawah, laut, hutan,
dan barang tambang. Indonesia bahkan
mampu mengekspor berbagai macam kebutuhan masyarakat dunia, mulai dari bahan
pokok seperti beras, sampai kepada minyak mentah yang dihasilkan dari
sumur-sumur kita yang ada di darat maupun di laut.
Meski indonesia dikenal luas di dunia sebagai negara maritim, tetapi kita juga tersohor sebagai negara agraris di mata dunia. Selain itu, pada masa orde baru, Indonesia merupakan salah satu negara besar yang telah berswasembada pangan dan mampu mengekspor komoditi pertanian ke negara-negara lain. Apalagi ditambah dengan keadaan geologis dan posisi negara kita pada garis bujur dan lintang tropis yang sangat strategis.
Meski indonesia dikenal luas di dunia sebagai negara maritim, tetapi kita juga tersohor sebagai negara agraris di mata dunia. Selain itu, pada masa orde baru, Indonesia merupakan salah satu negara besar yang telah berswasembada pangan dan mampu mengekspor komoditi pertanian ke negara-negara lain. Apalagi ditambah dengan keadaan geologis dan posisi negara kita pada garis bujur dan lintang tropis yang sangat strategis.
Indonesia yang dikenal kaya akan sektor pertanian justru mengimpor
bahan-bahan pangan dari luar negeri, seperti Vietnam dan Thailand, dari yang
dulunya pengekspor terbesar ke 3 di dunia setelah Cina dan India kini mengimpor
beras dan komoditi bahan pangan. Dilansir dari data BPS(Badan Pusat Statistik)
Indonesia telah mengimpor beras 10 dekade lalu, mulai dari tahun 2000 hingga
tahun 2015. Sementara pada tahun 2016 dan 2017 pemerintah berhenti sementara
untuk mengimpor beras, kemudian pada tahun 2018 Indonesia kembali membuka keran
impor beras.Total beras yang diimpor sampai sekarang dari 15 tahun lalu,
sejumlah 15,39 juta ton ditambah dengan tahun 2018, 500.000 ton sejumlah 15,89
juta ton beras.
Tak hanya itu, Indonesia dikenal sebagai zamrud khatulistiwa yang beriklim
tropis, laut yang dan sebagian besar wilayahnya mendapat terik matahari yang
cukup sepanjang tahun, harus mengimpor garam. Demikian pula kesuburan tanah,
dengan dukungan keanekaragaman flora dan fauna ternyata tetap membuat Indonesia
mengimpor 29 jenis komoditas bahan pangan seperti, mentega, daging ayam, biji
gandum, kentang, ubi kayu, gula pasir, tembakau, kakao, cengkeh, cabai, minyak
goreng, susu, bawang merah, bawang putih, kelapa, daging lembu, lada, apel,
jeruk, teh, dan kopi dengan total nilai mencapai US$ 6,16 miliar. Belum lagi
obat-obatan dan mebel yang bahan bakunya dapat diperoleh dari hutan-hutan
tropis.
Kegiatan impor tersebut dapat membuat devisa negara kita semakin
berkurang,Selain itu dampak yang sangat parah pun dirasakan oleh mayoritas
petani Indonesia yang memiliki ekonomi tingkat rendah, selain itu, dengan
diberlakukannya kebijikan impor ini, produk pertanian dalam negeri tak mampu
bersaing dengan prudok pertanian dari luar negeri karena murahnya harga kedelai
mereka. Sebagai contoh dalam komoditas kedelai, gandum, dan beras. Saat ini
apabila ada ketidakseimbangan antara ketersediaan pangan dan kebutuhan akan
pangan, sudah dapat dipastikan pemerintah akan segera membuka keran impor,
misalnya pada kebutuhanz kedelai. Diperkirakan tiapa tahun kebutuhan akan biji
kedelai adalah kurang lebih 1,8 juta ton dan bungkil keledai sebesa 1,1 juta
ton. Perlu diketahui dalam rangka pemenuhan akan kedelai, kita harus mengimpor
kurang lebih 60% dari luar negeri. Jika hal ini terus terjadi, Indonesia secara
berangsur-angsur akan bergantung pada luar negeri. Keberlangsungan hidup
Indonesia akan berdasar pada negara lain.Sampai kapan Indonesia harus mengemis
kepaa negara lain? Kapankah Indonesia mewujudkan impiannya sebagai negara yang
mandiri.Padahal banyak negara yang iri dengan sehingga ingin menguasai
Indonesia karena keberlimpahan SDA yang kita miliki.
Faktor-faktor yang menyebabkan daampak-dampak tersebut adalah :
1.
Mata
penceharian sebagai petani semakin lama semakin berkurang.Data dari kementan
mengatakan bahwa sekitar 500.000 kepala keluarga beralih profesi dari petani ke
non petani.Penyebab hal ini adalah biaya yang dikeluarkan petani lebih besar
dari pada dari pada hasilpanen mereka, serta adapula masalah irigasi, yang
berdasarkan hasil survei, 52% irigasi di Indonesia rusak.
2.
Turut
tangan pemerintah yang masih kurang. Pemerintah sebagai tangan kanan diperlukan
petani-petani Indonesia, sumbangsih dari pemerintah berupa pupuk, racun hama,
dan bibit padi sangat diharapkan untuk terdistribusi secara merata, cepat, dan
tepat.
3.
Lahan
pun menjadi masalah, hal ini disebabkan oleh masyarakat yang mengubahalihkan
lahan menjadi perumahan, perindustrian dan tempat rekreasi. Hal ini sangat
memprihatinkan.Jangan sampai generasi kita tidak menemui lagi tanah yang hijau
di indonesia.
4.
Masih
minimnya pengadaan mesin dan teknologi canggih lainnya. Belum meratanya
teknologi yang canggih sangat mempengaruhi berhasilnya pertanian di Indonesia.
Karena bahkan cuaca pun dapat dikendalikan melalui mesin-mesin yang dikenal
dengan sebutan hujan buatan.
5.
Cuaca
ekstrem adalah salah satu faktor menurunnya ketahanan pangan di Indonesia.Seperti
tingginya curah hujan, angin topan, gelombang tinggi, dan kekeringan yang
tengah melanda pertanian di Indonesia.Misalnya padi yang kekeringan akibat El
Nino, garam yang tak jadi akibat gelombang yang tinggi, dan tumbuhan palawija
yang membusuk akibat terendam banjir.
Padahal jika kita pikir dan teliti bersama secara mendalam kita dapat
mencegah semua Faktor-faktor tersebut sebelum menjadi semakin parah, dengan
cara :
1.
Pemanfaatan
lahan atau bangunan yang kosong. Cara ini dapat dilakukan dengan lahan yang
minimalis tapi hasil yang maksimal. Air sangat dibutuhkan dengan cara ini,
karena merupakan energi pertama bagi padi.Tanpa harus menggunakan tanah.Seperti
atap bangunan, lantai basement, gudang yang tidak terpakai dapat dimaksimalkan
sebagai lahan pertanian yaitu dengan sistem pertanian hidroponik.
Sistem pertanian secara hidroponik yaitu sistem pertanian
yang memanfaatkan air langsung sebagai media nutrisi tanpa menggunakan tanah
sebagai media tanam. Penggunaan tanah sebagai media tanam dapat digantikan
dengan media tanam yang lain seperti pasir, pecahan batu bata, sabut kelapa,
busa, dan rockwool. Sifat alami dari tanaman akan tetap tumbuh dengan baik,
apabila nutrisi yang dibutuhkan selalu tercukupi. Oleh karena itu, penggunaan
sistem pertanian secara hidroponik sangat cocok digunakan di negara-negara yang
berbasis pertanian.
2.
Gencar
melakukan sosialisai di seluruh penjuru Indonesia kepada para pemuda bahwa
petani adalah jati diri bangsa. ,karena tanpa petani tak ada yang bisa mengolah
lahan-lahan pertanian, perkebunan serta perhutanan dengan baik dan benar.
Namun, kejadian yang terjadi di zaman sekarang adalah banyak pemuda menganggap
bahwa petani adalah pekerjaan yang kolot, tidak keren , tak modern dan lain
lain. Sehingga diprediksikan, Petani
merupakan salah satu pekerjaan yang terancam punah 50 tahun kemudian. Ini
seolah tidak mungkin terjadi di Indonesia, karena petanilah yang mengolah lahan
– lahan pertanian. Namun apa jadi, semua ini adalah fakta yang telah sedikit
demi sedikit terjadi. Oleh karena itu
dari sekarang mari kita tanamkan kepada penerus bangsa Indonesia bahwa petani
itu sangat dibutuhkan. Mesin atau robot adalah hal yang telah lumrah, namun
yang terpenting adalah robot tidak berkinerja layaknya manusia .Manusia tetap
dibutuhkan oleh pertanian.
3.
Menegaskan
kepada seluruh masyarakat tentang masalah program KB. Keluarga berencana atau
yang lebih yang dikenal dengan KB adalah salah satu program pemerintah untuk
mencegah terjadinya pelonjakan penduduk yang tidak merata di Indonesia. Sebab
itu, bagi masyarakat yang mengacuhkan program ini harus ditegasi oleh
pemerintah yang berhak. Cara ini adalah langkah agar penduduk Indonesia
sejahtera tanpa harus bergantung pada negara lain.Karena kita mampu tapi kita
tidak mau melakukannnya.
4.
Pengetatan
importasi bahan pangan. Cara ini dilakukan untuk menekan inflasi harga dengan
menaikkan kesejahteraan. Dengan demikian, disparitas harga aantara produsen dan
konsumen stabil dan tidak terlalu besar
5.
Pengendalian
cuaca. seperti membuat hujan dengan buatan manusia. yakni dengan cara melakukan
penyemaian awan menggunakan bahan-bahan yang bersifat higroskopis (menyerap
air) sehingga proses pertumbuhan butir-butir hujan dalam awan akan meningkat
dan selanjutnya akan mempercepat terjadinya hujan.
6.
Memunculkan
inovasi baru melalui pendalaman ilmu pertanian berupa terapan / vokasi.
Banyak yang menganggap bahwa petani itu mudah. Hanya
membajak, menyemai, melakukan pengairan, pemupukan, perawatan lalu memanen
hasil pertanian. Namun hal ini salah, perlu ilmu untuk pertanian. Namun, Cara
ini perlu melibatkan pemerintah secara maksimal, ilmu pertanian yang dianggap
mudah ternyata tak sesuai ekspestasi, karena salah satu faktor terbelakangnya
pertanian Indonesia adalah kurang tersentuhnya teknologi canggih dengan
peranian Indonesia. Menghasilkan teknologi canggih tak semudah membalikkan
telapak tangan.
7.
Meminimkan
kegiatan impor bahan pangan agar komoditi pertanian Indonesia dapat bersaing
dengan dengan bahan pangan negara lain. Hasil bahan pangan warga Indonesia akan
mudah terjual bila tak ada bahan pangan dari negara lain.
Indonesia seharusnya mampu memenuhi kebutuhan pangan warganya.Namun bukan
hanya para petani, pemuda, dan seluruh pihak-pihak pun harus turut berpartisipasi.
Dimana semua bahu-membahu, saling memikirkan, membuat aksi dan berkarya demi
kemajuan Indonesia.Kami berharap indonesia kembali menjadi berjaya di tanah
dengan segala kekayaan sumber daya alam dan manusia yang dimilikimya. Indonesia
kembali menjadi bangsa yang mandiri di bidang pangan, bahkan mnjadi bangsa yang
mampu menyuplai bahan pangan untuk negara-negara lainnya dengan produksi dan
ekspor terbesar di dunia. Indonesia mewujudkan generasi emas di 2045 melalui
kekayaan agrarisnya, menasbihkannnya kembali sebagai negara yang berwasembada
pangan, serta menyingkirkan tangis di bumi agraris dan merekahkan senyum di
tanah air tercinta.
Finalis Lomba Esai Nasional di Jakarta Oktober 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar