Senin, 27 Januari 2020

Boarding School Adalah Sebuah Solusi




Editor: Muh.Nurholis
Pada dasarnya, semua sekolah pasti berusaha untuk mendidik para muridnya dan mempersiapkan mereka untuk dapat sukses setelah lulus.Setiap sekolah juga menggunakan berbagai cara dan pendekatan untuk membantu para siswanya untuk mencapai tujuan mereka masing-masing.
Banyak hal – hal yang mengkhawatirkan orang tua saat ini, contohnya pergaulan bebas, tawuran antar pelajar, bolos, narkotika, dll. Para orang tua menginginkan anaknya untuk hidup mandiri, disiplin, dapat bersosialisasi dengan teman – teman sekitar. Untuk itu, sekolah berasrama atau boarding school menjadi solusinya.

Sekolah berasrama atau Boarding school artinya sistem sekolah berasrama dimana para siswa tinggal di satu lingkungan yang kebutuhan hidup dan fasilitas sekolah disediakan oleh sekolah.Tentunya sekolah berasrama memiliki keunggulan dari sekolah reguler lainnya, berikut adalah keunggulannya.
Dilengkapi dengan berbagai fasilitas
Sekolah berasrama tentunya memfasilitasi siswa, misalnya wifi untuk menunjang kegiatan belajar di asrama, ruang cuci dan jemur untuk mencuci dan menjemur baju, pantry untuk makan atau minum, tempat menyetrika jika ingin menyetrika baju, tempat sepatu untuk menempatkan sepatu – sepatu agar lebih rapi, ruangan penyimpanan laptop jika telah digunakan di malam hari.
Jadwal kegiatan sehari – hari teratur
Dalam hal ini, disiplin sangat penting. Setiap siswa tentunya harus bersikap disiplin dalam melakukan kegiatan sehari – hari, karena tentunya asrama memiliki jam asrama, misalnya jam belajar mandiri, jam untuk mandi, jam untuk mengikuti ekstrakulikuler, jam untuk olahraga pagi, jam untuk mengikuti tahfidzh wajib dan jam untuk pengajian. Dalam hal ini siswa diajarkan bagaimana menggunakan waktu dengan baik.
Siswa di didik selama 24 jam
Dengan adanya pembina karakter bagi setiap siswa, setiap siswa mendapat pembinaan lebih efektif. Jika siswa mengalami masalah atau kesulitan di asrama, siswa dapat membicarakannya dengan pembina asrama dan guru BK. Pembina asrama dan guru BK berperan dalam pembentukan karakter siswa, agar siswa dapat terlepas dari kebiasaan buruk.

Adanya siswa dari berbagai daerah
Dengan adanya siswa dari luar daerah, kita dapat bergaul, dan dapat mengenal berbagai budaya. Kita juga belajar yang namanya bertoleransi, tidak rasis, menghargai, menghormati dan menghargai.
Mengajarkan Kemandirian.
Menyekolahkan anak ke asrama artinya memisahkan mereka dari orang tuanya dan orang-orang terdekatnya. memberikan kepada mereka sejumlah uang yang mereka butuhkan setiap bulan. Hal itu akan membuat mereka belajar mengelola keuangan sendiri, belajar mengatur barang-barang miliknya sendiri. Masalah kehilangan diasrama merupakan rahasia umum, sebagai resiko tinggal bersama-sama. Disinilah sang anak belajar menata miliknya mengemasinya.
Keamanan siswa terjaga
Karena sekolah berasrama, orang tua tentunya berpikir keamanan merupakan hal yang penting. Banyak juga orang tua yang khawatir tentang keadaan anaknya yang berada di jauh. Untuk itu perlu adanya petugas keamanan untuk memperketat keamanan. Petugas keamanan juga dapat mengontrol siswa yang sering keluar asrama dengan alasan yang tidak logis.

Namun, dibalik semua itu terdapat pula kekurangan yang perlu diperhatikan. Pertama, Sekolah berasrama sering dituding mendidik anak anak kurang bersosialisasi dengan lingkungannya. Banyak sekolah berasrama yang betul-betul mengurung anak didiknya diasrama sehingga mereka cendrung ekslusif, tidak mengenal lingkungan. Jika pulang ke rumah cenderung menganggap kondisi diluar negatif semua sehingga menutup diri terhadap dunia luar dan karena asrama biasanya berada di satu titik sehingga memuculkan kejenuhan pada siswa. 
Kemudian, Kurikulum pengasuhan yang tidak baku salah satu yang membedakan sekolah-sekolah berasrama dengan sekolah biasa adalah kurikulum pengasuhannya. Kalau bicara kurikulum akademiknya dapat dipastikan hampir sedikit perbedaannya. Semuanya mengacu kepada kurikulum KTSP-nya atau K13. Depdiknas dengan ditambah pengayaan atau suplemen kurikulum international dan muatan lokal.

Tapi kalau bicara tentang pola pengasuhan sangat beragam, dari yang sangat militer (disiplin habis) sampai ada yang terlalu lunak. Kedua-duanya mempunyai efek negative. Pola militer melahirkan siswa yang berwatak kemiliter – militeran dan terlalu lunak menimbulkan watak licik yang bisa mengantar siswa mempermainkan peraturan.
Dari pemaparan tadi, sekolah reguler terbukti masih jadi pilihan yang populer di kalangan orangtua karena kurikulum sekolah reguler adalah kurikulum nasional. Pola pembelajarannya sangat terpadu dan teratur, siswa-siswa sekolah banyak diajarkan bagaimana cara bermasyarakat . Ilmu kedisiplinan yang didapat dari sekolah juga dapat membantu siswa-siswa sekolah menjadi anak yang tertib.
Kelemahan sekolah reguler salah satunya adalah pengaruh negatif yang mungkin dirasakan oleh siswa-siswa sekolah karena pergaulan dengan teman-teman sebayanya, remaja juga punya kemungkinan mengalami tekanan sosial karena pergaulan. Di samping itu, remaja sekolah kurang terkontrol orangtua karena sebagian besar waktu mereka habis di sekolah. Kelelahan fisik juga pasti dirasakan siswa sekolah karena padatnya jadwal sekolah yang harus diikuti. Selain itu, ketika di sekolah reguler anak- anak tidak dapat menjamin keamanannya ketika berkendara di jalan raya karena di sekolah reguler anak-anak pulang balik antara rumah dan sekolah.
Jadi, sekolah asrama ataupun sekolah reguler adalah tergantung pilihan masing-masing anak dan orang tua. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya. Orang tua wajib mengenal karakter dan kemampuan anak, akan dimana ia menempuh Pendidikan. Bila mereka nyaman dan sadar, pasti cita-cita dan masa depan cerah akan datang.

Disusun oleh siswa kelas IX SMP Islam Athirah Bone
Januari 2020
THE BRAVE TROOPS
·                     MADINATUL MUNAWWARAH
·                     MIFTAHUL HAERA
·                     NASRIYA SUPARMAN
·                     SOFIQ HILMI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar