Kompetensi Dasar:
3.7 Mengidentifikasi unsur-unsur pembangun teks
puisi yang diperdengarkan atau
dibaca.
4.7 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun dan makna
teks puisi yang diperdengarkan atau
dibaca.
Tujuan Pembelajaran:
3.7.1 Melalui
penayangan contoh teks puisi, siswa mampu merumuskan dengan tepat pengertian
teks puisi.
3.7.2
Melalui
permainan tempel kartu berwarna, siswa mampu mengidentifikasi unsur-unsur
pembangun puisi dengan tepat.
4.7.1
Melalui syair
yang terdapat pada lagu favorit, siswa mampu membuat kesimpulan tentang
unsur-unsur pembangunnya dengan tepat.
4.7.2 Melalui
syair yang terdapat pada lagu favorit, siswa mampu mempresentasikan dengan baik
kesimpulan yang telah dibuat.
Hujan Bulan Juni
Oleh Sapardi Joko Damono
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
Teks tersebut disebut puisi. Puisi yaitu teks atau
karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan mengutamakan keidanhan
kata-kata. Puisi mengungkapkan berbagai hal. Kerinduan, kegelisahan, atau
pengagungan kepada sang Khalik yang kamu ungkapkan dalam bahasa indah. Hanya
saja kamu jarang menyadarinya bahwa itu adalah puisi.
Jika hendak mengangungkan keindahan alam, kamu dapat
menggunakan pilihan kata yang khas. Kata-kata itu kamu pilih sehingga dapat
mewakili dan memancarkan keindahan alam yang kamu kagumi itu.
I. Menemukan
Unsur Pembangun Puisi
1.
Pengertian Puisi
Puisi adalah karya sastra hasil ungkapan pemikiran dan perasaan manusia
yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait,
serta penuh dengan makna.
Ciri-ciri teks puisi adalah sebagai berikut!
a.
Teks puisi mengandung bahasa yang padat.
b.
Mengandung unsur-unsur bahasa yang diatur dan dirapikan dengan
sebaik-baiknya sesuai irama dan bunyi.
c.
Dapat berisikan ungkapan pikiran, perasaan, dan pengalaman penyair.
d.
Bahasa yang digunakan bersifat konotatif.
e.
Dibentuk oleh unsur fisik dan unsur batin.
Puisi menjadi genre sastra
yang paling tua. Pada zaman dahulu, puisi lebih dikenal dengan sebutan pantun.
Puisi telah ditemukan dlam naskah-naskah melayu , seperti Adat Raja-Raja Melayu
dan Hikayat Sri Rama. Puisi juga ditemukan dalam epos Mahabarata dan
Ramayana. Setelah itu puisi berkembang
di seluruh Nusantara dengan berbagai bentuk. Puisi digunakan untuk menyampaikan
amanat, menuangkan ide atau pendapat, serta media menyampaikan kritik sosial
atas realitas kehidupan masyarakat.
2.
Unsur-unsur Pembangun Puisi
Secara umum sebuah teks puisi mengandung unsur fisik dan unsur batin,
adapun unsur fisik teks puisi terdiri atas hal-hal berikut.
a.
Diksi
Diksi merupakan pilihan kata yang digunakan dalam puisi. Kata-kata yang
ditulis dalam puisi pastilah sudah melalui pertimbangan yang cermat. Penyair
tentu sudah mempertimbangkan tentang rima, hubungan sebuah kata dengan kata
lain, serta efek keindahannya. Misalnya penyair ingin mengatakan “hari telah
malam”, akan lebih indah jika penyair mengatakan “matahari telah kembali ke
peraduannya”.
b.
Kata konkret
Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau
lambing. Misalnyakata konkret “salju, es” melambangkan makna kebekuan, dingin,
dan lain-lain. Sedangkan kata konkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat
yang kotor, tempat hidup, bumi, dan lain sebagainya.
c.
Imaji/pencitraan
Imaji/citraan merupakan kata atau susunan kata yang dapat membuat
pembaca/pendengar seolah-olah dapat mengindera (melihat, merasa, mendengar,
dll) sebagaimana yang dialami oleh penulis/penyair.
d.
Majas/gaya Bahasa
Majas atau gaya bahasa figurative merupakan bahasa kias yang digunakan
penyair untuk mengungkapkan suatu makna secara tidak langsung. Majas menjadikan
puisi berbeda dengan kehidupan sehari-hari. Majas pula yang menjadikan puisi
berbeda dengan teks lain. Majas digunakan untuk menyampaikan perasaan,
pengalaman, harapan, dan suasana hati penyair agar lebih bermakna.
e.
Rima/ritma
Rima adalah permainan bunyi pada awal, tengah atau akhir larik
puisi.ritme adalah irama yang muncul disebabkan adanya pertentangan atau
pergantian bunyi tinggi rendah secara teratur.
f.
Tipografi
Tipografi
merupakan bentuk fisik puisi yang berupa susunan baris yang khas.
Unsur-unsur batin teks puisi
terdiri atas hal-hal berikut.
a. Tema
Tema merupakan pokok persoalan yang ingin
diungkapkan oleh penyair. Tema dapat diketahui setelah membaca keseluruhan isi
puisi. Tema yang biasa digunakan dalam puisi adalah tentang kehidupan
sehari-hari, misalnya ketuhanan, lingkungan hidup, percintaan, perjuangan,
sosial budaya, pendidikan, dan sebagainya.
b. Perasaan
Puisi merupakan karya yang mewakili perasaan
penyairnya. Perasaan tersebut dapat berupa kerinduan, kegelisahan, pujian
kepada Tuhan, kekasih, dan sebagainya.
c. Nada dan suasana
Nada merupakan sikap penyair kepada pembaca puisi,
apakah ingin bersikap menggurui, menasihati, mengejek, menyindir, atau hanya
menceritakan sesuatu kepada pembaca. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca
setelah membaca puisi. Nada dan suasana yang saling berhubungan karena nada
dapat menimbulkan suasana. Misalnya nada menceritakan tentang kesedihan yang
diciptakan penyair, maka dapat menimbulkan
suasana iba di hati pembaca.
d. Amanat
Amanat merupakan pesan atau nilai didik yang
disampaikan penyair melalui teks puisi yang ditulisnya. Amanat dapat diperoleh
setelah membaca teks puisi secara keseluruhan.
II. Menyimpulkan
Unsur Pembangun dan Makna Puisi
1.
Membuat Kesimpulan tentang Unsur-Unsur
Pembangun Puisi
Bacalah puisi
berikut dengan baik!
Senja di Pelabuhan
Kecil
Buat Sri Ayati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara Gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut,
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
Menyinggung muram, desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
Dan kini tanah, air tidur, hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
Menyisir semenanjung, masih pengap harap
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
Dari patai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.
(Chairil Anwar, 1946)
Dengan
mengenali unsur-unsurnya, puisi itu bisa kamu pahami isinya secara mendalam.
Pengenalan unsur-unsur fisik, seperti majas, kata-kata konotatif, perlambangan,
dan pengimajiannya, memudahkan kamu untuk mengetahui tema dan amanatnya. Kamu
juga akan mengetahui perasaan penyair dan sikapnya terhadap pembaca.
Dengan
langkah-langkah seperti itu, kamu dapat mendalami isi puisi “Senja di Pelabuhan
Kecil” sebagai berikut.
Bait
I menceritakan cinta yang sudah tidak dapat diperoleh lagi. Penyair melukiskan
keadaan batinnya itu melalui kata Gudang, rumah tua, cerita tiang dan temali,
kapal, dan perahu yang tiada bertaut. Benda-benda itu semua mengungkapkan
perasaan sedih dan sepi. Penyair merasa bahwa benda-benda di pelabihan itu
membisu.
Bait
II menggambarkan perhatian penyair pada suasana pelabuhan dan tidak lagi kepada
benda-benda di pelabuhan yang beragam. Di pelabuhan itu turun gerimis yang
mempercepat kelam (menambah kesedihan penyair), dan ada kelapak elang yang
menyinggung muram (membuat hati penyair lebih muram), dan desir hari lari
berenang (kegembiraan telah musnah). Suasana di pantai itu suatu saat membuat
hati penyair dipeuhi harapan untuk terhibur (menemu bujuk pangkal akanan),
tetapi ternyata suasana pantai itu berubah. Harapan untuk mendapatkan hiburan
itu musnah, sebab kini tanah, air tidur, hilang ombak. Bagaimanakah jika laut
ehilangan ombak? Seperti halnya manusia yang kehilangan harapan akan
kebahagiaan. Bait ini mempertegas suasana kedukaan penyair.
Bait
III: menggambarkan pikiran penyair lebih dipusatkan pada dirinya sendiri dan
tidak lagi kepada benda-benda alam: pantai dan benda-benda sekeliling pantai.
Dia merasa aku sendiri. Tidak ada lagi yang diharapkan akan memberikan hiburan
dalam kesendirian itu, ia menyisir semenanjung. Semula ia berjalan dengan
dipenuhi harapan. Namun, sesampainya di ujung” sekalian selamat jalan”, jadi,
setelah penyair mencapai ujung tujuan, ternyata orang yang diharapkan akan
menghiburnya itu malah mengucapkan selamat jalan. Penyair merasa bahwa sama
sekali tidak ada harapan untuk mencapai tujuannya. Sebab itu dalam kesendirian
dan kedukaannya, penyair merasa dari pantai keempat sedu penghabisan bisa
terdekap. Betapa mendalam rasa sedihnya itu, ternyata dari pantai keempat sedu
sedan tangisnya dapat dirasakan.
2.
Mempresentasikan
Kesimpulan Tentang Unsur-Unsur Pembangun Puisi
Setelah kalian mampu
memaknai sehingga dapat menarik kesimpulan tentang sebuah puisi. Kalian juga
harus mampu mempresentasikan kesimpulan tentang unsur-unsur pembangun puisi
tersebut dengan baik.
E. Sumber
Referensi:
·
Bahasa Indonesia Kelas VIII. 2018. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
·
Darmawati, Uti. 2016. Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Intan Pariwara
· Bahasa Indonesia 2 Kelas VIII SMP/MTs. Disusun oleh
Budi Waluyo,Penerbit PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo. Tahun 2018 (Hal. 93 - 104)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar