Rabu, 09 Oktober 2019

Download Perangkat Pembelajaran Teks Puisi Kelas VIII


Kompetensi Dasar:
3.7 Mengidentifikasi unsur-unsur pembangun teks puisi yang diperdengarkan atau dibaca.
4.7 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun dan makna teks puisi  yang diperdengarkan atau dibaca.

Tujuan Pembelajaran:
3.7.1  Melalui penayangan contoh teks puisi, siswa mampu merumuskan dengan tepat pengertian teks puisi.
3.7.2 Melalui permainan tempel kartu berwarna, siswa mampu mengidentifikasi unsur-unsur pembangun puisi dengan tepat.

4.7.1 Melalui syair yang terdapat pada lagu favorit, siswa mampu membuat kesimpulan tentang unsur-unsur pembangunnya dengan tepat.
4.7.2 Melalui syair yang terdapat pada lagu favorit, siswa mampu mempresentasikan dengan baik kesimpulan yang telah dibuat.

D.    Uraian Materi


 
Hujan Bulan Juni
Oleh Sapardi Joko Damono

Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu

Teks tersebut disebut puisi. Puisi yaitu teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan mengutamakan keidanhan kata-kata. Puisi mengungkapkan berbagai hal. Kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada sang Khalik yang kamu ungkapkan dalam bahasa indah. Hanya saja kamu jarang menyadarinya bahwa itu adalah puisi.
Jika hendak mengangungkan keindahan alam, kamu dapat menggunakan pilihan kata yang khas. Kata-kata itu kamu pilih sehingga dapat mewakili dan memancarkan keindahan alam yang kamu kagumi itu.  

I.       Menemukan Unsur Pembangun Puisi
1.      Pengertian Puisi
Puisi adalah karya sastra hasil ungkapan pemikiran dan perasaan manusia yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh dengan makna.
Ciri-ciri teks puisi adalah sebagai berikut!
a.       Teks puisi mengandung bahasa yang padat.
b.      Mengandung unsur-unsur bahasa yang diatur dan dirapikan dengan sebaik-baiknya sesuai irama dan bunyi.
c.       Dapat berisikan ungkapan pikiran, perasaan, dan pengalaman penyair.
d.      Bahasa yang digunakan bersifat konotatif.
e.       Dibentuk oleh unsur fisik dan unsur batin.
Puisi menjadi genre sastra yang paling tua. Pada zaman dahulu, puisi lebih dikenal dengan sebutan pantun. Puisi telah ditemukan dlam naskah-naskah melayu , seperti Adat Raja-Raja Melayu dan Hikayat Sri Rama. Puisi juga ditemukan dalam epos Mahabarata dan Ramayana.  Setelah itu puisi berkembang di seluruh Nusantara dengan berbagai bentuk. Puisi digunakan untuk menyampaikan amanat, menuangkan ide atau pendapat, serta media menyampaikan kritik sosial atas realitas kehidupan masyarakat.

2.      Unsur-unsur Pembangun Puisi
Secara umum sebuah teks puisi mengandung unsur fisik dan unsur batin, adapun unsur fisik teks puisi terdiri atas hal-hal berikut.
a.       Diksi
Diksi merupakan pilihan kata yang digunakan dalam puisi. Kata-kata yang ditulis dalam puisi pastilah sudah melalui pertimbangan yang cermat. Penyair tentu sudah mempertimbangkan tentang rima, hubungan sebuah kata dengan kata lain, serta efek keindahannya. Misalnya penyair ingin mengatakan “hari telah malam”, akan lebih indah jika penyair mengatakan “matahari telah kembali ke peraduannya”.

b.      Kata konkret
Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambing. Misalnyakata konkret “salju, es” melambangkan makna kebekuan, dingin, dan lain-lain. Sedangkan kata konkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat yang kotor, tempat hidup, bumi, dan lain sebagainya.

c.       Imaji/pencitraan
Imaji/citraan merupakan kata atau susunan kata yang dapat membuat pembaca/pendengar seolah-olah dapat mengindera (melihat, merasa, mendengar, dll) sebagaimana yang dialami oleh penulis/penyair.

d.      Majas/gaya Bahasa
Majas atau gaya bahasa figurative merupakan bahasa kias yang digunakan penyair untuk mengungkapkan suatu makna secara tidak langsung. Majas menjadikan puisi berbeda dengan kehidupan sehari-hari. Majas pula yang menjadikan puisi berbeda dengan teks lain. Majas digunakan untuk menyampaikan perasaan, pengalaman, harapan, dan suasana hati penyair agar lebih bermakna.

e.       Rima/ritma
Rima adalah permainan bunyi pada awal, tengah atau akhir larik puisi.ritme adalah irama yang muncul disebabkan adanya pertentangan atau pergantian bunyi tinggi rendah secara teratur.

f.        Tipografi
Tipografi merupakan bentuk fisik puisi yang berupa susunan baris yang khas.

Unsur-unsur batin teks puisi terdiri atas hal-hal berikut.
a.       Tema
Tema merupakan pokok persoalan yang ingin diungkapkan oleh penyair. Tema dapat diketahui setelah membaca keseluruhan isi puisi. Tema yang biasa digunakan dalam puisi adalah tentang kehidupan sehari-hari, misalnya ketuhanan, lingkungan hidup, percintaan, perjuangan, sosial budaya, pendidikan, dan sebagainya.

b.      Perasaan
Puisi merupakan karya yang mewakili perasaan penyairnya. Perasaan tersebut dapat berupa kerinduan, kegelisahan, pujian kepada Tuhan, kekasih, dan sebagainya.

c.       Nada dan suasana
Nada merupakan sikap penyair kepada pembaca puisi, apakah ingin bersikap menggurui, menasihati, mengejek, menyindir, atau hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi. Nada dan suasana yang saling berhubungan karena nada dapat menimbulkan suasana. Misalnya nada menceritakan tentang kesedihan yang diciptakan penyair, maka dapat menimbulkan  suasana iba di hati pembaca.

d.      Amanat
Amanat merupakan pesan atau nilai didik yang disampaikan penyair melalui teks puisi yang ditulisnya. Amanat dapat diperoleh setelah membaca teks puisi secara keseluruhan.
                                                                                                                                         
II.    Menyimpulkan Unsur Pembangun dan Makna Puisi
1.     Membuat Kesimpulan tentang Unsur-Unsur Pembangun Puisi
Bacalah puisi berikut dengan baik!
Senja di Pelabuhan Kecil
Buat Sri Ayati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara Gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut,
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
Menyinggung muram, desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
Dan kini tanah, air tidur, hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
Menyisir semenanjung, masih pengap harap
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
Dari patai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.
(Chairil Anwar, 1946)
Dengan mengenali unsur-unsurnya, puisi itu bisa kamu pahami isinya secara mendalam. Pengenalan unsur-unsur fisik, seperti majas, kata-kata konotatif, perlambangan, dan pengimajiannya, memudahkan kamu untuk mengetahui tema dan amanatnya. Kamu juga akan mengetahui perasaan penyair dan sikapnya terhadap pembaca.
Dengan langkah-langkah seperti itu, kamu dapat mendalami isi puisi “Senja di Pelabuhan Kecil” sebagai berikut.
Bait I menceritakan cinta yang sudah tidak dapat diperoleh lagi. Penyair melukiskan keadaan batinnya itu melalui kata Gudang, rumah tua, cerita tiang dan temali, kapal, dan perahu yang tiada bertaut. Benda-benda itu semua mengungkapkan perasaan sedih dan sepi. Penyair merasa bahwa benda-benda di pelabihan itu membisu.
Bait II menggambarkan perhatian penyair pada suasana pelabuhan dan tidak lagi kepada benda-benda di pelabuhan yang beragam. Di pelabuhan itu turun gerimis yang mempercepat kelam (menambah kesedihan penyair), dan ada kelapak elang yang menyinggung muram (membuat hati penyair lebih muram), dan desir hari lari berenang (kegembiraan telah musnah). Suasana di pantai itu suatu saat membuat hati penyair dipeuhi harapan untuk terhibur (menemu bujuk pangkal akanan), tetapi ternyata suasana pantai itu berubah. Harapan untuk mendapatkan hiburan itu musnah, sebab kini tanah, air tidur, hilang ombak. Bagaimanakah jika laut ehilangan ombak? Seperti halnya manusia yang kehilangan harapan akan kebahagiaan. Bait ini mempertegas suasana kedukaan penyair.
Bait III: menggambarkan pikiran penyair lebih dipusatkan pada dirinya sendiri dan tidak lagi kepada benda-benda alam: pantai dan benda-benda sekeliling pantai. Dia merasa aku sendiri. Tidak ada lagi yang diharapkan akan memberikan hiburan dalam kesendirian itu, ia menyisir semenanjung. Semula ia berjalan dengan dipenuhi harapan. Namun, sesampainya di ujung” sekalian selamat jalan”, jadi, setelah penyair mencapai ujung tujuan, ternyata orang yang diharapkan akan menghiburnya itu malah mengucapkan selamat jalan. Penyair merasa bahwa sama sekali tidak ada harapan untuk mencapai tujuannya. Sebab itu dalam kesendirian dan kedukaannya, penyair merasa dari pantai keempat sedu penghabisan bisa terdekap. Betapa mendalam rasa sedihnya itu, ternyata dari pantai keempat sedu sedan tangisnya dapat dirasakan.

2.     Mempresentasikan Kesimpulan Tentang Unsur-Unsur Pembangun Puisi
Setelah kalian mampu memaknai sehingga dapat menarik kesimpulan tentang sebuah puisi. Kalian juga harus mampu mempresentasikan kesimpulan tentang unsur-unsur pembangun puisi tersebut dengan baik.

 E.     Sumber Referensi:
 

·         Bahasa Indonesia Kelas VIII. 2018. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
·         Darmawati, Uti. 2016. Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Intan Pariwara
·       Bahasa Indonesia 2 Kelas VIII SMP/MTs. Disusun oleh Budi Waluyo,Penerbit PT Tiga Serangkai    Pustaka Mandiri, Solo. Tahun 2018 (Hal. 93 - 104
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar