Belajar Menulis Cerita Anak

 Apa itu cerita anak?

Cerita anak merupakan salah satu karya sastra anak. Sastra anak sendiri adalah karya sastra yang ditulis sebagai bacaan untuk anak, yang mana isinya sesuai tingkat perkembangan intelektual serta emosi anak. Cerita anak bisa digunakan sebagai hiburan maupun untuk memberikan anak pendidikan moral.

Tujuan:

Cerita anak bertujuan untuk

1.       Menghibur

2.       Membantu perkembangan intelektual anak

3.       Menanamkan karakter positif

Ciri-ciri

1.       Komunikatif

2.       Beralur progresif

3.       Tokoh dan Latar dan konflik cerita adalah tentang dunia anak

4.       Memuat karakter/teladan

Jenis cerita Anak

1.       Cerita jenaka

2.       Fabel

3.       Legenda

4.       Mite/mitos

Unsur-unsur cerita anak

1.       Tema

2.       Alur

3.       Tokoh dan penokohan

4.       Sudut pandang

5.       Latar

6.       amanat

Langkah-langkah penulisan

1.       Tentukan jenis cerita anak yang akan dibuat

2.       Menulis draft cerita yang akan dikembangkan.

3.       Menentukan tokoh yang akan berperan dalam cerita.

4.       Menentukan sudut pandang cerita.

5.       Menyusun kerangka cerita dan garis-garis besar ceritanya.

6.       Mulai mengembangkan kerangka cerita yang telah disusun.

7.       Penyuntingan dan penyelesaian akhir

 

A.      Menentukan Jenis cerita Anak

Sebelum mulai menulis, kita harus menentukan jenis cerita anak apa yang akan kita tulis. Bila kita mau menulis legenda atau mite, maka kita harus punya narasumber yang bisa menceritakan kisah tersebut. Meski tidak bisa secara detail, setidaknya kita bisa mendapatkan unsur yang paling utamanya dulu, yaitu latar, tokoh, dan konfliknya. Diluar ketiga unsur tersebut sisanya bisa kita reka untuk melengkapi kisahnya.

Lain lagi bila kita mau membuat cerita anak masa kini dan fabel. Kita harus mampu mengonversikan ide kita ke dalam dunia anak atau ke dunia binatang.

 

B.      Menulis draft cerita yang akan dikembangkan

Setelah kita memutuskan jenis cerita anak yang akan kita tulis, kemudian kita mulai membuat draft kisahnya dulu. Dalam bahasa sastra disebut dengan sinopsis ceritanya. Agar kita mendapatkan gambaran tokoh dan latar seperti apa yang nantinya akan diletakkan dalam cerita. Untuk cerita legenda dan mite, artinya kalian harus mencatat dengan baik semua tuturan dari narasumber terkait kisah yang akan kalian buat. Untuk penulis cerita anak kekinian dan fabel. Kalian harus menyusun permasalahan dan penyelesaiannya dulu sebagai inti alur cerita yang nanti akan dikembangkan.

Ide bisa diambil dari kisah pribadi yang pernah dialami. Atau kisah yang dialami teman atau orang lain yang kita kenal. Selain itu, ide juga bisa diambil dari kisah yang pernah kita lihat atau baca di media cetak atau elektronik.

 

C.      Menentukan tokoh yang akan berperan di dalam cerita

Setelah draft nya selesai, kita bisa melanjutkan dengan menentukan tokoh-tokohnya sesuai dengan cerita yang telah kita susun, melengkapi bilamana pada bagian cerita nya belum lengkap.

 

D.      Menentukan sudut pandang cerita

Selanjutnya adalah menentukan sudut pandang pengisahannya. Meskipun cerita anak cenderung menggunakan kata ganti orang ketiga, namun tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sudut pandang kata ganti orang pertama, tergantung dari kebutuhan pembaca. Bila penulis merasa pembacanya kurang mampu memahami karakter tokoh secara tersirat, maka lebih baik menggunakan kata ganti orang ketiga, karena penggunaan kata ganti pertama mendorong pembaca untuk mampu membaca penokohan melalui perbuatan sang tokoh, ditambah lagi penafsiran ekstra untuk deskripsi  latar karena jangkauan deskripsi latar dan tokoh di antara keduanya berbeda.

E. Membuat kerangka

Selanjutnya kita bisa membuat kerangka alur sebagai breakdown atau turunan dari draft yang sebelumnya kita buat dengan menggunakan pola alur progresif atau kurva dengan 1 puncak masalah.

 

 

 

 

Contoh:

1.       Pengenalan cerita:

Paman kikuk mengajak bibi ndari dan husin ke taman ria. Paman kikuk mengajak keduanya untuk mencoba wahana rumah hantu.

2.       Konflik awal

Bibi ndari menolak karena takut. Tetapi paman kikuk memaksa keduanya dengan membeli tiga tiket untuk masuk ke wahana rumah hantu.

3.       Puncak masalah

Paman kikuk ketakutan saat berada di dalam wahana sampai ia lompat dari kereta dan lari keluar dari wahana.

4.       Konflik mereda

Paman kikuk dibawa ke pos pengamanan dan dinasihati agar tidak mengulangi perbuatannya lompat dari kereta di dalam wahana hal itu sangat berbahaya kata penjaga pos pengamanan.

5.       Penyelesaian

Paman kikuk sadar dan tidak akan bertindak gegabah lagi. Ia juga kapok masuk di wahana rumah hantu lagi.

6.       Koda

Jangan pernah bersikap sombong dan takabur karena hanya akan membuat kita rugi dan malu di depan orang banyak.

 

F.   Mengembangkan cerita

Setelah susunan kerangka telah disusun, maka kita tinggal mengembangkan bagian-bagian kerangka tersebut menjadi lebih luas dan terperinci melalui pengembangan latar dan dialog-dialognya.

 

G.  Penyuntingan dan penyelesaian

Tahap terakhir adalah penyuntingan naskah. Bila dirasa terlalu panjang, bisa dipenggal pada bagian-bagian yang dirasa tidak perlu. Perlu diperhatikan juga ketepatan penggunaan tanda baca dan kepaduan kata dalam kalimat-kalimatnya. Karena bisa saja semua itu memengaruhi intonasi pembaca menjadi tidak sesuai dengan apa yang penulis maksud.